Penjualan Cleo Tembus Rp 1 Triliun pada 2021

PT Sariguna Primatirta Tbk membukukan kenaikan penjualan 13,46 persen menjadi Rp 1,1 triliun dari Rp 972,63 miliar pada 2020.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Mar 2022, 11:55 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2022, 11:55 WIB
Ilustrasi pabrik PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO)  (Dok: Sariguna Primatirta)
Ilustrasi pabrik PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) (Dok: Sariguna Primatirta)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), produsen air minum CLEO mencatatkan kinerja solid sepanjang 2021. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan.

Merujuk laporan keuangan perseroan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI),ditulis Selasa (29/3/2022), PT Sariguna Primatirta Tbk membukukan kenaikan penjualan 13,46 persen menjadi Rp 1,1 triliun dari Rp 972,63 miliar pada 2020.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 642,04 miliar. Sehingga laba bruto perseroan sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp 461,48 miliar. Naik 12,45 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 410,4 miliar.

Beban penjualan tercatat sebesar Rp 128,66 miliar, turun dari Rp 130,88 miliar di 2020. Beban umum dan administrasi dan beban keuangan naik menjadi Rp 71,22 miliar dari Rp 66,5 miliar di tahun sebelumnya. Pada 2021, perseroan juga mencatatkan rugi penjualan dan aset tetap sebesar Rp 22,67 miliar, naik dari Rp 18,36 miliar di 2020.

Pada periode sama, pendapatan sewa tercatat sebesar Rp 4 miliar, turun tipis dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,82 miliar. Selisih kurs juga mengalami penurunan menjadi Rp 422,6 juta dari Rp 1,03 miliar di 2020. Serta dari lain-lain sebesar Rp 701,4 juta, dari sebelumnya minus Rp 6 miliar.

Setelah dikurangi pajak final dan pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan Rp 180,71 miliar. Naik 36,1 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 132,77 miliar.

Laba per saham dasar pada 2021 yakni Rp 15 dari Rp 11 di 2020. Dari sisi aset perseroan di 2021 tercatat sebesar Rp 1,35 triliun, naik dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar Rp 1,31 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 279,8 miliar dan sisanya Rp 1,07 triliun merupakan aset tidak lancar. Liabilitas perseroan hingga akhir 2021 tercatat sebesar Rp 346,6 miliar, turun dari posisi akhir 2020 sebesar Rp 416,19 miliar.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 182,88 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 163,72 miliar. Sementara ekuitas perseroan sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp 1 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 894,75 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham CLEO

Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 29 Maret 2022, saham CLEO stagnan di posisi Rp 436 per saham. Saham CLEO dibuka stagnan Rp 436.

Saham CLEO berada di level tertinggi Rp 442 dan terendah Rp 434 per saham. Total frekuensi perdagangan 583 kali dengan volume perdagangan 40.252 kali. Nilai transaksi Rp 1,8 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya