Liputan6.com, Jakarta - PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di sektor kesehatan, terus menjalankan digitalisasi untuk meningkatkan pelayanan pasien sekaligus kinerja.
Terbaru, Siloam International Hospitals telah mengintegrasikan Sistem Informasi Rumah Sakit atau Hospital Information System (HIS) yang mengelola beberapa fungsi penting seperti manajemen pasien, penagihan, layanan back office dan sistem klinis.
Baca Juga
Sistem Informasi Rumah Sakit yang diintegrasikan mencakup 3 sistem utama, yaitu, HOPE yang mengelola informasi pasien dari seluruh channel Siloam, seperti My Siloam, Call Center, dan web Siloam. Melalui layanan tersebut, pasien dapat membuat janji pertemuan di seluruh fasilitas RS Siloam.
Advertisement
Sistem kedua, Electronic Medical Record (EMR), memungkinkan seluruh pasien memiliki catatan digital. Sistem ini memudahkan kesinambungan perawatan pasien karena rekam medis terdata secara digital.
Adapun sistem ketiga, Electronic Resources Planning (ERP), membuat pengoperasian manajemen back office secara digital. Aplikasi ini memudahkan otomatisasi operasional sehingga lebih akurat dan efisien.
Selain mengandalkan My Siloam, SILO juga bekerja sama dengan platform lain seperti AIDO, HaloDoc, dan Alodokter, untuk meningkatkan layanan terhadap pasien.
CEO Lippo Karawaci sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady mengatakan, LPKR melalui Siloam berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia.
"Untuk itu, berbagai pengembangan terus dilakukan SILO, salah satunya menyediakan layanan telehealth yang terhubung dengan 1.000 dokter melalui aplikasi MySiloam," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (11/8/2022).
Ia melanjutkan, industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia. Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi.
"LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. Kami memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh," tegasnya.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prediksi Kinerja
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sendiri menyebutkan bahwa Siloam International Hospitals menargetkan pertumbuhan pemeriksaan kesehatan melalui aplikasi seluler MySiloam untuk terus meningkat pada tahun 2022.
Pada 2021, pemeriksaan pasien melalui MySiloam melesat 546 persen YoY (year on year), dan sejak awal tahun 2022 akses pasien di MySiloam terus bertumbuh.Â
Seperti diketahui, MySiloam memungkinkan pasien Siloam International Hospitals untuk membuat janji dengan dokternya, baik itu konsultasi offline atau online melalui aplikasi.
Selain itu, pasien dan dokter juga dapat mengakses catatan rekam medis sehingga proses penanganan dapat berkesinambungan.
Dengan berbagai strategi yang diterapkan, termasuk penetrasi digital melalui MySiloam, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi Siloam International Hospitals akan mampu membukukan pendapatan Rp 8,128 triliun dan laba bersih Rp 511 miliar pada 2022.
Hal ini tentu saja berimbas positif terhadap LPKR sebagai pemegang saham utama dengan kepemilikan 57,9 persen.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Siap-Siap, Siloam Tebar Dividen Rp 250 Miliar
Sebelumnya, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menyepakati akan menebar dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp 250 miliar atau setara dengan Rp 19.3 perlembar saham.
"Net profit perusahaan pada tahun 2021 sebesar Rp 700 miliar, dibagikan 35,7 persen jadi Rp 250 miliar," ungkap Presiden Direktur PT Siloam International Hospitals Tbk Darjoto Setyawan dalam public Expose di Aryaduta Karawaci, Kabupaten Tangerang, Selasa (31/5/2022).
Dalam RUPS Tahunan tersebut juga dibahas mengenai Capex perusahaan sebesar Rp 1 triliun, hal ini diperuntukan pembelajaan peningkatan alat kesehatan penunjang pemeriksaan pasien.
"2 sampai 3 persen untuk maintenance setiap rumah sakit, lalu sisanya untuk pengadaan dan pembaruan alat canggih untuk menunjang pemeriksaan pasien," ungkap Daniel Phua Direktur PT Siloam Internasional Hospitals Tbk.
Perusahaan pun mencatatkan pendapatan pada 2021 lebih meningkat 33 persen dibanding 2020, menjadi Rp 7,6 triliun. Lalu, untuk laba bersih meningkat 459 persen pada 2021 menjadi Rp 700 miliar.
Untuk marjin laba bersih naik 9 persen, dari sebelumnya 2 persen. Margin EBITDA pada 1Q2022 tetap berada di angka 23,4 persen dengan 190 poin lebih rendah dibandingkan dengan 25,3 persen pada 1Q2021. Laba bersih Siloam pada 1Q2022 adalah Rp102 miliar, menurun 32,1 persen dibandingkan dengan 1Q2021.
"Nah, untuk tahun ini di 2022, kami menargetkan sama seperti 2021. Karena kami optimis pandemi sudah berlalu berganti menuju endemi, performa perusahaan masih terus membaik," ungkapnya.