Investor Pasar Modal Tembus 9 Juta, Literasi dan Inklusi Masih Jadi PR

Pasar modal merupakan yang tertinggal untuk mendapatkan tingkat literasi dan inklusi yang baik.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Jun 2022, 19:57 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2022, 12:06 WIB
Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tingkat literasi di pasar modal masih minim, kendati jumlah investor terus meningkat.

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mencatatat jumlah investor pasar modal sentuh 9 juta investor, 4 juta di antaranya merupakan investor saham. Namun, di tengah tren pertumbuhan itu, rupanya literasi pasar modal masih memiliki sejumlah tantangan.

Salah satunya terkait literasi pasar modal. Sehingga Bursa mendukung penuh kegiatan yang dapat membantu menumbuhkan kesadaran investasi hingga pengenalan produk-produk di pasar modal melalui peningkatan literasi dan inklusi mengenai pasar modal.

"Tingkat literasi dan inklusi industri jasa keuangan kita, pasar modal merupakan yang tertinggal untuk mendapatkan tingkat literasi dan inklusi yang baik," kata Hasan dalam Opening Ceremony HOTS Championship Season 8, Senin (30/5/2022).

Untuk itu, BEI mengapresiasi langkah PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia atas gelaran HOTS Championship Season 8. Acara ini diharapkan mendapat sambutan yang baik di pasar. Sehingga dapat memperluas jangkauan edukasi pasar modal.

"Kami harapkan acara HOTD Championship kembali mendapatkan sambutan yang baik dari seluruh client dan juga calon-calon investor dan masyarakat secara luas di Indonesia dan mudah-mudahan acara ini menghasilkan pemahaman dan tingkat edukasi generasi penerus yang semakin baik lagi ke depan,” ujar Hasan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rata-Rata Nilai Transaksi Harian Meningkat

Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Suasana saat peserta mengikuti kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kenaikan rata-rata nilai transaksi harian di Bursa. Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi menyebutkan, RNTH pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 15,8 triliun.

"Nilai transaksi harian year to date di tahun ini sudah mencapai Rp 15,8 triliun atau tumbuh 18,1 persen kalau kita dibandingkan di 2021 lalu. Ini juga merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah," kata Hasan dalam Opening Ceremony HOTS Championship Season 8, Senin (30/5/2022).

Hal serupa juga terjadi pada frekuensi dan volume transaksi yang menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Hasan menjabarkan, pada awal 2022 kondisi pertumbuhan di pasar modal masih cukup stabil. Bahkan ia mencermati tren peningkatan yang terus menunjukkan momentumnya.

"Tahun 2022 ini kita lihat IHSG dan kapitalisasi pasar kita kembali berhasil mencetak rekor tertinggi dalam sejarah. Kalau kita lihat hingga kemarin, IHSG berada pada level kembali melampaui angka 7.000, tepatnya 7.026,3 di tengah dinamika pasar global yang sangat dinamis,” ungkap Hasan.

Pertumbuhan IHSG juga turut terus didorong dan didukung oleh peningkatan likuiditas dan turnover harian di pasar.

Dia menuturkan, hal itu menjadi cerminan keyakinan investasi dari para pelaku pasar. Bursa meyakini kinerja pasar modal saat ini tak lepas dari kerja sama seluruh stakeholder dalam membangun pasar modal tanah air dari hari ke hari.

 

 

BEI Kantongi 35 Perusahaan di Pipeline IPO

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan yang antre di pipeline penawaran saham perdana (initial public offering/IPO). Adapun hingga 20 April 2022, sudah ada 17 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.

"Hingga saat ini, terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Jumat, 22 April 2022.

Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat enam perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Kemudian 13 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Serta 16 perusahaan lainnya dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.

Rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

• 2 Perusahaan dari sektor Industrials

• 3 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

• 6 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals

• 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor Technology

• 2 Perusahaan dari sektor Healthcare

• 3 Perusahaan dari sektor Energy

• 4 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

• 5 Perusahaan dari sektor Infrastructures

Selanjutnya

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa optimistis IPO tahun ini masih akan tumbuh dengan kondusif. Keyakinan itu merujuk pada sejumlah indikator pasar modal, seperti minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana masih relatif tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terus menunjukkan pertumbuhan dan per 20 April 2022 telah menyentuh angka 7.227,36. Indikator lainnya yang mendukung adalah tren investor di pasar modal Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

"Stabilitas ekonomi Indonesia relatif stabil di tahun ini. Selain itu, kondisi pasar modal yang kondusif serta didukung oleh supervisi dari OJK dan kepercayaan stakeholder pasar modal tetap terjaga. Kami yakin bahwa semua hal positif itu turut memberikan optimisme tahun ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya,” pungkas Nyoman. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya