Liputan6.com, Jakarta - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) atau Ramayana gandeng platform kredit digital, Kredivo, sediakan metode bayar nanti atau paylater. Dengan kerja sama ini, seluruh pengguna Kredivo dapat menggunakan pembayaran Paylater di 101 gerai Ramayana yang tersebar di seluruh Indonesia.
Head of Loyalty Program & Merchant Acquisition Division Ramayana, Alexander A. Tumbel menargetkan kerja sama ini bisa berkontribusi 5 persen terhadap total penjualan Ramayana pada 2022. Serta diharapkan lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya.
Baca Juga
"Kita pasang target dengan tim Kredivo, kontribusi terhadap sales Ramayana kami harapkan 5 persen. Di 2023 kami harapkan lebih dari 5 persen,” kata Alex dalam konferensi pers kerja sama Kredivo dan Ramayana, Kamis (25/8/2022).
Advertisement
Sebagai pemain terdepan di industri ritel Indonesia, perseroan siap meningkatkan kenyamanan berbelanja pelanggan dengan menyediakan lebih banyak pilihan pembayaran yang inovatif, seperti paylater. Perseroan sendiri menargetkan kenaikan penjualan sebesar 20 persen untuk tahun ini. Namun, Alex mengatakan perseroan masih berupaya untuk mencapai setidaknya minus 20 persen hingga 10 persen dari penjualan 2019.
"Dari 2021 ke 2022 kita ada growth 20 persen, tapi balik lagi ini bukan hasil yang kita inginkan. Kita minimal equal dengan 2019. Minimal minus 20–10 persen dari 2019. lebih bagus equal, bahkan lebih,” kata dia.
Pada 2019, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,6 triliun. Sementara total pendapatan pada 2020 dan 2021 masing-masing tercatat sebesar Rp 2,53 triliun dan 2,6 triliun atau tumbuh tipis secara tahunan.
Dari sisi laba bersih pada 2019 tercatat sebesar 647,9 miliar. Sementara pada 2020 tercatat rugi Rp 138,87 miliar, sebelum membaik pada tahun selanjutnya dengan laba yang berhasil dicatatkan sebesar Rp 170,6 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bidik Penjualan Seperti Sebelum Pandemi COVID-19
Sebelumnya, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) membidik penjualan setidaknya sama seperti periode sebelum pandemi. Memang, kinerja perseroan kian membaik seiring dengan pemulihan ekonomi, tetapi capaian itu dinilai belum sesuai dengan harapan perseroan. Perseroan ingin kembali mencatatkan kinerja setidaknya sama seperti 2019, dan melampauinya.
"Untuk 2020 dan 2021 itu enggak kita jadikan acuan. Kita pengen kembali ke acuan kita sebelum pandemi atau 2019,” kata Head of Loyalty Program & Merchant Acquisition Division Ramayana, Alexander A. Tumbel dalam konferensi pers kerja sama Kredivo dan Ramayana, Kamis (25/8/2022).
Perseroan menargetkan kenaikan penjualan sebesar 20 persen untuk tahun ini. Namun, Alex mengatakan perseroan masih berupaya untuk mencapai setidaknya minus 20 persen hingga 10 persen dari penjualan 2019.
"Dari 2021 ke 2022 kita ada growth 20 persen, tapi balik lagi ini bukan hasil yang kita inginkan. Kita minimal equal dengan 2019. Minimal minus 20–10 persen dari 2019. lebih bagus equal, bahkan lebih," kata dia.
Pada 2019, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,6 triliun. Sementara total pendapatan pada 2020 dan 2021 masing-masing tercatat sebesar Rp 2,53 triliun dan 2,6 triliun atau tumbuh tipis secara tahunan.
Dari sisi laba bersih pada 2019 tercatat sebesar 647,9 miliar. Sementara pada 2020 tercatat rugi Rp 138,87 miliar, sebelum membaik pada tahun selanjutnya dengan laba yang berhasil dicatatkan sebesar Rp 170,6 miliar.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Gandeng Kredivo
Sebelumnya, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) atau Ramayana sediakan mode pembayaran teranyar berbentuk paylater atau bayar nanti. Layanan ini dihadirkan melalui kerja sama dengan platform kredit digital, Kredivo.
Dengan kerjasama ini, seluruh pengguna Kredivo dapat menggunakan pembayaran Paylater di 101 gerai Ramayana yang tersebar di seluruh Indonesia.
