Intiland Development Fokus Kembangkan Rumah Tapak

Capital dan Investment Management Director Intiland Development, Archied Noto Pradono menuturkan, pihaknya akan genjot rumah tapak atau landed house.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Sep 2022, 17:06 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2022, 17:06 WIB
Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)
Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)

Liputan6.com, Jakarta - PT Intiland Development Tbk (DILD) saat ini fokus mengembangkan bisnis rumah tapak (landed house) di tengah tren bangunan vertikal (high rise) yang turun cukup signifikan.

Capital dan Investment Management Director Intiland Development, Archied Noto Pradono menuturkan, setelah pandemi COVID-19 pihaknya melihat tren bangunan vertikal turun cukup signifikan.

"Saat ini, kami sedang mencoba untuk menambah proyek yang di landed. Jadi memang landednya kita akan mengisi untuk selama ini sales kita yang banyak tergerus di high rise,” kata Archied dalam QnA HP Sekuritas dengan Intiland Development, ditulis Selasa (20/9/2022).

Archied juga mengungkapkan, pihaknya akan menggenjot penjualan-penjualan untuk segmen rumah tapak.

"Kita akan replace, kita akan kejar, so far dengan penjualan-penjualan di landednya,” kata dia.

Sebelumnya, Intiland Development lebih fokus pada segmen pasar bangunan vertikal.

"Jadi kalau kita perhatikan 60 persen kami punya income itu di high rise, jadi sisanya residensial landed kira-kira 25 persenan, recurring income 10 persen dan sisanya industrial,” ujar dia.

Akan tetapi, karena tren bangunan vertikal turun cukup signifikan, Intiland pun belum ada rencana untuk menambah proyek bangunan vertikal tersebut.

“Jadi kita juga akan pada proyek-proyek yang baru kita sudah nggak narik ke atas lagi sih sementara, jadi Fifty Seven Promenade dan SQ Res itu yang sedang under construction saat ini. Sejauh ini kita belum ada planning untuk high rise karena kita lihat untuk high rise stoknya masih ada beberapa yang cukup banyak,” kata Archied.

Sementara itu, Archied menjelaskan untuk proyek Fifty Seven Promenade akan diselesaikan pada tahun ini. Jika serah terima bisa mencapai 50 persen, Intiland Development berharap hasil tersebut bisa membukukan keuntungan pada 2022.

“Kita ada jual sekitar duaan ya, totalnya penjualan Rp 2,2 triliun. Targetnya kita bisa serah terima 50 persen, kita bisa tentram jadi positif,” imbuhnya.

Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Hingga semester I 2022, kinerja keuangan PT Intiland Development Tbk alami penurunan pendapatan dan rugi membengkak.

Pendapatan usaha perseroan turun 14,13 persen menjadi Rp 960,40 miliar hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun. Beban pokok penjualan dan beban langsung naik menjadi Rp 622,60 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 586,04 miliar.

Laba kotor turun 36,55 persen menjadi Rp 337,80 miliar pada semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba kotor perseroan Rp 532,41 miliar.

Beban usaha perseroan turun menjadi Rp 172,07 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 187,57 miliar.

Laba usaha turun 51,9 persen dari Rp 344,83 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 165,72 miliar pada semester I 2022. Perseroan mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 162,92 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 23,13 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan rugi per saham dasar Rp 15,72 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,23.

Total ekuitas perseroan turun menjadi Rp 5,80 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,03 triliun. Total liabilitas meningkat menjadi Rp 10,76 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 10,4 triliun. Aset perseroan naik menjadi Rp 16,56 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 16,46 triliun.  Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,35 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,75 triliun.

Alasan Warren Buffett Indonesia Lo Kheng Hong Beli Saham DILD

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, saham PT Intiland Development Tbk (DILD) menguat dua hari berturut-turut pada pekan ini. Penguatan saham DILD juga terjadi usai investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia Lo Kheng Hong genggam saham DILD.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan saham Selasa, 16 Agustus 2022, saham DILD naik 3 persen ke posisi Rp 206 per saham. Saham DILD berada di level tertinggi Rp 226 dan terendah Rp 202 per saham. Total volume perdagangan 371.894.500 saham dan nilai transaksi Rp 79,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 19.603 kali.

Pada perdagangan Senin, 15 Agustus 2022, saham DILD menanjak 5,82 persen ke posisi Rp 200 per saham. Saham DILD berada di level tertinggi Rp 208 dan terendah Rp 189 per saham. Total volume perdagangan 365.345.600 saham dan nilai transaksi Rp 72,2 miliar. Total frekuensi perdagangan 4.605 kali.

Saham DILD berada di zona hijau ini usai Lo Kheng Hong diketahui menggengam 6,28 persen saham DILD. Berdasarkan data KSEI untuk kepemilikan saham di atas 5 persen per 12 Agustus 2022, Lo Kheng Hong memiliki 651.416.700 saham atau 6,28 persen saham DILD.

Lalu apa alasan Lo Kheng Hong membeli saham DILD?

Lo Kheng Hong menuturkan membeli saham DILD didorong properti perseroan yang banyak. Lo pun menunjukkan sejumlah proyek perseroan yang memiliki diversifikasi proyek. PT Intiland Development Tbk memiliki proyek mixed use dan high rise, kawasan perumahan, kawasan industri dan properti investasi.

Proyek Perseroan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Untuk proyek mixed use dan high rise perseroan antara lain di Jakarta dan sekitarnya yaitu South Quarter, Aeropolis, 57 Promomenade Phase 1, 1 Park Avenue, Regatta Phase 2, SQ Res, Pinang Apartment, West One City, dan Serenial Hills Apartment. Sedangkan di Surabaya dan sekitarnya antara lain Praxis, Spazio Tower, Sumatra 36, Graha Golf Phase 1, The Rosebay, Tierra Phase 1. Selain itu, Graha Golf Phase 2, dan Graha Natura Apartment.

Untuk kawasan perumahan di Jakarta dan sekitarnya ada Serenia Hills, Talaga Bestari, Magnolia Residence, South Grove. Selain itu, Griya Semanan, 1Park Homes, Pinang Residence, dan Brezza. Di Surabaya dan sekitarnya ada Graha Famili, Graha Natura dan Amesta Living.

Sedangkan untuk kawasan industri di Jakarta dan sekitarnya yaitu di Aeropois Technopark dan di Surabaya sekitarnya di Nogro Industrial Park dan Batang Industrial Park.

Kemudian properti investasi di Jakarta dan sekitarnya di Intiland Tower Jakarta, South Quarter, 57 Promenade, Poins, dan lainnya. Sedangkan di Surabaya dan sekitarnya di Intiland Tower Surabaya, Praxis, Spazio Tower, Ngoro Industrial Park dan lainnya.

Lo Kheng Hong menuturkan, properti yang dimiliki Intiland itu menjadi pertimbangan beli saham DILD. "Memiliki properti yang banyak itu sudah cukup,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu (17/8/2022).

Terkait kinerja keuangan perseroan masih lesu, Lo Kheng Hong berharap kinerja keuangan akan baik saat penjualan meningkat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya