Tarif Ojol Naik, Blue Bird Optimistis Permintaan Taksi Meningkat

Dengan perbedaan tarif yang tipis tersebut memberikan dampak positif bagi perseroan karena ada peningkatan ketertarikan masyarakat untuk memesan taksi Blue Bird.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 09 Agu 2022, 23:08 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2022, 23:08 WIB
Blue Bird Siap Operasikan Taksi Listrik Pertama di Indonesia
Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Perusahaan taksi Blue Bird meluncurkan taksi bertenaga listrik pertama di Indonesia. Rencananya, sebanyak 30 unit taksi listrik Blue Bird akan beroperasi mulai Mei 2019. (Liputan6.com/Angga Yu

Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) menanggapi aturan baru yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait tarif ojek online (ojol) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono mengatakan, pasar taksi dengan ojol merupakan hal yang berbeda. Namun, kenaikan tarif ojol pun berdampak terhadap perubahan permintaan taksi.

“Marketnya kalau bisa dibilang terpisah ya, karena yang naik kendaraan ojol sama yang naik roda empat itu berbeda, tapi kalau dilihat semakin tingginya tarif ojol sebenarnya gap antara kendaraan roda dua dan roda empat menjadi lebih tipis," katanya kepada awak media, Selasa (9/8/2022).

Dengan perbedaan tarif yang tipis tersebut memberikan dampak positif bagi perseroan karena ada peningkatan ketertarikan masyarakat untuk memesan taksi Blue Bird.

“Dengan tipisnya jarak antara harga ojol dengan roda empat pasti memberikan dampak positif karena selisihnya makin sedikit antara naik roda dua mendingan roda empat, apalagi kalau dalam kondisi hujan kan kasian ojolnya,” kata Sigit.

Sementara itu, Blue Bird belum berencana menaikan tarif argo taksi, karena dalam waktu dekat ini belum ada sinyal harga BBM subsidi Pertalite akan naik.

“Kami melihat karena transportasi umum ini masuk dalam BBM yang memang bisa disubsidi oleh pemerintah, menggunakan Pertalite, jadi kita akan tetap ikuti dulu,” ujar dia.

Kemudian, penentuan argo taksi Blue Bird disesuaikan melalui Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 118 tahun 2018 yang mengatur tarif batas bawah Rp 3.500 per km dan tarif batas atas Rp 6.500 per km bagi taksi.

“Kita sendiri sebenarnya diberikan fleksibilitas karena memang kita ditentukan adanya tarif atas dan tarif bawah dan kita masih punya range tersebut,” ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) catatkan kinerja keuangan positif pada semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuha pendapatan dan mencetak laba bersih selama enam bulan pertama 2022.

PT Blue Bird Tbk membukukan laba periode berjalan Rp 147,97 miliar pada semester I 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 30,06 miliar. Hal itu juga didukung pendapatan naik 48,05 persen menjadi Rp 1,54 triliun pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,04 triliun.

Kemudian, sepanjang semester I 2022, margin laba kotor Perseroan naik hingga 20 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Melalui kinerja positif ini, Blue Bird kembali menunjukkan akuntabilitasnya dalam melakukan turn around dari kerugian pada periode yang sama tahun lalu di tengah pandemi COVID-19.

Beban langsung naik menjadi 32,3 persen menjadi Rp 1,10 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 836,90 miliar. Dengan demikian laba bruto bertambah 110,95 persen menjadi Rp 440,18 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 208,65 miliar.

Beban usaha naik tipis 9,1 persen menjadi Rp 286,40 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 262,38 miliar. Perseroan mencatat laba usaha Rp 153,77 miliar hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 53,72 miliar.

Melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 58 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 11.

Perseroan mencatat total ekuitas Rp 5,14 triliun dan total liabilitas Rp 1,57 triliun pada semester I 2022. Total aset tercatat Rp 6,71 triliun pada 30 Juni 2022. Perseroan catat kas dan setara kas Rp 1,04 triliun hingga 30 Juni 2022.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kinerja Ebitda

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Laba operasional Perseroan pada semester I 2022 meningkat tajam hingga 386 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian tersebut diraih seiring dengan upaya Perseroan mempertahankan posisi kas yang sehat dan neraca yang kuat. 

Hal ini telah menjadi etalase untuk menunjukkan kekuatan dan ketangguhan Perseroan dalam menghadapi situasi pandemi ini. Hal yang sama terlihat pada EBITDA Perseroan (pendapatan sebelum bunga, pajak, Depresiasi, dan amortisasi) yang mengalami kenaikan 102 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya menjadi Rp 383 miliar pada tahun ini.

Pada semester I 2022, layanan taksi reguler Bluebird mendominasi perolehan pendapatan Perseroan dan mengalami peningkatan pertumbuhan hingga 45 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ditambah lagi guna melayani dan memenuhi permintaan pasar terhadap layanan taksi, khususnya pada kuartal II 2022, Perseroan terus berupaya meremajakan armada operasinya.

Sementara itu, sambil menunggu kedatangan armada baru, Perseroan terus menyeimbangkan antara ketersediaan dan permintaan mobil bekas. Seiring dengan penurunan jumlah unit mobil bekas terjual, terjadi peningkatan capital gain per mobil, sehingga perseroan dapat membukukan kenaikan penjualan sebesar Rp 25,8 miliar pada semester I 2022.

Optimistis

Blue Bird Siap Operasikan Taksi Listrik Pertama di Indonesia
Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Terdapat dua jenis mobil listrik yang digunakan Blue Bird yakni BYD e6 A/T untuk taksi reguler atau Blue Bird dan Tesla Model X 75D A/T untuk taksi eksekutif atau Silverbird. (Liputan6.com/Ang

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk. Sigit Djokosoetono mengatakan, kinerja keuangan positif Blue Bird bukanlah hal yang mudah dicapai dan penuh dengan berbagai tantangan, mengingat pemberlakuan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat yang diterapkan di sejumlah daerah.

"Dengan tren kinerja positif yang secara berkelanjutan ditunjukan perusahaan, kami bersyukur dapat menjadi perusahaan yang semakin adaptif dan tangguh di tengah tantangan pandemic dengan mencatatkan pertumbuhan positif selama tiga kuartal terakhir berturut-turut,” kata Sigit dalam keterangan resminya, Kamis, 4 Agustus 2022.

Tak hanya itu, Sigit mengungkapkan optimisme terhadap masa depan Perseroan serta berkomitmen untuk terus mengawal pertumbuhan bisnis dan operasional perusahaan, demi memastikan iklim investasi industri transportasi menuju ke arah yang semakin positif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya