Respons Astra Agro atas Rencana Pemblokiran Pasokan ke Nestle

Sebagai perusahaan yang beroperasi di Indonesia, Astra Agro Lestari tunduk dan patuh dengan seluruh peraturan perundangan yang berlaku.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Okt 2022, 14:18 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2022, 14:18 WIB
ISPO kembali menyerahkan sertifikat kepada 40 perusahaan kelapa sawit di Indonesia 5 diantaranya dikantongi anak perusahaan Astra Agro. (Foto: Astra Agro)
ISPO kembali menyerahkan sertifikat kepada 40 perusahaan kelapa sawit di Indonesia 5 diantaranya dikantongi anak perusahaan Astra Agro. (Foto: Astra Agro)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Astra Agro Lestari Tbk atau disebut Astra Agro (AALI) menegaskan komitmen atas tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Komitmen tersebut mencakup upaya perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM).

Dalam keterangan tertulis perseroan, hal ini disampaikan menanggapi pemberitaan di berbagai media massa tentang rencana Nestle SA yang akan meminta pemasok mereka untuk tidak membeli minyak sawit dari tiga entitas yang terkait dengan Astra Agro.

Mengutip Bloomberg, informasi tentang rencana pemblokiran pasokan oleh Nestle ini, diketahui dari surat perusahaan makanan asal Swiss tersebut kepada Friends of The Earth yang dilihat oleh Bloomberg.

Menurut Senior Vice President of Communications and Public Affair Astra Agro Tofan Mahdi, Nestle SA bukan pembeli langsung minyak sawit dari anak-anak perusahaan Astra Agro.

Rencana pemblokiran pasokan ke Nestle SA ini menyusul desakan dari Friends of The Earth (FoE), sebuah LSM lingkungan internasional, yang menuduh usaha Astra Agro merusak lingkungan dan melakukan pelanggaran HAM. Sayangnya, tuduhan tersebut tidak berdasar dan tidak sesuai  kondisi objektif di lapangan.

"Materi yang disampaikan oleh FoE yang menjadi dasar rencana pemblokiran Nestle tersebut,  merupakan isu lama yang sudah terklarifikasi di tahun-tahun saat kejadian” kata Tofan Mahdi, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (2/10/2022).

Manajemen Astra Agro juga menegaskan tidak pernah melakukan kriminalisasi  kepada masyarakat seperti yang dituduhkan FoE.

Dalam kasus pencurian/penjarahan buah sawit di perkebunan perusahaan pada Maret 2022 saat harga sawit sedang tinggi-tingginya, yang menjadi dasar tuduhan FoE, Astra Agro menyerahkan sepenuhnya proses hukum terhadap pelaku kepada pihak yang berwajib sesuai  dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, tanpa pengaruh dari Astra Agro atau anak perusahaannya.

Sebagai perusahaan yang beroperasi di Indonesia, Astra Agro tunduk dan patuh dengan seluruh peraturan perundangan yang berlaku.

Astra Agro Lestari juga telah melaksanakan kebijakan keberlanjutan dengan prinsip tidak melakukan deforestasi, konservasi lahan gambut dan menghormati Hak Asasi Manusia. Saat ini, anak-anak perusahaan Astra Agro juga telah mendapatkan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustinable Palm Oil).

"Kami sangat serius menjalankan kebijakan keberlanjutan kami,” tegas dia.

 

Astra Agro Serap Belanja Modal Rp 497,2 Miliar pada Semester I 2022

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 497,2 miliar sepanjang paruh pertama 2022.

Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Mario Gultom mengatakan, realisasi belanja modal itu lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 382,9 miliar.

"Itu disebabkan karena di tahun ini kita sudah lebih leluasa dengan adanya perbaikan covid-19. Jadi pergerakan kontraktor sudah lebih leluasa ke dalam kebun kita,” kata dia dalam Workshop Wartawan Pasar Modal oleh Astra, Rabu (10/8/2022).

Sebelumnya, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,2—Rp 1,3 triliun untuk tahun ini. Mario menambahkan, mayoritas belanja modal dialokasikan untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan. Kemudian sisanya akan dialokasikan untuk peremajaan mesin di pabrik.

"Untuk bisnis baru, sampai saat ini kita belum ada rencana capex untuk pengembangan bisnis baru,” imbuh dia.

 

Pengembangan Infrastruktur Digital

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa mengatakan belanja modal tahun ini juga akan dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur digital. Inovasi tersebut dimaksudkan untuk operasional perusahaan agar lebih efisien.

"Tahun ini cukup besar untuk peremajaan peralatan-peralatan alat berat maupun transportasi yang dilengkapi dengan digital tracker. Sehingga tahu alat-alatnya ada di mana, berapa lama bekerja, dan sebagainya," kata Santosa.

Perseroan memang sudah merintis digitalisasi sejak 2017. Dimulai dengan fokus pada produksi di tiga tahun pertama, lalu mulai merambah pada perawatan, baik agronomi hingga infrastruktur di pabrik. Berlanjut, Perseroan kini mulai menjajaki digitalisasi back-end dengan bantuan artificial intelligence (AI) dan data analytics.

"Data yang sudah dikumpulkan tiga tahun pertama luar biasa banyaknya. Dengan machine learning, angka-angka di variabel agronomi dan produksi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dihitung untuk memproyeksikan produksi ke depan akan seperti apa," kata Santosa.

Kinerja Semester I 2022

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 809,31 miliar. Naik 24,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 649,34 miliar.

Raihan itu sejalan dengan pendapatan yang naik menjadi Rp 10,96 triliun pada semester I 2022 dibanding Rp 10,83 triliun pada semester I 2021. Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 9,14 triliun. Sehingga Astra Agro Lestari mengantongi laba bruto sebesar Rp 1,82 triliun pada semester I 2022, turun dari Rp 2,21 triliun pada semester I 2021.

Hingga Juni 2022, perseroan mencatatkan beban umum dan administrasi Rp 444,96 miliar, beban penjualan Rp 195,36 miliar, biaya pendanaan Rp 197,68 miliar, dan bagian atas hasil bersih ventura bersama sebesar Rp 45,84 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan keuntungan selisih kurs senilai Rp 34,08 miliar, penghasilan bunga Rp 43,65 miliar, dan lain lain Rp 188,91 miliar.

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi beban pajak, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 837,62 miliar. Naik dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 695,18 miliar.

Dari sisi aset Astra Agro Lestari hingga Juni 2022 tercatat sebesar Rp 30,23 triliun, turun tipis dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 30,4 triliun.

Liabilitas juga turun menjadi Rp 8,88 triliun pada akhir Juni 2022 dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 9,23 triliun. Sementara ekuitas naik tipis menajdi RP 21,35 triliun dibanding posisi akhir 2021 sebesar Rp 21,17 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya