Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau disebut BSI (BRIS) berkomitmen dalam penerapan prinsip Environmental (lingkungan), Social (sosial) dan Governance (tata kelola perusahaan) atau ESG.
Penerapan prinsip ESG ini selaras dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance). BSI juga terus menjaga nilai-nilai syariah dengan memberikan pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan sehingga tetap menjaga keberlangsungan kehidupan dan lingkungan.
Baca Juga
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan pembiayaan terkait ESG BSI terus mengalami peningkatan dan ke depannya akan diakselerasi.
Advertisement
“Tujuannya agar perseroan mampu menghadirkan value yang lebih baik kepada para stakeholders. Tentunya value tersebut dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup,” ungkap Hery dalam paparan publik, Kamis, 27 Oktober 2022.
Per September 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 51,03 triliun atau 25,54 persen dari total pembiayaan yang dicatatkan. Perseroan juga menggencarkan implementasi keuangan berkelanjutan dengan penyaluran dana corporate social responsibility (CSR) yang mengusung konsep 3P (people, planet dan profit).
Dana CSR yang disalurkan BSI ke berbagai sektor socioeconomic jumlahnya telah mencapai Rp 84,1 miliar. Salah satunya pendampingan dan pengembangan 19 Desa Binaan BSI yang tersebar di Aceh, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat dan Makassar.
Sementara itu dalam bidang spiritual, BSI membangun masjid-masjid di tempat wisata. Terbaru yakni Masjid BSI Pananjakan di kawasan Bromo Jawa Timur.
Adapun terkait aspek people, BSI memberikan lebih dari 400 program beasiswa. Sedangkan dalam hal Charity dan Environment BSI melakukan gerakan penanaman pohon lebih dari 20.000 bibit di daerah rawan banjir.
“Kami akan terus mendorong pembangunan keuangan berkelanjutan dan mengimplementasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan di berbagai daerah, Di antaranya melalui project green campaign dan kepedulian terhadap lingkungan,” pungkas Hery.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Laba Bank Syariah Indonesia Tumbuh 42 Persen hingga Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau disebut BSI (BRIS) berhasil membukukan kinerja positif pada kuartal tiga 2022. Hal ini tercermin dari laba bersih yang meningkat 42 persen secara tahunan (YoY) mencapai Rp 3,21 triliun.
BSI juga membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 245,18 triliun, atau tumbuh 11,86 persen pada periode yang sama. Kinerja positif ini didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan DPK.
Kinerja solid juga didukung oleh total pembiayaan yang tumbuh 22,35 persen, yaitu menjadi Rp 199,82 triliun. Kontribusi pembiayaan terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32 persen, disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81 persen dan pembiayaan gadai naik 30,15 persen.
Capaian ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sehat. Hal itu tercermin dari NPF Nett yang sangat terjaga yaitu hanya sebesar 0,59 persen.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja perseroan hingga September 2022 berada pada jalur yang tepat dan menuju pertumbuhan yang semakin solid.
"Kami terus melakukan transformasi dan efisiensi di internal serta mencermati perkembangan ekonomi di dalam negeri dan global, agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja BSI yang sehat dan berkelanjutan," kata Hery dalam paparan publik BSI, Kamis (27/10/2022).
Advertisement
Rasio Keuangan
Hery menambahkan kinerja perseroan yang konsisten tumbuh sehat terdorong oleh sinergi dan konsistensi membangun Islamic Ecosystem. Sinergi itu menjadi salah satu katalis utama bagi BSI untuk membukukan pertumbuhan yang berkelanjutan dan semakin cemerlang sepanjang tahun ini.
"Kami optimistis Islamic ecosystem menjadi bentuk kesinambungan yang saling menguatkan dan mendukung. Hal ini memberikan pengaruh positif bagi pertumbuhan bisnis perseroan," ujar dia.
Pencapaian kinerja BSI juga didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh komponen rasio keuangan. Sehingga berdampak pada kualitas aset yang bertumbuh sebesar 11,53 persen secara yoy menjadi Rp 280 triliun, Return of Equity (ROE) tumbuh sebesar 17,44 persen. Serta efisiensi biaya cost of fund (COF) turun menjadi 1,56 persen.
Rights Issue
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/8/2022), PT Bank Syariah Indonesia Tbk menerbitkan maksimal 6 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Perseroan akan memakai dana hasil rights issue untuk penyaluran pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengharapkan proses rights issue selesai pada kuartal IV 2022.
Adapun bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD-nya, persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya 12,73 persen.
Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, Bank Syariah Indonesia akan meminta persetujuan pemegang saham pada 23 September 2022.Dengan pelaksanaan rights issue tersebut, perseroan akan memiliki kecukupan modal yang baik dengan CAR lebih dari 20 persen dan penambahan profitability yang optimal bagi pemegang saham dengan proyeksi dan return on equity (ROE) lebih dari 20 persen.
Aset Perseroan saat ini berada di peringkat tujuh secara nasional sekaligus menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
Seluruh indikator keuangan Perseroan memiliki kinerja yang cukup optimal. Perseroan memiliki visi untuk menjadi top 10 Global Sharia Bank dengan aspirasi aset Rp500 triliun pada 2025 dengan Return On Equity (ROE) lebih dari 18 persen.
Untuk mencapai aspirasi visi tersebut, Perseroan melakukan ekspansi pertumbuhan baik secara organik maupun anorganik. Perseroan memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) lebih dari 15 persen hingga 2025.
Advertisement