Liputan6.com, Jakarta - PT Sentul City Tbk (BKSL) berencana menggelar penawaran umum terbatas (PUT) V dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 100.625.341.623 lembar saham atau setara 60 persen dari modal ditempatkan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 50 per lembar saham. Sehingga Sentul City berpotensi meraup dana segar hingga Rp 5,03 triliun melalui aksi ini.
Baca Juga
Pemegang saham utama perseroan, PT Sakti Generasi Perdana berencana untuk melaksanakan HMETD yang dimilikinya sebanyak 53.007.556.119 saham atau setara dengan sekitar 52,68 persen dari jumlah penawaran, atau senilai Rp 2,65 triliun.
Advertisement
PT Sakti Generasi Perdana juga selaku pembeli Siaga, telah sepakat untuk mengambil bagian sisa saham yang tidak diambil bagian oleh para pemegang saham sebanyak-banyaknya 47.617.785.504 saham atau setara dengan sekitar 47,32 persen dari sisa saham dengan harga yang sama atau seluruhnya senilai Rp 2,38 triliun.
Sebagai catatan, pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya mengalami penurunan persentase kepemilikan (dilusi) maksimal sebesar 60 persen.
Seluruh dana hasil rights issue, sekitar 18,41 persen akan digunakan perseroan untuk membayar utang. Di antaranya kepada PT Bintang Harapan Desa, PT Daya Kharisma Nusantara, Golden Capital Foundation Ltd, PT Fajar Abadi Masindo, PT Alam Raya Hijau, dan Queen Bridge Investment Ltd.
Lalu sekitar 0,87 persen akan digunakan untuk penambahan penyertaan modal kepada SGC yang selanjutnya akan digunakan oleh PT Sukaputra Graha Cemerlang untuk pembayaran utang kepada Queen Bridge Investment Ltd sehubungan dengan aktivitas operasional.
Sekitar 76,34 persen akan digunakan untuk melakukan ekspansi dan pengembangan usaha perseroan melalui pembelian tambahan landbank baru yang strategis dan akan dapat memberikan nilai tambah bagi perseroan dan dapat bersinergi dengan pengembangan usaha perseroan. Di antaranya melalui akuisisi tanah atau landbank secara langsung dari masyarakat pemilik lahan.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu pengembangan proyek, biaya pemasaran, biaya operasional, pajak dan kegiatan operasional lainnya.
Jadwal Rights Issue
Jadwal:
- Tanggal RUPSLB: 1 April 2022
- Tanggal efektif pernyataan pendaftaran dari OJK: 26 September 2022
- Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (cum-right) di:
• Pasar reguler dan pasar negosiasi: 4 Oktober 2022
• Pasar tunai: 6 Oktober 2022
- Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex- right) di:
• Pasar reguler dan pasar negosiasi: 5 Oktober 2022
• Pasar tunai: 7 Oktober 2022
- Tanggal pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD: 6 Oktober 2022
- Tanggal distribusi HMETD: 7 Oktober 2022
- Tanggal pencatatan HMETD di BEI: 10 Oktober 2022
- Periode perdagangan & pelaksanaan HMETD: 10—24 Oktober 2022
- Tanggal akhir pembayaran saham pelaksanaan HMETD: 24 Oktober 2022
- Periode distribusi saham baru hasil pelaksanaan HMETD: 12–26 Oktober 2022
- Tanggal akhir pembayaran pemesanan pembelian saham tambahan: 26 Oktober 2022
- Tanggal penjatahan pemesanan pembelian saham tambahan: 27 Oktober 2022
- Tanggal pembayaran penuh oleh pembeli siaga: 27 Oktober 2022
- Tanggal pengembalian kelebihan uang pemesanan pembelian saham: 31 Oktober 2022
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 26 Agustus 2022, saham BKSL naik 7,55 persen ke posisi Rp 57 per saham. Saham BKSL turun satu poin ke posisi Rp 52 per saham. Saham BKSL berada di level tertinggi Rp 61 dan terendah Rp 51 per saham. Total frekuensi perdagangan 17.319 kali dengan volume perdagangan 12.200.681 saham. Nilai transaksi Rp 70,7 miliar.
Advertisement
Rights Issue Perseroan
Sebelumnya, PT Sentul City Tbk (BKSL) akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/2/2022), PT Sentul City Tbk akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 100.625.500.000 saham seri D dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Saham baru itu akan dikeluarkan dari portepel perseroan dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Perseroan akan memakai dana hasil rights issue untuk pembayaran kewajiban jangka pendek perseroan, akuisisi lahan strategis untuk memperbesar landbank perseroan dan pembiayaan modal kerja dan pengembangan usaha perseroan.
"Pelaksanaan dan penyelesaian PMHMETD dilakukan dalam jangka waktu yang dianggap tepat dan wajar oleh perseroan, tetapi tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal penerimana persetujuan RUPSLB dan tunduk pada pernyataan efektif PMHMETD oleh OJK, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,” tulis perseroan.
PT Sentul City Tbk menyatakan rencana rights issue itu akan dapat memperkuat posisi permodalan perseroan, menurunkan jumlah kewajiban jangka pendek perseroan dan meningkatkan likuiditas. Selain itu, menambah jumlah landbank perseroan untuk kebutuhan pengembangan ke depan serta untuk modal kerja.
"Hal tersebut diharapkan dapat berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan serta memperkuat struktur permodalan,” tulis perseroan.
Perseroan berhadap aksi korporasi tersebut dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh pemegang saham perseroan. Rights issue tersebut juga dapat menyebabkan dilusi bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD-nya.
PT Sentul City Tbk akan meminta persetujuan pemegang saham untuk gelar rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 1 April 2022.