BNBR Raup Laba Bersih Rp 98,32 Miliar pada 2021

Laba bersih Bakrie and Brother (BNBR) tercatat di atas Rp 98 miliar. Raihan itu berbanding terbalik dari posisi di tahun sebelumnya yang tercatat negatif Rp 930 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Apr 2022, 23:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2022, 23:00 WIB
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menorehkan kinerja keuangan positif sepanjang 2021 setelah periode sama tahun lalu mencatatkan hasil yang kurang menggembirakan. Hal ini ditunjukkan Bakrie and Brothers yang cetak laba bersih, tetapi pendapatan turun.

Dalam laporan keuangan yang diterbitkan, laba bersih perseroan tercatat di atas Rp 98 miliar, tepatnya Rp 98,32 miliar. Raihan itu berbanding terbalik dari posisi di tahun sebelumnya yang tercatat negatif Rp 930 miliar.

Direktur Utama dan CEO PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya N. Bakrie menyatakan, pencapaian ini mengindikasikan BNBR telah berhasil mengatasi efek negatif pandemi Covid-19 yang memukul ekonomi Indonesia dan dunia selama 2 tahun belakangan.  Dia menuturkan, prestasi ini diraih melalui upaya yang tidak mudah.

"Alhamdulillah, kerja keras dan langkah-langkah efisiensi yang kami tempuh berdampak positif. Kami yakin ini akan terus berlanjut, seiring dengan bergulirnya sejumlah proyek strategis yang kini tengah kami kerjakan,” kata Anin dalam keterangan resmi, Jumat (1/4/2022).

Seperti diketahui, saat ini perseroan tengah fokus menggarap sejumlah proyek. Antara lain di bidang elektrifikasi transportasi khususnya bus listrik yang dikembangkan oleh PT VKTR Teknologi Mobilitas.

Selain itu, terdapat proyek energi baru dan terbarukan (EBT) yang dikerjakan oleh PT Helio Synar, serta proyek-proyek infrastruktur energi lain yang juga terus berkembang.

Direktur Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk, Hendrajanto memaparkan, pendapatan bersih perseroan memang mengalami penurunan sebesar 3 persen, tetapi dipulihkan dengan penurunan harga pokok penjualan (HPP) sebesar 11 persen yang berdampak pada naiknya laba kotor Perseroan sebesar 70 persen atau Rp 418 miliar pada 2021.

“Beban usaha pun turun sebesar 25 persen. Sehingga kami berhasil mencatatkan laba usaha sebesar Rp 24,2 miliar dibanding tahun sebelumnya yang mengalami rugi usaha sebesar Rp 279,1 miliar,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengintip Ekspansi BNBR di Kendaraan Listrik

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) kian mantap garap kendaraan umum berbasis listrik.

Direktur Utama dan CEO PT Bakrie and Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan, inisiatif ini muncul lantaran transportasi menjadi salah satu penyumbang karbon terbesar di Indonesia khususnya. Sehingga ada kendaraan ramah lingkungan atau berbasis listrik, dapat mengurangi karbon yang dihasilkan dari transportasi.

"Sebenarnya sangat jelas bagi kita untuk memulai di transportasi umum karena transportasi menyumbang sekitar 26 emisi karbon di negara kita khususnya di Jakarta," kata Anindya, begitu akrab disapa dalam webinar The Future of Mobility in a Net-Zero World, Rabu (16/3/2022).

VKTR (dibaca ‘Vektor’) adalah entitas baru yang bergerak di bidang pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

VKTR merupakan spin-off dari PT Bakrie Autoparts anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun di industri komponen otomotif. Belum lama ini, sebanyak 30 unit bus bertenaga listrik diluncurkan oleh PT Transjakarta pada hari ini.

Bus listrik tersebut dioperasikan oleh PT Mayasari Bakti, dan dihadirkan atas kerja sama antara PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) dengan BYD Auto, Tiongkok.

"VCTR tentu mendukung ambisi pemerintah Indonesia untuk menjadi pemain dalam hal ini (net zero carbon)," ujar dia.

Anindya menilai, semua orang tahu Indonesia memiliki sumber daya nikel yang melimpah dan sumber daya lainnya yang dapat menjadi bahan untuk baterai. Namun, perusahan berpikir untuk juga berkontribusi dalam inisiatif tersebut dan bekerja sama dengan negara lain.

"Karena pada akhirnya, saya kira kita hidup di planet yang sama. Jadi, Anda tahu memastikan bahwa elektrifikasi ini dilakukan dengan cara yang benar, dengan cara ESG," kata Anindya.

Sebelumnya, Anindya juga sempat mengisyaratkan untuk mencatatkan saham VKTR di bursa. Secara umum, keberadaan bus listrik ini diharapkan dapat menambah pendapatan Perseroan. Namun, jika performance-nya secara konsisten bertumbuh, Anin tak menutup kemungkinan untuk mengantar lini bisnis ini melantai di Bursa.

"Mudah-mudahan kalau performance kami baik, dan VKTR akan jadi salah satu andalan kami ke depan untuk unlocking the potential, tapi bukan di 2022,” kata Anindya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya