Pabrik Baru Jaya Swarasa Agung di Sumedang Bakal Beroperasi pada Semester I 2023

PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS) genjot target penjualan dengan dengan produk baru dan melakukan distribusi secara terus menerus.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 24 Okt 2022, 18:33 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2022, 18:33 WIB
PT Jaya Swarasa Agung Tbk menawarkan saham perdana ke publik 21,78 persen (Foto: Istimewa)
PT Jaya Swarasa Agung Tbk menawarkan saham perdana ke publik 21,78 persen (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten produsen crispy kentang panggang TRICKS, PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS) menyiapkan belanja modal sekitar Rp 45–46 miliar untuk pabrik baru di Sumedang, Jawa Barat.

Meski demikian, saat ini pabrik tersebut belum beroperasi dan akan beroperasi pada semester I 2023.

"Belum (beroperasi), (akan beroperasi) semester I 2023, pada saat ini kami sedang mengoptimalkan planningnya,” kata Direktur Jaya Swarasa Agung, Andrew Sanusi dalam paparan publik insidentil, Senin (24/10/2022).

Sementara itu, TAYS membidik penjualan sebesar Rp 360 miliar. Dengan demikian, TAYS menggenjot target tersebut dengan produk baru dan melakukan distribusi secara terus menerus.

"Dengan produk baru dan distribusi yang terus menerus bekerja distribusi masuk ke modern market, awalnya kami hanya masuk di Garuda Indonesia, sekarang di Emirates. Kita dorong terus, distribusi adalah kunci, produk adalah kunci,” kata dia.

Meski demikian, untuk komposisi ekspor dengan isu pandemi COVID-19 dan pasokan, ekspor Jaya Swarasa Agung penurunan, perseroan memiliki persentase ekspor 20 persen dan 80 persen domestik. Selain itu, TAYS juga cukup percaya diri pasar ekspor tahun depan tumbuh daripada tahun ini.

Sedangkan, harga komoditas tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap kinerja perseroan. Hal ini seiring perseroan sudah mengantisipasi adanya inflasi, sehingga sudah melakukan peningkatan harga jual secara bertahap.

“Harga komoditas tidak begitu banyak, tetapi secara cost ada dampaknya tetapi kami sudah mengantisipasi hal tersebut sejak desember 2021, kami menilai akan ada inflasi sehingga harga penjualan sudah kami adjust secara bertahap,” kata Andrew.

Pembangunan Pabrik

PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan menawarkan saham perdana ke publik 21,78 persen (Foto: Istimewa)
PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan menawarkan saham perdana ke publik 21,78 persen (Foto: Istimewa)

Sebelumnya, Produsen makanan ringan, PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS) berencana memulai pembangunan pabrik baru pada Januari 2022.

Hal tersebut disampaikan oleh CEO Tays Bakers Alexander Anwar melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Jumat, 10 Desember 2021.

Pabrik baru ini akan dibangun di Sumedang. Pembangunan pabrik ini merupakan bagian dari rencana strategis perseroan untuk terus mendorong pertumbuhan Jaya Swarasa Agung di industri makanan dan minuman.

"Ground breaking pabrik baru ini merupakan rencana kami pasca IPO.  Saat ini kami sedang dalam proses finalisasi spesifikasi  teknis dari pabrik baru supaya pembangunannya bisa dimulai pada Januari mendatang,” kata Alexander.

Setelah IPO, Tays Baker terus berupaya menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham. Perseroan berkomitmen untuk terus menjaga fundamental valuenya agar terus menguat dan memberikan long term value bagi para investornya.

Melalui pabrik baru ini, kapasitas produksi TRICKS baked potato crisps yang merupakan produk andalan Tays Bakers, diharapkan bisa meningkat. Saat ini, kapasitas pabrik untuk kategori biscuit & cracker sudah hampir mencapai 100 persen dengan 6.900 ton per tahun.

"Melalui pembangunan pabrik baru, maka kapasitas produksi akan meningkat menjadi 200 persen hingga  250 persen menjadi sekitar 17.000 ton per tahun," kata dia.

Rencana tersebut memungkinkan untuk terealisasi karena pabrik baru nanti akan memakai mesin yang lebih efektif dan efisien, dengan proses yang lebih terotomasi.

Pembangunan pabrik baru ini akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap I pada Januari hingga Agustus 2022, kemudian dilanjutkan dengan tahap II pada September hingga Desember 2022. Potensi pasar industri makanan dan minuman masih sangat besar meskipun berada di masa pandemi Covid-19.

 

Program Perseroan

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan industri ini akan bertumbuh 5 persen hinggw 7 persen.

Sementara pemerintah optimistis pertumbuhan industri makanan dan minuman pada 2022 akan mampu menyentuh di angka 5 persen hingga 5,5 persen apabila tidak terjadi gelombang besar kasus Covid-19 di tanah air.

Oleh karena itu, berbagai program dan kebijakan strategis yang mendukung laju kinerja sektor industri terus digulirkan guna menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Merespons hal tersebut, Alexander menyampaikan optimisme perusahaan terhadap pertumbuhan laba dan kinerja keuangan perusahaan. Meskipun pada kuartal pertama 2021, perseroan sempat mencatatkan laba bersih negatif akibat pandemi, PSBB dan daya beli masyarakat saat itu.

Namun, melihat kinerja perusahaan per Juni 2021 dan kondisi pandemi yang masih berlangsung, kata Alexander, pihaknya memproyeksikan total pendapatan pada akhir tahun ini bisa naik hingga 10 persen dibandingkan tahun lalu. Bahkan margin laba bersih bisa tumbuh di atas 6 persen per tahun.

 

Selanjutnya

Awal 2019 IHSG
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara untuk proyeksi 2022, perusahaan percaya pandemi Covid-19 akan dapat ditanggulangi dengan baik oleh pemerintah RI maupun di negara-negara tujuan ekspor perusahaan.

Dengan penambahan kapasitas produksi dan peluncuran produk-produk baru yang direncanakan dalam waktu dekat, perusahaan memperkirakan pertumbuhan pendapatan di kisaran 40 persen pada 2022.

Didirikan pada 1998, Tays Bakers memulai usahanya dengan 1-line produksi wafer stick dengan merek dagang Nitchi.

Kini, perusahaan berkembang terus dan memiliki empat kategori produk yaitu Biscuit & Crackers, Rolled Wafer, Extruded Puff Snack dan Chocolate Confectionary dengan berbagai merek dagang yang cukup di kenal salah satunya produk Crisp Kentang Panggang TRICKS.

Produk-produk Tays Bakers telah diekspor ke mancanegara, seperti ASEAN, China, Taiwan, Korea, Australia, Timur Tengah, hingga Amerika Serikat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya