Antam Bersama LG Energy Solution Kembangkan Proyek Baterai Kendaraan Listrik

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bersama IBC dan dua mitra teken perjanjian inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Apr 2022, 16:55 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2022, 16:55 WIB
Baterai Mobil Listrik
Warna biru itu merupakan baterai di mobil listrik (Foto: Electrek).

Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) mendapatkan investasi sebesar USD 15 miliar atau setara dengan Rp 215 triliun dari kedua mitra untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi.

Berdasarkan keterangan resmi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (19/4/2022), IBC mengumumkan perusahaan telah melakukan penandatanganan framework agreement bersama-sama PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi.

Antam dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution. Perkiraan total nilai investasi dari kedua mitra tersebut mencapai sebesar USD 15 miliar atau setara dengan Rp 215 triliun.

Direktur Utama IBC, Toto Nugroho menyampaikan, dengan adanya Industri Baterai Terintegrasi ini, diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekosistem electric vehicle, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan TKDN, serta meningkatkan penggunaan baterai untuk kebutuhan lainnya.

Sementara itu, Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso menyampaikan apresiasi atas momen bersejarah terhadap hilirisasi mining di MIND.ID dan juga harapannya ke depan.

"ANTAM, IBC dengan CBL maupun LGES dapat melanjutkan kerja sama ke tingkat yang lebih implementatif dan membawa manfaat bagi semuanya,” ujar Hendi.

Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter menyampaikan dukungan dalam penandatanganan framework agreement ini.

"Penandatanganan framework agreement ini merupakan langkah awal untuk mengembangkan ekosistem EV Baterai di Indonesia. ANTAM mendukung inisiasi Pemerintah dalam pengembangan EV Baterai sebagai upaya untuk pengembangan hilirisasi industri battery yang terintegrasi dan meningkatkan nilai tambah komoditas mineral Indonesia ke arah yang lebih strategis,” kata Nico.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Langkah Penting Indonesia

Tak hanya itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik penandatanganan framework agreement ini.

"Ini merupakan langkah penting bagi Indonesia untuk menjadi salah satu pemain industri baterai terbesar di dunia,” ujar Luhut dalam keterangan resminya.

Luhut menyampaikan agar framework agreement ini dapat dipatuhi dan dilaksanakan sesuai tata waktu yang telah ada.

Sedangkan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, mengaku menantikan langkah selanjutnya dari para pihak pascapenandatanganan agar dapat diimplementasikan segera.Kegiatan kerja sama dalam pengembangan proyek ini merupakan salah satu inisiatif paling strategis di lingkungan Kementerian BUMN dalam kegiatan hilirisasi.

"Pengembangan inisiatif ekosistem EV Battery memungkinkan Indonesia untuk masuk ke dalam global supply chain industri baterai yang sangat penting bagi masyarakat di seluruh dunia," tutur Wamen BUMN I, Pahala Nugraha Mansury.

Pahala juga menyampaikan harapan agar konsorsium pemegang saham IBC dapat juga terlibat dalam kegiatan untuk mempercepat realisasi kegiatan investasi pengembangan ekosistem baterai ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan bahwa Kementerian ESDM sangat menghargai dan mendukung kerjasama dalam pengembangan baterai kendaraan listrik antara IBC, ANTAM, CBL dan LGES sebagai salah satu inisiatif untuk memenuhi komitmen Indonesia pada Perjanjian Paris dan COP 26 dalam mengurangi gas rumah kaca berdasarkan National Determined Contribution (NDC) hingga 29 persen pada 2030.

Selain itu, Kementerian ESDM juga menganggap inisiatif ini dapat mempercepat program elektrifikasi kendaraan listrik dengan harga yang lebih kompetitif.

PLN Pasok Listrik di Smelter Feronikel Haltim Antam

Logo PT Aneka Tambang Tbk atau Antam.
Logo PT Aneka Tambang Tbk atau Antam.

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) untuk pasokan listrik smelter feronikel haltim di Maluku Utara pada Senin, 14 Maret 2022.

Direktur Utama Antam, Nico Kanter menuturkan, penandatanganan PJBTL dengan PLN ini menjadi wujud komitmen Antam dalam percepatan penyelesaian pembangunan smelter feronikel haltim di Maluku Utara.

"Antam meyakini sinergi dengan PLN dalam penyediaan listrik di smelter feronikel haltim ini akan dapat berjalan dengan optimal dan efisien guna memenuhi target operasi smelter,” ujar dia dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 18 Maret 2022.

Smelter feronikel haltim berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Hingga Desember 2021, pembangunan smelter feronikel haltim telah mencapai kemajuan konstruksi sebesar 98,18 persen.

Jika pembangunan telah selesai, smelter feronikel haltim akan menambah portfolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan Antam menajdi 40.500 TNi.

Dalam kerja sama ini, Antam dan PLN sepakat untuk kerja sama dalam penyediaan pasokan energi listrik selama 30 tahun ke depan.

PJBTL ini merupakan tindak lanjut dari pokok-pokok kerja sama atau head of agreement (HOA) terkait pengadaan pasokan listrik smelter feronikel haltim yang telah disepakati sebelumnya pada 10 Februari 2022.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya