Pengamat Sebut Ekosistem Blibli Dapat Saling Menopang di Tengah Ketidakpastian Global

PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli akan mencatatkan saham perdana di BEI pada 8 November 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Nov 2022, 19:36 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 19:36 WIB
Pemanfaatan forklift pada warehouse Blibli (Dok. Blibli)
Pemanfaatan forklift pada warehouse Blibli (Dok. Blibli)

Liputan6.com, Jakarta - PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli tengah melangsungkan proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan menetapkan harga IPO sebesar Rp 450 per saham. Didukung ekosistem grup Djarum, Peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana mengatakan IPO Blibli memiliki competitive advantage tersendiri.

Dia menilai, dana segar hasil IPO akan berkontribusi positif untuk Blibli. Lantaran, saat ini banyak perusahaan-perusahaan rintisan atau startup lain yang mengalami kesulitan pendanaan, salah satunya karena kondisi ekonomi yang diproyeksikan mengalami resesi pada 2023.

"Sebanyak Rp 5,5 triliun dari IPO Blibli itu digunakan untuk memperbaiki dari struktur modal, mengurangi utang, sehingga dapat mengurangi Debt Equity Rasio (DER).Dengan penurunan DER ini, perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam pengelolaan aset yang dimiliki, termasuk potensi pembagian dividen kepada investor di masa mendatang” ujar dia, Jumat (4/11/2022).  

Andri menuturkan bagaimana perusahaan e-commerce omnichannel dengan model bisnis Blibli mampu berkembang pesat di luar negeri. Sebagai contoh, dia menyebut Amazon dan Alibaba yang melakukan ekspansi secara masif.

 

 

Didukung Ragam Sektor

Warehouse Blibli dalam rangka persiapan menuju ulang tahun Ke-11 (Dok. Blibli)
Warehouse Blibli dalam rangka persiapan menuju ulang tahun Ke-11 (Dok. Blibli)

Amazon berekspansi melalui Amazon Express, Amazon Go, dan Amazon Prime. Kemudian disusul Rakuten di Jepang yang fokus awalnya adalah platform diskon dan cashback, hingga memiliki bisnis perhotelan.

"Mereka sustain karena memiliki bisnis di beberapa sektor usaha, sehingga ketika kondisi ekonomi sulit sekalipun, sebagian bisnis yang berkembang dapat menopang sektor bisnis lainnya yang terdampak ekonomi. Yang satu mengalami kesulitan, yang lain mengalami kenaikan,” kata dia.  

Andri juga menilai wajar atas utang yang dimiliki oleh Blibli dan perusahaan startup lainnya. Menurutnya Startup memiliki utang untuk investasi serta pengembangan bisnisnya.

“Selama utang itu sehat dan terukur dari segi Debt to Equity Ratio, Profitabilitias dan Likuiditasnya, maka wajar-wajar saja, bukan masalah,” imbuh Andri.

 Blibli yang akan melantai di bursa pada 8 November mendatang diperkirakan akan mengumpulkan dana sebesar Rp 7,9 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran saldo utang fasilitas. Sisanya akan dialokasikan sebagai modal kerja dalam mendukung kegiatan usaha.

 

Patok Harga IPO Rp 450 per Saham

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli menetapkan harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp 450. Harga saham perdana perseroan tersebut dekati batas atas dari kisaran Rp 410-Rp 460 per saham.

Mengutip laman e-ipo, Selasa (1/11/2022), Blibli akan melepas saham sebanyak-banyaknya 17,77 miliar atau sebesar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Dengan demikian, calon emiten dengan kode BELI ini membidik dana segar senilai Rp 7,99 triliun.

Selain itu, perseroan juga akan alokasikan sebanyak-banyaknya 55 juta saham atau sekitar 0,31 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA) sebesar 55 juta saham.

Perseroan juga akan alokasikan hak opsi kepada manajemen dan karyawan menjadi sebanyak-banyaknya 3,65 miliar saham atau sekitar 2,99 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, pelaksanaan ESA, MESOP. Pemberikan hak opsi dalam MESOP dapat dilaksanakan oleh perseroan hingga 20 Desember 2024.

Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar Rp 5,5 triliun untuk pembayaran utang ke perbankan. Sedangkan sisanya akan digunakan oleh perseroan dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan.

 

 

Jadwal IPO

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk melaksanakan IPO, PT Global Digital Niaga Tbk telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas.

Jadwal:

Efektif : 31 Oktober 2022 

Masa penawaran umum : 2 – 4 November 2022 

Tanggal penjatahan : 4 November 2022 

Distribusi saham secara elektronik : 7 November 2022 

Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia : 8 November 2022

 

Alasan IPO

Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli tengah dalam proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO).

Dalam aksi ini, Blibli menerbitkan sebanyak-banyaknya 17.771.205.900 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Harga pelaksanaan dipatok pada rentang Rp 410— Rp 460 per saham. Dengan demikian, entitas Grup Djarum ini berpotensi meraup modal Rp 7,29 triliun hingga Rp 8,17 triliun dari IPO.

Saat ini, Blibli tengah memasuki periode bookbuilding dan akan berakhir pada 24 Oktober 2022. CEO Tiket.com, George Hendrata menuturkan, pencatatan saham Blibli di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menyusul sejumlah perusahaan B2C di luar negeri yang melakukan aksi serupa dan mencatatkan laba positif.

PT Global Digital Niaga Tbk saat ini memiliki tiga lini bisnis utama, yakni Blibli untuk e-commerce, Tiket.com agen perjalanan daring, dan ritel melalui PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC). George menerangkan, perusahaan memiliki addressable market yang cukup besar mencapai USD 436 miliar. Rinciannya, Blibli USD 150 miliar, Tiket.com USD 41 miliar, dan Ranch Market USD 245 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya