PGN Bidik Kontribusi Pendapatan Rp 2,2 Triliun dari Pipa Rokan

Pada 2022, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN memperkirakan pipa Rokan bisa berkontribusi hingga USD 30 juta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Nov 2022, 15:14 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2022, 14:26 WIB
PT PGN Tbk akan fokus utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline. (Dok PGN)
PT PGN Tbk akan fokus utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline. (Dok PGN)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN memperkirakan pipa blok Rokan bakal memberikan kontribusi pendapatan hingga USD 140 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun (kurs Rp 15.726 per USD).

Direktur Keuangan dan manajemen Risiko PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Fadjar harianto Widodo menjelaskan, kontribusi itu seluruhnya berasal dari transportasi minyak.

"Karena di 2023 sudah full stream, harapannya kita bisa berikan tambahan pendapatan dari pipa rokan revenue di USD 130—140 juta. Pipa Rokan kami tidak menambah pendapatan untuk gas atau lifting minyak, tapi murni dari pendapatan dari penyaluran atau transportasi minyak mentah,” kata Fadjar dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022).

Pada 2022, perseroan memperkirakan pipa Rokan bisa berkontribusi hingga USD 30 juta. Dia menambahkan, pada dasarnya pipa Rokan adalah jasa untuk penyaluran minyak mentah yang dikelola oleh anak usaha, PT Pertamina Gas (Pertagas). Sehingga harapannya, pendapatan dari bisnis ini akan memberikan tambahan pendapatan di segmen transportasi minyak Pertagas.

“Posisi di 2022 ini pipa Rokan dalam tahap uji coba untuk penyaluran minyak mentah. Kita ekspektasikan di 2022 karena proses uji coba, kemungkinan kita bisa cetak revenue sekitar USD 30 juta,” kata Fadjar.

 

Realisasi Belanja Modal PGN

20160921-Pekerja Jaringan Pipa Gas PGN-Jakarta- Helmi Afandi
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 96 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun (kurs Rp 15.716 per USD). Belanja modal itu setara 12,57 persen belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini sebesar USD 764 juta.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Gas Negara, Heru Setiawan menjelaskan, realisasi capex yang minim itu disebabkan perseroan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan rencana investasinya di tengah kondisi yang penuh tantangan.

"PGN dalam melaksanakan investasi menggunakan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan rencana investasinya di tengah kondisi yang penuh tantangan. Jadi adanya perubahan demand mempengaruhi proses perikatan komersial dengan calon pelanggan," ujar Heru dalam paparan publik, Senin (28/11/2022).

Sebagai contoh, salah satu yang terdampak dari sisi perikatan komersial yakni pembangunan Terminal Cilacap. Her menjelaskan, hal itu karena ada perubahan model operasi, sehingga berdampak juga pada kebutuhan gas di kilang Cilacap.

"Juga gasifikasi Kepmen 249, ada dampak dari pandemi yang akhirnya membuat PLN melakukan rasionalisasi dari kebutuhan gasnya sekaligus disinkronkan dengan rencana pembangkitan yang ada di PLN, yaitu penggabungan beberapa pembangkit sehingga dapat meningkatkan efisiensi rantai pasokan,” beber Heru.

 

Skema Pelaksanaan Investasi

20151028-PGN Siap Salurkan Gas Ke Sektor Industri
Petugas mengecek instalasi pipa metering regulating station PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk di PT Lion Metal Works di Jakarta, (28/10/2015). Sektor Industri kini mulai mengkonversi dari bahan bakar minyak ke gas alam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, perseroan menilai perlunya optimalisasi skema pelaksanaan investasi. termasuk penyiapan pola-pola baru dalam menyiapkan proyek untuk memperoleh tingkat keekonomian yang lebih layak. Dalam hal ini, perseroan telah mengeksekusi beberapa inisiatif.

"Khususnya untuk jargas, kami sinergikan dengan infra yang ada khususnya dari sisi pasokan kami akan sinergi juga dengan sumber-sumber pasokan gas hulu. Hilir kita sinergi dengan pembeli besar sehingga dapat dilakukan efisiensi akibat adanya sinergi infrastruktur,” kata Heru.

Menurut dia, dibutuhkan waktu tambahan untuk memperoleh perikatan komersial. Juga terkait dengan revitalisasi tangki Harun karena nanti akan diperlukan komitmen dari capon pengguna untuk tangki apapun.

"Perusahaan telah berupaya meningkatkan serapan capex melalui inisiatif tambahan yaitu di hulu migas yang merupakan satu inisiatif yang lebih cepat dari sisi entah itu market. Kita melakukan optimasi dalam rangka eksekusi biaya capex di tahun berjalan,” ujar dia.

Pada penutupan perdagangan Senin, 28 November 2022 hingga sesi pertama, saham PGAS turun tipis 0,27 persen ke posisi Rp 1.850 per saham. Saham PGAS dibuka melemah terbatas lima poin ke posisi Rp 1.850 per saham. Saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.865 dan terendah Rp 1.835. Total frekuensi perdagangan 3.691 kali dengan volume perdagangan 148.708 saham. Nilai transaksi Rp 27,5 miliar.

Kinerja Kuartal III 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatat kinerja keuangan positif sepanjang sembilan bulan 2022. PGN membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga September 2022.

Mengutip laporan keuangan unaudited yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (6/11/2022), PGN meraih laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 8,49 persen menjadi USD 310,52 juta atau setara Rp 4,88 triliun (asumsi kurs Rp 15.732 per dolar AS) hingga September 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan meraup laba USD 286,21 juta.

Pertumbuhan laba tersebut didukung kenaikan pendapatan sebesar 17,18 persen. Pendapatan PGN tercatat USD 2,64 miliar atau setara Rp 41,55 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,25 miliar. Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dasar dan dilusi sebesar USD 0,0128 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,0118.

Perseroan membukukan beban pokok pendapatan USD 2,03 miliar hingga September 2022 atau naik 12,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,81 miliar. Laba bruto perseroan naik 38,11 persen menjadi USD 607,01 juta hingga September 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya USD 439,48 juta.

 

Selanjutnya

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Perseroan mencatat kenaikan beban umum dan administrasi menjadi USD 131,80 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 111,01 juta.

Beban lain-lain turun menjadi USD 8,41 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 21,97 juta. Dengan demikian, PGN membukukan laba operasi naik 47,2 persen menjadi USD 480,16 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 326,02 juta.

Perseroan mencatat kenaikan laba selisih kurs menjadi USD 20,30 juta hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 19,61 juta. Perseroan juga mencatat penurunan beban keuangan menjadi USD 98,11 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 117,89 juta.

Total ekuitas naik menjadi USD 3,41 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 3,28 miliar. Total liabilitas perseroan turun menjadi USD 3,93 miliar hingga Septemebr 2022 dari periode Desember 2021 sebesar USD 4,22 miliar. Total aset turun menjadi USD 7,35 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 7,51 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 1,64 miliar hingga September 2022.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya