Ifishdeco Kantongi Penjualan Rp 906,25 Miliar pada 2021, Tumbuh 129 Persen

PT Ifishdeco Tbk (IFSH), emiten bergerak di bidang pertambangan bijih nikel catat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih ratusan persen pada 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Apr 2022, 12:38 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2022, 12:38 WIB
RUPST dan RUPSLB PT Ifishdeco Tbk (IFSH), Kamis (21/4/2022) (Foto: PT Ifishdeco Tbk)
RUPST dan RUPSLB PT Ifishdeco Tbk (IFSH), Kamis (21/4/2022) (Foto: PT Ifishdeco Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Ifishdeco Tbk (IFSH), emiten bergerak di bidang pertambangan bijih nikel mencatat kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan dan laba bersih.

Sepanjang 2021, PT Ifishdeco Tbk membukukan penjualan bersih Rp 906,25 miliar. Penjualan itu naik 129 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 396,57 miliar. Ifishdeco kantongi laba bersih Rp 159,07 miliar pada 2021. Perolehan laba bersih itu naik 577 persen dari periode 2020 sebesar Rp 23,48 miliar.

Perseroan menyatakan, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih merupakan hasil dari konsistensi dalam melakukan sejumlah strategi seperti fokus pada pasar domestik, optimalisasi cadangan nikel, dan revitalisasi dermaga untuk meningkatkan kapasitas pengiriman

Berbagai strategi bisnis IFSH menghasilkan kinerja solid dengan berhasil mencetak rekor tertinggi laba bersih sejak berdiri, bahkan laba pada tahun lalu melampaui pencapaian laba sebelum pandemi yakni Rp 97,72 miliar pada 2019. Mengacu pada kinerja selama lima tahun terakhir, IFSH mampu meraih kinerja di tengah tekanan pandemi Covid-19 dan larangan ekspor bijih nikel.

Dalam lima tahun terakhir, IFSH berhasil membukukan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 24,87 persen. Sebagai perbandingan, pada 2017 IFSH membukukan penjualan bersih Rp 324,71 miliar.

Di tengah tren permintaan tinggi komoditas nikel di pasar domestik dan global, Ifishdeco menargetkan kenaikan volume produksi sehingga bisa mencapai kinerja produksi sebelum pandemi. Peningkatan volume produksi juga akan dilakukan bersamaan dengan strategi efisiensi.

Berbekal kinerja gemilang pada 2021, Ifishdeco bersiap melakukan sederet ekspansi organik dan anorganik untuk meraih pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Belanja Modal 2022

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Ilustrasi IHSG

Pada 2022, IFSH akan memulai transformasi digital yang ditargetkan akan berdampak pada efisiensi yakni penurunan beban operasional sekaligus pengawasan operasional.

Selain mengejar kenaikan volume produksi dan efisiensi, IFSH juga membuka peluang untuk melakukan ekspansi organik lewat akuisisi tambang nikel sebagai sumber pertumbuhan baru di masa depan sekaligus memperbesar cadangan nikel.

IFSH aktif melihat sejumlah potensi akuisisi lewat berbagai opsi, di antaranya melakukan akuisisi greenfield atau akuisisi perusahaan tambang nikel yang sudah beroperasi.      

“Untuk mencapai target pertumbuhan berkelanjutan, perseroan menyiapkan capital expenditure (capex) Rp 12 miliar di tahun ini. Mayoritas capex digunakan untuk pembelian alat berat,” tutur Direktur Keuangan Ifishdeco, ujar Ineke Kartika Dewi, dalam keterangan resmi, Jumat (22/4/2022).

Beragam strategi ekspansi ini diyakini IFSH mampu memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tambang nikel terkemuka di Indonesia.  

Pasar komoditas nikel diperkirakan akan tetap tumbuh positif pada 2022.  Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menyatakan permintaan bijih nikel tahun 2022 dalam negeri diperkirakan melonjak tajam, naik hingga 30 persen dibandingkan 2021. Peningkatan tersebut seiring dengan beroperasinya sejumlah smelter pengolahan nikel pada 2022.

 

Gerak Saham IFSH dan IHSG Sesi Pertama 22 April 2022

Pembukaan-Saham
ilustrasi IHSG

Pada perdagangan sesi pertama, Jumat, 22 April 2022, saham IFSH melemah 2,73 persen ke posisi Rp 1.070 per saham.

Saham IFSH dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.105 per saham. Saham IFSH berada di level tertinggi Rp 1.200 dan terendah Rp 1.055 per saham. Total frekuensi perdagangan 55 kali dengan volume perdagangan 330 saham. Nilai transaksi Rp 37,4 juta.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,97 persen ke posisi 7.205,53. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.291,48 dan terendah 7.201,85.

Sebanyak 349 saham melemah sehingga menekan IHSG. 156 saham menguat dan 173 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 904.071 kali dengan volume perdagangan 15,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,9 triliun.

Investor asing beli saham Rp 819,20 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.373.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXtransportasi naik 1,69 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy melemah 2,18 persen dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic merosot 1,47 persen dan indeks sektor saham IDXhealth merosot 0,99 persen.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
ilustrasi infografis
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya