Kebijakan Ekspor CPO Tak Berdampak bagi Austindo Nusantara Jaya

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menyatakan telah siapkan 75 persen untuk penjualan pasar lokal.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Jun 2022, 21:31 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2022, 21:31 WIB
Ilustrasi truk angkut sawit (Dok: PT Austindo Nusantara Jaya Tbk)
Ilustrasi truk angkut sawit (Dok: PT Austindo Nusantara Jaya Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mengaku tak terdampak signifikan atas kebijakan ekspor CPO. Kendati kebijakan tersebut kerap berubah, perseroan mengaku telah menempuh upaya untuk menekan dampak dari ketidakpastian aturan tersbeut.

Seperti diketahui, pemberlakuan pembatasan ekspor oleh pemerintah dimaksudkan untuk memenuhi permintaan CPO domestik. Menariknya, pada saat bersamaan terjadi kenaikan harga komoditas termasuk CPO. Perseroan tak berniat melewatkan momentum itu, tetapi juga berkomitmen untuk memasok pasar domestik.

"Untuk penjualan local market kita sudah siapkan, kira-kira 75 persen dari produksi kita sudah kita long term agreement-kan. Kita sudah mempunyai kontrak satu tahun dengan pembeli-pembeli kita. Jadi untuk yang kontrak itu kita belum belum melihat ada kesulitan untuk pengambilan," kata Direktur PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Nopri Pitoy dalam paparan publik perseroan, ditulis Kamis (9/6/2022).

Di samping itu, perseroan cukup beruntung karena memiliki kapasitas tangki yang besar dengan ketahanan 2–3 bulan. Kondisi ini menguntungkan di tengah kesulitan untuk ekspor.

"Jadi kita bisa stok 2-3 bulan dari produksi kita. Jadi untuk sementara ini belum terlalu berdampak kepada kinerja kita,” imbuhnya.

Austindo Nusantara Jaya belum akan mengurangi pembelian tandan buah segar (TBS) dari pihak ketiga. Namun, untuk memastikan batas harga TBS, perseroan bermaksud melakukan kesepakatan dengan pihak-pihak terkait untuk memperoleh harga wajar TBS.

“TBS ini di sebagian provinsi ditetapkan oleh Dinas Perkebunan. Sehingga harga pembeliannya itu dibuat sangat tinggi. Sedangkan itu tidak mencerminkan harga CPO yang bisa dijual di dalam negeri. Untuk itu akan memang kita bermaksud membuat kesepakatan antara manajemen bersama-sama dengan pemerintah daerah dan dengan petani-petani kita,” kata Nopri.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tunggu Regulasi

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk
Truk pengangkut TBS PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (Dok: PT Austindo Nusantara Jaya Tbk)

Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) Lucas Kurniawan mengatakan, perseroan tetap akan menunggu regulasi yang pasti mengenai tata niaga kelapa sawit.

Perseroan berkomitmen membantu meningkatkan pasokan ke dalam pasar domestik. Namun, pada saat bersamaan juga melihat dari sisi profitabilitas supaya tetap bisa mencetak profit yang diharapkan oleh pemegang saham.

"Ke depannya apabila tata niaga ekspor ini tidak segera dinormalkan, akan berdampak kepada kemampuan para refinery ini membeli CPO dari perusahaan-perusahaan termasuk dari ANJ. Sehingga kami belum ada menerapkan kebijakan mengurangi pembelian TBS dari pihak ketiga,” kata Lucas.

"Kami terus memantau, apabila refinery melakukan penghentian pembelian karena mereka tidak mampu melakukan ekspor, maka kita juga akan terdampak. Artinya kita juga akan mengurangi pembelian TBS dari pihak ketiga," ia menambahkan.

Siap Tebar Dividen

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, pemegang saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menyetujui pembagian dividen tunai Rp 43 per lembar saham. Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang digelar Rabu, 8 Juni 2022.

"Hasil RUPS siang ini memutuskan untuk membagikan dividen sejumlah Rp 43 per lembar saham. secara total setara 25 persen dari laba bersih tahun 2021," ungkap Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) Lucas Kurniawan dalam paparan publik usai RUPS, Rabu (8/6/2022).