Head of Loyalty Program & Merchant Acquisition Division Ramayana, Alexander A. Tumbel mengatakan, ini merupakan salah satu inovasi perseroan untuk meningkatkan minat belanja offline. Sebab menurut dia, meski saat ini tren belanja online tinggi, banyak fitur atau layanan yang tidak bisa digantikan dengan online.
“Kami sebagai pemain terdepan di industri ritel Indonesia siap meningkatkan kenyamanan berbelanja pelanggan dengan menyediakan lebih banyak pilihan pembayaran yang inovatif, seperti Paylater. Kami optimis dengan kerja sama kami dengan Kredivo dapat menjadi pendorong tumbuhnya industri ritel di Indonesia,” kata Alex dalam konferensi pers kerja sama Kredivo dan Ramayana, Kamis (25/8/2022).
VP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari memaparkan optimisme Kredivo terhadap kolaborasi tersebut dalam mengoptimalkan momentum pertumbuhan sektor ritel di kota non-metropolitan melalui penggunaan Paylater. Keyakinan itu berkaca dari pengalaman Kredivo melayani kebutuhan lebih dari 6 juta pengguna yang berada di berbagai belahan wilayah di Indonesia.
"Kami percaya akan dampak besar yang bisa kita ciptakan melalui kolaborasi bersama Ramayana. Melalui jaringan kuat Ramayana di seluruh pulau di Indonesia, kami berharap upaya perluasan layanan kredit digital ini dapat mengakselerasi ekonomi daerah, khususnya geliat industri ritel fesyen di kota tier 2 dan 3,” kata dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Riset Kredivo: Tren Belanja Online dan Transaksi Digital Makin Inklusif
Sebelumnya. sebuah studi yang dilakukan oleh platform kredit digital, Kredivo, menunjukkan adanya tren transaksi digital di Indonesia. Selain itu, metode pembayaran paylater juga semakin diminati.
Riset Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia ini digelar Kredivo dan Katadata Insight Center, di mana ini merupakan tahun ketiga pelaksanaannya.
Data primer diambil dari 16 juta sampel transaksi pembayaran, dari 1,5 juta sampel pengguna Kredivo di lima e-commerce besar di Indonesia selama 2021, serta berdasarkan survei terhadap lebih dari tiga ribu responden dari berbagai wilayah.
Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/6/2022), tren belanja online semakin menjadi preferensi masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari jangkauannya yang semakin inklusif, terutama di daerah dengan populasi lebih rendah.
Dibandingkan tahun 2020, jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier 2, mengalami peningkatan, dengan jumlah transaksi meningkat dari 31 persen menjadi 34 persen.
Sementara, untuk nilai transaksinya meningkat dari 28 persen di 2020, menjadi 30 persen di 2021. Ditemukan juga adanya peningkatan transaksi belanja online pada konsumen yang berusia lebih tua pada umur 36 sampai 55 tahun.
Konsumen umur 36-45 tahun meningkat dari 19 persen pada 2020 menjadi 23 persen pada 2021. Sedangkan konsumen umur 46-55 tahun meningkat dari 3 persen pada 2020 menjadi 5 persen pada 2021.
Aktivitas digital selama pandemi juga berdampak pada meningkatnya jumlah transaksi pulsa dan paket data dari 14 persen di 2020, menjadi 23 persen pada 2021.
Advertisement
Laki-Laki Banyak Belanja Produk Elektronik dan Otomotif
Sementara, perangkat gadget (gawai) dan aksesoris, menjadi kategori produk dengan nilai transaksi tertinggi dan meningkat hingga 66 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi jenis kelamin, di 2021, 62 persen jumlah transaksi dan 64 persen nilai transaksi, berasal dari konsumen laki-laki.
Selain itu, saat berbelanja online, konsumen laki-laki lebih banyak melakukan transaksi dan lebih banyak mengeluarkan uang dibandingkan konsumen perempuan.
Konsumen laki-laki ditemukan melakukan transaksi hampir dua kali lebih banyak untuk kategori otomotif dan elektronik sementara perempuan lebih banyak untuk kebutuhan makanan, kesehatan dan kecantikan, serta fashion.
Berdasarkan nilai transaksi, konsumen perempuan cenderung mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan konsumen laki-laki untuk produk-produk dengan harga lebih tinggi seperti komputer, gadget, dan elektronik.