BEI Catat 17 Reksa Dana Berbasis ESG dengan Dana Kelolaan Rp 2,3 Triliun

Bursa Efek Indonesia (BEI) juga turut berperan aktif dalam mendorong terciptanya ekosistem keuangan berkelanjutan .

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Jun 2022, 14:27 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2022, 14:27 WIB
Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi saat konferensi pers 30 Tahun PT BNP Paribas AM, Selasa (28/6/2022). (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi saat konferensi pers 30 Tahun PT BNP Paribas AM, Selasa (28/6/2022). (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencermati tingginya minat investasi berbasis  environmental, social and governance (ESG) di dalam negeri.

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, investor saat ini tidak hanya mempertimbangkan imbal hasil dari sisi finansial, melainkan dampak lingkungan dari keputusan investasi yang diambil. Sejalan dengan itu, Hasan mencatat total asset under management (AUM) atau dana global yang terdaftar dalam Principles for Responsible (PRI) telah mencapai lebih dari USD 121,3 triliun pada 2021. Meningkat 1,96 kali lipat jika dibanding posisi pada 2016.

"Tren ini juga kita konfirmasi terjadi oleh manajer investasi di Indonesia. Hingga Mei 2022, telah terdapat 17 produk reksa dana dan ETF pasif atas indeks-indeks saham yang bertema ESG dengan nilai dana kelolaan mencapai Rp 2,3 triliun. Jumlah dan nilai kelolaan  produk ini meningkat drastis dibandingkan tahun 2016 yaitu sebesar 50 kali lipat dari yang tadinya hanya satu produk senilai Rp 42 miliar,” ungkap Hasan dalam konferensi pers 30 Tahun PT BNP Paribas AM, Selasa (28/6/2022).

Sebagai salah satu SRO di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga turut berperan aktif dalam mendorong terciptanya ekosistem keuangan berkelanjutan dengan menciptakan kesadaran bagi seluruh pemangku kepentingan mengenai pentingnya aspek ESG.

Beberapa hal yang dilakukan bursa, di antaranya adalah, BEI ikut menjadi bagian dari sistem Sustainable Stock Exchanges atau SSI dan menjadi Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) suporter.

Selain itu, BEI juga melakukan serangkaian capacity building dan webinar yang dilakukan dengan bekerjasama dengan instansi yang merupakan ahli di bidang ini. Lalu, melakukan serangkaian diskusi dan FGD dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong pengembangan produk-produk hijau.

"BEI juga terus melakukan pengembangan indeks baru yang berbasis ESG bekerja sama dengan Sustainalytics dan juga Yayasan Kehati dalam upaya mengakomodasi variasi strategi investasi yang ada saat ini,” beber Hasan.

Saat ini BEI memiliki empat indeks yang berbasis ESG, antara lain; IDX ESG Leaders, Sri Kehati Indeks, ESG Sector Leader IDX Kehati, dan ESG Quality 45 IDX Kehati.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dana Kelolaan Reksa Dana Berbasis ESG dari BNP AM

Konferensi pers PT BNP Paribas Asset Management, Selasa (27/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Konferensi pers PT BNP Paribas Asset Management, Selasa (27/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, BNP Paribas Asset Management mencatatkan total dana kelolaan Rp 32,95 triliun hingga 22 Mei 2022.  Dari total itu, dana kelolaan reksa dana tema environmental, social and governance (ESG) tercatat Rp 5,5 triliun.

"Di 2022 ini, kami sudah mencapai dana kelolaan untuk reksa dana bertemakan ESG Rp 5,5 trilin. Ini sudah naik empat kali lipat dalam tiga tahun terakhir,” kata Presiden Direktur BNP Paribas Asset Management, Priyo Santoso dalam konferensi pers, Selasa, 28 Juni 2022.

Perusahaan juga memiliki jalur distribusi yang luas dengan 27 mitra APERD baik bank maupun non bank.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur & Head Marketing sekaligus Product Developer BNP Paribas Asset Management, Maya Kamdani menerangkan, pertumbuhan sustainable investment atau investasi berkelanjutan di dunia mengalami kemajuan signifikan. Dana kelolaan untuk investasi berkelanjutan di dunia mencapai USD 2,78 triliun hingga kuartal I 2022.

Asia menempati posisi ketiga dengan dana kelolaan untuk investasi berkelanjutan mencapai USD 71 miliar, naik 31 persen yoy. Di bawah Eropa sebesar USD 2,28 triliun dan AS USD 343 miliar, di mana masing-masing naik 82 persen yoy dan 12 persen yoy.

Khusus di Asia (ex Japan), kesadaran pentingnya investasi berkelanjutan tercermin dari jumah penandatanganan PRI (Principles for Responsible Investment) yang terus bertambah secara signifikan, mencapai 350 hingga Mei 2022.

"Jumlah penandatanganan PRI yang sebelumnya 30 di 2012 meningkat menjadi 294 di tahun ini, dan per Mei sudah mencapai 350,” ujar dia.

Produk Investasi

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hampir 8 persen investor di wilayah Asia Pasifik memandang investasi ESG dari sebelumnya cukup penting, kini menjadi sangat penting sejak pandemi Covid-19. Di saat bersamaan, dari sisi supply, jumlah produk investasi berbasis ESG juga terus mengalami pertambahan.

“Momentum yang kuat, ditandai banyaknya peluncuran produk sustainable di Asia ex-Japan. Ada 43 reksa dana di 2020, dari hanya 27 di 2019,” kata dia.

Saat ini, BNP Paribas AM memiliki tiga reksa dana yang mengaplikasikan filter ESG, baik offshore maupun onshore. Yakni. BNP Paribas Cakra Syariah USD, yang merupakan reksa dana saham syariah pertama di Indonesia yang mengaplikasikan filter ESG sejak 2016.

Lalu ada BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD, yaitu reksa dana syariah ESG yang fokus berinvestasi ke pasar saham China. Serta BNP Paribas SRI Kehati, merupakan kerja sama dengan yayasan Sri Kehati.

Luncurkan Reksa Dana Indeks Sri-Kehati

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggandeng PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) untuk meluncurkan reksa dana indeks BNP Paribas Sri-Kehati.

Reksa dana tersebut kini tersedia di cabang  BCA dan juga aplikasi WELMA BCA. Peluncuran ini merupakan bagian dari upaya BCA untuk memfasilitasi nasabah yang gemar investasi sekaligus turut dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan sosial di Indonesia.

Menunjang keberlangsungan keanekaragaman hayati merupakan nilai tambah yang diberikan oleh Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri-Kehati (BNP Paribas Sri-Kehati) yang telah hadir sejak 29 November 2018. Instrumen investasi ini sendiri terdiri dari 25 saham perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan yang ditetapkan oleh Yayasan KEHATI.

Data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Agustus 2021 tercatat ada lebih dari 5,4 juta investor produk reksa dana, yang merupakan peningkatan sebesar 71,57 persen dibandingkan akhir tahun 2020.

Respons positif dan ramainya ajakan untuk investasi di kalangan masyarakat saat ini diharapkan menjadi angin segar bagi perbaikan ekonomi di Indonesia.

Dalam pengamatannya, BCA juga mencermati Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini tidak menyurutkan minat investasi bagi sejumlah investor, hal ini terefleksi pada kinerja wealth management BCA hingga April 2021 yang tumbuh positif.

Senior Executive Vice President Divisi Wealth Management BCA, Christine Setyabudhi menuturkan, perluasan kerja sama dengan PT BNP Paribas AM ini diharapkan meningkatkan minat investasi di kalangan masyarakat

"BCA ingin mengajak masyarakat untuk turut mempersiapkan masa depan dengan investasi. Kami juga mengapresiasi masyarakat yang sudah memahami akan pentingnya investasi, terlebih bagi kalangan millennials yang saat ini kian bersemangat dalam menyuarakan pentingnya berinvestasi,” ujar Christine.

Reksa Dana Indeks Makin Populer

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ia menambahkan, kehadiran Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri -Kehati di BCA menjadi salah satu pilihan yang tepat bagi investor yang kian sadar akan pentingnya kelestarian hayati.

"Mari bersama-sama kita mendukung pemerintah dalam mewujudkan iklim investasi yang positif di Tanah Air,” kata dia.

Presiden Direktur PT BNP Paribas, Priyo Santoso menambahkan, reksa dana Indeks semakin populer di kalangan investor pemula yang baru masuk ke pasar saham karena memungkinkan mereka mengakses lebih banyak saham, dan dapat memantau level indeks dan konstituennya kapan saja.

Indeks Sri-Kehati juga menjadi referensi pertama bagi prinsip investasi yang menitikberatkan pada isu lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (Environmental, Social and Good governance – ESG) di pasar modal Indonesia.

"Sesuai dengan tema SRI yang diusung, BNP Paribas Sri-Kehati selaras dengan prinsip investasi berkelanjutan kami secara global, serta menawarkan investor ritel untuk berkontribusi pada program pemberdayaan lingkungan dan sosial selain mendapatkan imbal hasil melalui potensi hasil investasinya,” ujar dia.

Christine pun menyambut kehadiran produk Reksa Dana Indeks di BCA dengan menyiapkan program menarik.

"Kami mengapresiasi minat masyarakat dan nasabah yang tinggi terhadap investasi Reksa Dana Indeks," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya