IPO, Techno9 Indonesia Bidik Dana hingga Rp 38,88 Miliar

PT Techno9 Indonesia Tbk tawarkan kisaran harga IPO Rp 70-Rp 90 per saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Okt 2022, 13:23 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2022, 13:23 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Techno9 Indonesia Tbk tengah melaksanakan penawaran umum perdana saham(initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada aksi tersebut, perseroan melepas sebanyak-banyaknya 432 juta saham baru atau sebanyak-banyaknya 20,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Mengutip prospektus Techno9 Indonesia pada laman e-ipo, Jumat (21/10/2022), harga penawaran pada kisaran Rp 70—Rp 90 per saham.

Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar Rp 30,24 miliar hingga Rp 38,88 miliar dari IPO. Saat ini, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan komputer dan perlengkapannya itu tengah memasuki periode bookbuilding yang dimulai sejak 20 Oktober 2022 dan akan berakhir pada 25 Oktober 2022.

Sekitar 52,66 persen dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja perseroan guna mendukung pengembangan kegiatan usaha.

Seperti pembelian barang dagangan dan persediaan barang, biaya penyelenggaraan pelatihan maupun operasional kantor. Lalu sekitar 32,09 persen akan digunakan untuk pembukaan sebanyak kurang lebih 19 service point beserta sarana pendukungnya yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

Sisanya sekitar 15,25 persen akan digunakan untuk pembelian gudang penyimpanan (ruang stok barang) serta sebagai ruang penunjang operasional.

Catatan saja, sampai dengan prospektus diterbitkan, perseroan belum melakukan perjanjian atau kesepakatan dengan pihak calon penjual. Perseroan masih dalam tahap penjajakan beberapa pilihan lokasi gudang penyimpanan tersebut.

Perseroan berencana membagikan dividen tunai sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Jumlah dividen yang dibagikan akan bergantung pada laba perseroan di tahun berjalan dan dengan menimbang indikator-indikator finansial dan keputusan RUPS, sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan yang berlaku. Saat ini belum terdapat riwayat pembagian dividen.

Namun, perseroan berencana untuk membayarkan  dividen kas sebanyak-banyaknya 30 persen mulai dari tahun buku 2023 yang akan dibagikan pada 2024.

Jadwal IPO PT Techno9 Indonesia Tbk Masa penawaran awal: 20–25 Oktober 2022

Perkiraan tanggal efektif: 31 Oktober 2022

Perkiraan masa penawaran umum: 1–3 November 2022

Perkiraan tanggal penjatahan: 3 November 2022

Perkiraan tanggal distribusi saham: 4 November 2022

Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI): 7 November 2022

44 Emiten Baru Raup Dana Rp 21,8 Triliun Melalui IPO

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

 

Sektor Saham

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

BEI Kantongi 40 Perusahaan Antre IPO, Sektor Teknologi hingga Kesehatan Mendominasi

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 40 perusahaan yang masuk dalam proses pencatatan saham di BEI hingga 13 Oktober 2022.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, dari 40 calon perusahaan tercatat beberapa di antaranya bergerak pada sektor energi, teknologi dan keuangan yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun.

“Dari 40 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, perusahaan yang bergerak pada sektor consumer cyclicals, technology, dan healthcare merupakan sektor yang paling banyak berada dalam pipeline, masing-masing berjumlah enam calon perusahaan tercatat,” ujar dia kepada wartawan, Jumat, 14 Oktober 2022.

Adapun rincian sektornya antara lain dua perusahaan dari sektor basic materials, tiga perusahaan dari sektor industrials, lima perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, tiga perusahaan dari sektor konsumer non siklikal, enam perusahaan dari sektor konsumer siklikal.

 

Bookbuilding

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, enam perusahaan dari sektor teknologi, enam perusahaan dari sektor perawatan kesehatan, tiga perusahaan dari sektor energi, dua perusahaan dari sektor keuangan, tiga perusahaan dari sektor properti dan real estate, dan satu perusahaan dari sektor infrastruktur.

Berdasarkan catatan dilihat dari klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 yang mendominasi yaitu perusahaan aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar yang mencapai 22 perusahaan.

Kemudian disusul perusahaan aset skala menengah yang memiliki aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar yaitu ada 12 perusahaan. Selanjutnya enam perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.

Pada laman e-ipo ada lima calon perusahaan tercatat yang sedang jalani book building antara lain PT Jayamas Medica Industri Tbk, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk, PT Citra Borneo Utama Tbk, PT Primadaya Plastisindo Tbk, dan PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. Sedangkan PT Menthobi Karyatama Raya Tbk masih pra efektif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya