Liputan6.com, Jakarta - PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) membukukan kinerja keuangan positif pada semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari sisi pendapatan, laba bersih, maupun earning before interest tax, depreciation, and amortization (EBITDA). Pencapaian ini didorong oleh tren kenaikan harga crude palm oil (CPO).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (29/7/2022), Teladan Prima Agro melaporkan realisasi pendapatan sepanjang semester I 2022 sebesar Rp 1,77 triliun, tumbuh 32,7 persen dari semester I 2021 Rp 1,33 triliun.
Baca Juga
Hal tersebut karena lebih tingginya harga jual rata-rata CPO yang mencapai Rp 13.953 per kilogram (Kg) dan harga jual inti sawit atau palm kernel (PK) sebesar Rp 10.186 per Kg.
Advertisement
Pendapatan Perseroan dalam enam bulan pertama pada 2022 tersebut berasal dari dua produk. Pertama, penjualan CPO sebesar Rp 1,57 triliun, sejalan dengan tingginya harga jual rata-rata CPO pada semester I 2022 yakni hingga 46,1 persen secara tahunan.
Kedua, penjualan PK sebesar Rp 195,05 miliar, didukung oleh volume penjualan PK yang meningkat 481 ton serta kenaikan harga jual sebesar 69 persen secara tahunan.
Sementara itu, realisasi laba bersih TLDN pada semester I 2022 sebesar Rp 507,13 miliar, tumbuh 222,9 persen dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya Rp 157,04 miliar. Kemudian, realisasi EBITDA pada semester I 2022 mencapai Rp 810,24 miliar, tumbuh 71 persen dari pencapaian semester I 2021 sebesar Rp 473,91 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Operasional
Selain itu, Perseroan juga mencatat outlook prospek bisnis yang positif. Hal ini tercermin dari tingkat pengembalian aset atau return of asset (RoA) pada semester I/2022 yang mencapai 17,9 persen, lebih tinggi dari periode sama tahun sebelumnya yakni 7,8 persen.
Sejalan, tingkat pengembalian ekuitas atau return of equity (RoE) juga terus meningkat, yaitu sebesar 44,3 persen pada semester I/2022, tumbuh dibandingkan semester I 2021 sebesar 38,1 persen.
Dari sisi kinerja operasional, Perseroan memproduksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 514.690 ton sepanjang semester I 2022, dengan produksi TBS inti pada kuartal kedua mencapai 260.945 ton, tumbuh 36,9 persen dibandingkan 190.654 ton pada kuartal pertama.
Kemudian, produksi TBS plasma pada kuartal kedua sebesar 34.301 ton, tumbuh 19,1 persen dibandingkan 28.790 ton pada kuartal pertama.
Direktur Utama PT Teladan Prima Agro Tbk, Wishnu Wardhana menjelaskan peningkatan produksi tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya perbaikan yang dilakukan seperti percepatan perbaikan infrastruktur dan optimalisasi kegiatan panen.
"Untuk mewujudkannya, perseroan menerapkan inisiasi penerapan Internet of Things (IoT) sebagai inovasi dalam pengelolaan operasional yang terletak di Kalimantan Timur melalui Teladan Productivity Technology Science (TPTS). Perseroan menggunakan TPTS untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan mengusung teknologi remote sensing, data analytical produksi, dan biaya yang terintegrasi secara komprehensif,” kata Wishu, Jumat, 29 Juli 2022.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Perseroan Optimistis Raih Target Kinerja 2022
Dia menegaskan, dengan pertumbuhan produksi pada kuartal kedua tersebut, serta tingginya harga jual rata-rata CPO pada semester pertama, Perseroan dapat membukukan EBITDA dengan pertumbuhan positif dibandingkan semester yang sama di tahun sebelumnya.
"Perseroan optimistis, hingga akhir tahun 2022, kinerja keuangan perusahaan akan tumbuh positif dibandingkan akhir tahun 2021. Sebab, pencapaian pendapatan dalam enam bulan pertama di tahun ini sudah setara dengan 60,24 persen dari total pendapatan keseluruhan tahun 2021. Bahkan, untuk laba bersih semester I 2022 telah mencapai 95,47 persen dari realisasi laba bersih sepanjang tahun 2021,” kata Wishnu.
Sementara itu, outlook positif tersebut didukung oleh tren kenaikan harga CPO global yang telah berlangsung selama semester I 2022.
Adapun posisi harga CPO di Malaysia Derivatives Exchange pada akhir semester I 2022 yakni 30 Juni 2022 sebesar MYR 4.910 per ton, tumbuh 21,38 persen dari posisi harga 31 Desember 2021 sebesar MYR 4.045 per ton.
Catatkan Saham di BEI
Sebelumnya, PT Teladan Prima Agro Tbk mencatatkan saham perdana pada perdagangan Selasa, 12 April 2022 di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Teladan Prima Agro Tbk mencatatkan saham dengan kode saham TLDN sebagai perusahaan tercatat ke-16 pada 2022. Jumlah saham yang akan dicatatkan 12.946.530.200 saham yang terdiri dari saham pendiri 12.428.669.000 saham dan penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 517.861.200 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Harga penawaran saham PT Teladan Prima Agro Tbk Rp 580 per saham. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana Rp 300,35 miliar dari IPO.
Dana IPO antara lain akan digunakan sekitar 71 persen untuk belanja modal perseroan yaitu akuisisi perusahaan yang bergerak di usaha kelapa sawit. Demikian mengutip dari laman BEI, Selasa pekan ini.
Selain itu, sekitar 29 persen akan digunakan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak. Rinciannya sekitar 15 persen untuk penyetoran modal kepada PT Telen Prima Sawit yang akan dipakai untuk belanja modal pembangunan fasilitas pabrik pengolahan inti sawit. Sisanya sekitar 14 persen untuk penyetoran modal kepada PT Daya Lestari yang dipakai untuk belanja modal untuk pembangunan biogas power di Kutai Timur.
Perseroan juga menggelar program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan atau management and employee stock option plan (MESOP) dengan jumlah maksimal 1 persen atau setara 130.773.000 saham.
Yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT BNI Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas. Penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek pun menjamin dengan kesanggupan penuh terhadap IPO Perseroan.
Adapun pemegang saham Teladan Prima Agro setelah IPO, MESOP antara lain PT Teladan Resources sebesar 62,75 persen, Ahmad Gunung sebesar 16,06 persen, Wishnu Wardana sebesar 16,06 persen, Wiwoho Basuki Tjokronegoro sebesar 0,17 persen. Selain itu, masyarakat sebesar 3,96 persen dan MESOP 1 persen.
Advertisement