IPO, Arkora Hydro Tawarkan 20 Persen Saham ke Publik

PT Arkora Hydro Tbk menawarkan kisaran harga IPO antara Rp 286-Rp310 per saham

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jun 2022, 11:55 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 11:55 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Arkora Hydro Tbk, perusahaan bergerak di usaha pembangkitan tenaga listrik melalui sumber energi baru dan terbarukan menawarkan saham perdana sebanyak-banyaknya 579,90 juta saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, Senin (20/6/2022), jumlah saham yang ditawarkan Arkora Hydro tersebut setara 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) yang merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Harga penawaran berkisar antara Rp 286-Rp310 per saham. Dengan demikian, total dana yang diraup dari IPO antara Rp 165,85 miliar-Rp 179,76 miliar.

Selain itu, perseroan juga telah menyetujui rencana program employee stock allocation (ESA) maksimal 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum atau sebanyak-banyaknya 57,99 juta saham.

Apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan itu, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 77,32 juta saham dengan nilai nominal Rp 25. Jumlah saham tersebut 2,59 persen dari modal ditempatkan dan disetor penih setelah IPO.

Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar 63 persen untuk penambahan penyertaan modal pada perusahaan anak. Anak perusahaan akan memakai dana IPO itu antara lain 54 persen sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Hydro Sulawesi, 29 persen sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Energi Baru, dan 17 persen sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Tenaga Matahari.

Sisanya akan digunakan untuk melunasi sebagian pinjaman berelasi kepada ACEI Singapore Holding Private Ltd.

Untuk melakukan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Lotus Andalan Sekuritas (terafiliasi) dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Perseroan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Adapun pemegang saham perseroan setelah IPO dan pelaksanaan ESA antara lain PT Arkora Bakti Indonesia sebesar 48 persen, ACE Singapore Holdings Private Ltd sebesar 32 persen, masyarakat 18 persen dan program ESA dua persen.

Sebelumnya, pemegang saham perseroan yaitu PT Arkora Bakti Indonesia sebesar 60 persen dan ACEI Singapore Holdings Private Ltd sebesar 40 persen.

Hingga 31 Desember 2021, berdasarkan laporan keuangan (tidak diaudit), perseroan mencatat pendapatan Rp 198,33 miliar.Pendapatan naik 280,8 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 52,09 miliar. Perseroan mencatat laba bersih periode berjalan Rp 49,51 miliar pada 2021. Kondisi ini berbalik dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 22,96 miliar.

Perseroan mencatat total ekuitas Rp 170,30 miliar pada 2021 jika dibandingkan 2020 sebesar Rp 120,71 miliar. Sementara itu, liabilitas perseroan naik menjadi Rp 518,71 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 439,87 miliar. Perseroan mencatat aset Rp 689,02 miliar pada 2021 dari 2020 sebesar Rp 560,58 miliar.

Adapun perseroan akan membayar dividen maksimal 30 persen setelah IPO. Pembagian dividen itu mulai 2023 berdasarkan dari laba bersih 2022 dan apabila perseroan telah memiliki saldo laba positif.

Jadwal IPO Sementara

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jadwal sementara IPO:

-Masa penawaran awal pada 20-28 Juni 2022

-Perkiraan tanggal efektif pada 30 Juni 2022

-Perkiraan masa penawaran umum pada 4-6 Juli 2022

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 6 Juli 2022

-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 7 Juli 2022

-Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2022

BEI Kantongi IPO 43 Perusahaan

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 43 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga 6 Juni 2022. Total dana yang akan dihimpun dari 43 perusahaan itu Rp 14,1 triliun.

“Sampai dengan 6 Juni 2022, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp 14,1 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan, Senin, 6 Juni 2022.

Adapun rincian sektor perusahaan yang proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) antara lain:

-Tiga perusahaan dari sektor basic materials

-Tiga perusahaan dari sektor industrials

-Empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

-Sembilan perusahaan dari sektor konsumer non siklikal

-Delapan perusahaan dari sektor konsumer siklikal

-Dua perusahaan dari sektor teknologi

-Dua perusahaan dari sektor healthcare

-Tiga perusahaan dari sektor energi

-Empat perusahaan dari sektor properti dan real estate

-Lima dari sektor infrastruktur

Selain itu, BEI mencatat pipeline rights issue terdapat 33 perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi itu hingga 3 Juni 2022. Perkiraan dana yang akan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 25,2 triliun.

Kemudian pada pipeline pencatatan efek bersifat utang dan sukuk terdapat 36 emisi yang akan diterbitkan oleh 30 perusahaan dengan perkiraan total dana yang akan dihimpun Rp 44,9 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya