RUPS BNI Setujui Rencana Akuisisi Bank Mayora

Pengambilalihan Bank Mayora sejalan dengan rencana BNI untuk membentuk bank digital melalui strategi anorganik.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Mar 2022, 19:34 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 19:34 WIB
Gedung BNI (Dok: BNI)
Gedung BNI (Dok: BNI)

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menyetujui rencana pengambilalihan PT Bank Mayora Tbk (MYOR).

Hal itu disampaikan oleh Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini usai gelaran Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BNI yang digelar hari ini.

"RUPS tahunan juga menyetujui aksi korporasi perusahaan untuk melakukan pengambilalihan saham PT Bank Mayora Tbk (MYOR)," ungkap Novita dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).

Adapun ringkasan rencana pengambilalihan tersebut telah disampaikan melalui keterbukaan publik pada 22 Januari 2022. Di mana BNI bakal mengakuisisi maksimal 63,92 persen saham Bank Mayora.

Pengambilalihan Bank Mayora sejalan dengan rencana BNI untuk membentuk bank digital melalui strategi anorganik. Yaitu pengambilalihan Bank Mayora yang selanjutnya akan ditransformasi menjadi bank digital.

"Harapannya, semua aktivitas ini berjalan lancar sehingga seluruh persetujuan dan persyaratan terkait dengan rencana pengambilalihan ini dapat kami lakukan dan selesai pada akhir April atau di awal Mei 2022," kata Novita.

Di samping itu, RUPS juga menyetujui untuk mengalihkan secara keseluruhan saham hasil pembelian kembali (buyback) tahun 2021 yang disimpan sebagai saham treasuri ini jumlahnya sebanyak 24.682.600 saham.

Pengalihan saham treasuri ini dalam rangka program kepemilikan saham kepada karyawan maupun kepada manajemen (Management Stock Option Plan/MSOP).

"Buyback dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepemilikan saham BBNI oleh karyawan dan juga manajemen sehingga diharapkan ini dapat meningkatkan nilai perusahaan serta mendorong pencapaian target kinerja. Buyback tersebut merupakan bagian dari kelanjutan program kepemilikan saham karyawan dan manajemen,” ujar Novita.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tebar Dividen Rp 2,7 Triliun

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menyetujui pembagian dividen 25 persen dari laba bersih tahun buku 2021. Adapun tahun lalu, BNI mencatatkan laba bersih Rp 10,89 triliun atau tumbuh 232,2 persen year-on-year (yoy).

"Hasil keputusan RUPS tahunan BNI tahun buku 2021 telah menyetujui pembagian dividen sebesar 25 persen dari laba bersih tahun buku 2021 atau setara Rp 2,72 triliun untuk dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham," ungkap Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar dalam konferensi pers usai RUPST, Selasa, 15 Maret 2022.

Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah yang sebesar 60 persen, BNI akan menyetorkan dividen senilai Rp 1,63 triliun ke kas umum negara.

Sementara itu, kepemilikan 40 persen saham publik nilainya Rp 1,09 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikan masing-masing.

"Nilai dividen tahun buku 2021 kali ini naik 3,3 kali lipat dari dividen tahun lalu sebesar Rp 820 miliar," kata Royke.

Dengan demikian nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan sebesar Rp 146. Naik tiga kali lipat lebih dibanding dengan tahun lalu sebesar Rp 44. Adapun tahun lalu pemerintah mendapat porsi dividen sebesar Rp 492 miliar ke rekening kas umum negara dan ke publik 40 persen sebesar Rp 327 miliar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya