Menakar Prospek Saham Emiten di Sektor EBT

Analis menanggapi prospek emiten yang bergerak di sektor energi baru terbarukan (EBT), yuk simak ulasannya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Sep 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2022, 06:00 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai prospek emiten energi baru terbarukan (EBT) untuk jangka panjang masih menarik. Namun, untuk jangka pendek hingga menengah masih terdapat sejumlah tantangan.

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, untuk jangka panjang prospek emiten masih menarik, tetapi jika untuk jangka pendek hingga menengah masih banyak tantangan dalam mengembangkan energi baru terbarukan.

"Yang perlu dicermati bagaimana proses pengembangannya serta cost dalam mengembangkan energi terbarukan tersebut,” kata Abdul Azis kepada Liputan6.com, ditulis Selasa (20/9/2022).

Kemudian, untuk saham yang bisa dicermati, Abdul memilih saham ARKO dan KEEN.

“Bisa dicermati ARKO dan KEEN, tetapi saat ini bisa dilakukan wait and see terlebih dahulu atau memanfaatkan momentum buy on break dengan potensi kenaikan 5-10 persen. Cermati jika harga bergerak menurun atau breakdown dari support terdekat,” ujar dia.

Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengungkapkan, prospek emiten EBT masih baik. Hal itu didukung dengan upaya pemerintah dalam menggalakan kendaraan listrik.

"Prospeknya masih baik, apalagi dengan naiknya harga BBM dan dukungan pemerintah terhadap kendaraan listrik, akan membuat permintaan kendaraan listrik bisa meningkat kedepannya. Hal ini bisa membuat permintaan energi terbarukan akan meningkat,” kata Andhika.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Saham Pilihan

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia juga menegaskan, prospek emiten EBT akan baik ke depan.

“Energi terbarukan merupakan sumber energi yang bersih dan akan menjadi sumber energi untuk masa depan, sehingga prospeknya ke depan akan baik,” kata dia.

Untuk saham yang bisa dicermati, Andhika sejalan dengan Abdul memilih ARKO dan KEEN.

“Secara teknikal pergerakan ARKO masih tertahan di resisten 700 dan indicator stochastic berada di area jenuh jual, sehingga pergerakan harga berpeluang untuk mengalami penurunan untuk jangka pendek. Indikator Bollinger band menunjukan sudah berada di upper bandnya yang menunjukkan sudah jenuh beli sehingga berpeluang untuk mengalami koreksi untuk jangka pendek,” ujar dia.

Selain itu, Peraturan Presiden (Perpres) 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik pada 13 September 202 menjadi sentimen positif bagi emiten EBT.

“Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik pada 13 September 2022. Hal ini berpeluang meningkatkan permintaan kendaraan listrik kedepannya,” pungkasnya.

Penutupan IHSG 19 September 2022

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas pada perdagangan saham Senin (19/9/2022). Pada penutupan perdagangan saham, sektor saham transportasi dan energi memimpin koreksi.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan, IHSG naik 0,37 persen ke posisi 7.195,48. Indeks LQ45 menguat 0,86 persen ke posisi 1.024,72. Sebagian besar indeks acuan bervariasi. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.231,41 dan terendah 7.151,61. Sebanyak 208 saham menguat dan 354 saham melemah. 142 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.339.099 kali dengan volume perdagangan 32,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.972.

Mayoritas sektor saham tertekan. Indeks sektor saham transportasi merosot 1,86 persen, dan memimpin koreksi. Diikuti indeks sektor saham energi tergelincir 1,83 persen, indeks sektor saham teknologi susut 1,82 persen, indeks sektor saham industri dasar turun 0,64 persen, indeks sektor saham nonsiklikal merosot 0,32 persen, dan indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 0,01 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth menguat 1,22 persen, dan pimpin penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXsiklikal menguat 0,57 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menanjak 0,31 persen, indeks sektor saham IDXfinance bertambah 0,28 persen, indeks sektor saham IDXproperty menanjak 0,05 persen.

Top Gainers-Losers 19 September 2022

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham LEAD melonjak 29,85 persen

-Saham POLA melonjak 26,14 persen

-Saham ARII melonjak 24,87 persen

-Saham SUPR melonjak 18,98 persen

-Saham SEMA melonjak 14,75 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham AMMS melemah 9,71 persen

-Saham FIMP melemah 9,68 persen

-Saham SATU melemah 7 persen

-Saham BBHI melemah 6,99 persen

-Saham MREI melemah 6,97 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BUMI senilai Rp 1,2 triliun

-Saham BBCA senilai Rp 863,6 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 634,8 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 613 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 524,4 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi tercatat:

-Saham BUMI tercatat 70.562 kali

-Saham SLIS tercatat 34.395 kali

-Saham GOTO tercatat 30.017 kali

-Saham COAL tercatat 29.032 kali

-Saham KKES tercatat 23.484 kali

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya