Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan koreksi pada perdagangan saham Kamis pagi (12/5/2022). IHSG mengikuti bursa saham Asia dan wall street yang tertekan. Sementara itu, investor asing masih melanjutkan aksi jual.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG merosot 14 poin ke posisi 6.802,32. Pada pukul 09.09 waktu JATS, IHSG susut 1,26 persen ke posisi 6.730,53. Indeks LQ45 tergelincir 1,15 persen ke posisi 1.013. Seluruh indeks saham acuan merosot.
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.802,32 dan terendah 6.716,18. Sebanyak 228 saham melemah sehingga menekan IHSG. 146 saham menguat dan 169 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 104.215 kali dengan volume perdagangan 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,3 triliun. Investor asing lepas saham Rp 2,3 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.540.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXenergy naik 0,18 persen. Indeks sektor saham IDXtechno merosot 2,88 persen, dan alami koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance melemah 1,37 persen dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal turun 1,24 persen.
Dalam riset PT NH Korindo Sekuritas, IHSG diprediksi melemah dengan kisran 6.700-6.900 pada Kamis pekan ini.
Sebelumnya, IHSG sempat menyentuh level tinggi 6.900, sebelum akhirnya ditutup melemah tipis 3,5 poin ke level 6.816 pada Rabu, 11 Mei 2022.
"Selain tingkat konsumsi yang mulai meningkat, investor kembali minati saham-saham consumer non-cyclical, yang relatif resilience pada tingkat inflasi tinggi. Kemarin, sektor consumer non-cyclical menguat lebih dari 3 persen, melampaui basic material dan consumer cyclical yang masing-masing naik sekitar 1,3 persen,” demikian mengutip riset PT NH Korindo Sekuritas Indonesia.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih terdepresiasi ke level IDR 14.558/USD, seiring masih tertekannya pasar SBN Indonesia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing pada 12 Mei 2022
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham INPS naik 19,55 persen
-Saham MITI naik 17,83 persen
-Saham IPPE naik 11,76 persen
-Saham MREI naik 11,76 persen
-Saham SULI naik 7,69 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham MPPA melemah 6,92 persen
-Saham ARTO melemah 6,91 persen
-Saham SKBM melemah 6,82 persen
-Saham MTSM melemah 6,82 persen
-Saham ESTA melemah 6,82 persen
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:
-Saham ITMG senilai Rp 20,9 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 16,2 miliar
-Saham BBYB senilai Rp 11,5 miliar
-Saham BBNI senilai Rp 10,1 miliar
Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 71,8 miliar
-Saham MDKA senilai Rp 12,2 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 11,6 miliar
-Saham MYOR senilai Rp 5,3 miliar
-Saham AVIA senilai Rp 5,1 miliar
Advertisement
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia sebagian besar merosot. Indeks Hang Seng turun 0,72 persen, indeks Korea Selatan Kospi susut 0,19 persen, indeks Jepang Nikkei tergelincir 0,86 persen. Selain itu, indeks Singapura susut 0,80 persen dan indeks Taiwan melemah 0,55 persen. Sedangkan indeks Shanghai menguat 0,16 persen.
Sebelumnya, bursa saham Asia yang tertekan pada pembukaan perdagangan Kamis pagi seiring koreksi pada Rabu malam di wall street setelah data menunjukkan indeks harga konsumen di Amerika Serikat (AS) pada April 2022 tetap mendekati level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun.
Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,57 persen karena saham Fast Retailing merosot hampir 4 persen. Indeks Topix turun 1 persen.
Di Korea Selatan, indeks Kospi diperdagangkan lebih rendah 0,86 persen. Saham Australia juga turun karena indeks S&P/ASX 200 turun 0,22 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,44 persen lebih rendah.
Wall Street Tertekan
Indeks harga konsumen AS melonjak 8,3 persen pada April dibandingkan dengan tahun lalu mendekati level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun, data resmi ditunjukkan Rabu. Pembacaan April, yang mewakili sedikit kemudahan dari puncak Maret, juga di atas perkiraan Dow Jones untuk kenaikan 8,1 persen.
Saham di wall street turun setelah rilis data inflasi konsumen AS. Indeks Nasdaq Composite yang padat teknologi tertinggal karena turun 3,18 persen menjadi 11.364,24 sementara S&P 500 yang lebih luas turun 1,65 persen menjadi 3.935,18.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 326,63 poin, atau 1,02 persen, menjadi 31.834,11. Indeks USD berada di 104,015 karena terus bertahan di atas level 103,8 yang jatuh di bawah pada titik-titik tertentu awal pekan ini.
Yen Jepang diperdagangkan pada 129,70 per dolar, lebih kuat dibandingkan dengan level di atas 130,5 yang terlihat terhadap greenback awal pekan ini. Sedangkan, Dolar Australia berada di 0,6925 setelah penurunan baru-baru ini dari level di atas 0,70.
Review IHSG pada 11 Mei 2022
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG melemah tipis ke posisi 6.816 pada Rabu, 11 Mei 2022 setelah diperdagangkan sebagian besar intraday lebih tinggi. Tekanan IHSG seiring aksi jual investor asing mencapai USD 21 juta. Sentimen sedikit pemulihan di pasar Amerika Serikat berdampak ke saham kapitalisasi besar. Indeks LQ45 naik 0,88 persen yang didorong kenaikan saham UNVR sebesar 11 persen dan ICBP 4 persen.
Saham bank menguat tetapi bank BUMN melemah. Saham BBCA naik dua persen. Adapun investor asing masih melakukan aksi jual saham dan institusi lokal menjadi pembeli saham bank terutama di BBCA dan BMRI. Selain itu, investor lokal juga beli saham UNVR, ASII, TLKM dan INDF.
Advertisement