Lucas menjabarkan, besaran dividen yang dibagikan merujuk pada kondisi keuangan perseroan yang masih membutuhkan modal. Kendati harga CPO dalam tren naik, tetapi masih dibayangi ketidakpastian. Sehingga sisa dari laba bersih tahun buku 2021, akan dialokasikan untuk memperkuat kas perseroan.

"Untuk memperkokoh posisi keuangan perusahaan, kami memutuskan 25 persen dari laba kami bagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Sisanya kami gunakan untuk memperkokoh kondisi keuangan kami. Di antaranya melakukan pelunasan utang kepada bank, dan juga digunakan untuk pendanaan capex,” kata Lucas.

Adapun untuk tahun ini perseroan menyiapkan belanja modal yang tak jauh berbeda dari 2020 dan 2021 yakni di kisaran USD 43-45 juta. Dari angka tersebut, utamanya sekitar 26 persen akan dialokasikan untuk peremajaan kembali perkebunan sawit.

 

Kinerja Kuartal I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) membukukan pertumbuhan kinerja keuangan ditunjukkan dari pendapatan dan laba bersih 2022. Perseroan menyatakan, hal tersebut didukung kenaikan harga jual rata-rata crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK).

Mengutip laporan keuangan dalam buletin perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (10/5/2022), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk membukukan pendapatan USD 75,54 juta atau setara Rp 1,08 triliun (kurs rata-rata Rp 14.344 per dolar AS) pada kuartal I 2022.

Pendapatan itu tumbuh 28,8 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 58,65 juta atau setara Rp 831,98 miliar (kurs rata-rata Rp 14.184 per dolar AS pada kuartal I 2021).

Kenaikan pendapatan dipicu naiknya harga jual rata-rata CPO dan PK. Penjualan CPO dan PK berkontribusi 99 persen terhadap total perseroan perseroan atau USD 74,8 juta dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 58,2 juta atau 99,2 persen dari jumlah pendapatan perseroan.

Segmen sagu perseroan berkontribusi sebesar USD 378,8 ribu dari total pendapatan pada kuartal I 2022 naik dari USD 212,3 ribu pada kuartal I 2021 disebabkan oleh peningkatan volume penjualan.

Segmen energi terbarukan berkontribusi sebesar USD 150,6 ribu pada kuartal I 2022, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan USD 151,2 ribu pada Q1 2021.

Hal ini disebabkan oleh lebih rendahnya produksi listrik pada pembangkit listrik biogas jika dibandingkan kuartal I 2021. Sementara itu, pendapatan penjualan edamame sebesar USD 203,2 ribu, naik sebesar 174,9 persen dari USD 73,9 ribu pada kuartal I 2021, terutama disebabkan oleh lebih tinggi nya volume dan harga penjualan edamame segar dan beku.

Perseroan mulai operasi komersial produk edamame beku pada kuartal III 2021.Beban pokok pendapatan naik 30,8 persen menjadi USD 56,01 juta atau Rp 803,41 miliar pada kuartal I 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 42,82 juta atau Rp 607,46 miliar.

Perseroan pun memperoleh laba bruto USD 19,53 juta atau setara Rp 280,22 miliar selama tiga bulan pertama 2022.

Realisasi laba bruto itu tumbuh 23,4 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 15,82 juta atau Rp 224,51 miliar. Beban usaha bersih susut 69,4 persen dari USD 9,36 juta atau setara Rp 132,81 miliar pada kuartal I 2021 menjadi USD 2,86 juta atau setara Rp 41,03 miliar.

Melihat kondisi tersebut, laba usaha perseroan naik 157,9 persen menjadi USD 16,67 juta atau setara Rp 239,19 miliar pada kuartal I 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 6,46 juta atau Rp 91,70 miliar.

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk membukukan laba periode berjalan melonjak 261,9 persen menjadi USD 11,16 juta atau setara Rp 160,10 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,08 juta atau Rp 43,74 miliar.

Perseroan menyatakan, kenaikan laba bersih tersebut didorong kenaikan harga jual rata-rata CPO dan PK pada kuartal I 2022. Faktor ini menyebabkan EBITA naik dari USD 12,9 juta pada kuartal I 2021 menjadi USD 23,7 juta pada kuartal I 2022.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya