Liputan6.com, Jakarta Divisi Pedagang dan penjual di Goldman Sachs harus siap menerima bonus yang setidaknya 10 persen lebih kecil dari tahun lalu meskipun bank menghasilkan lebih banyak pendapatan tahun ini.
Dilansir dari CNBC, Sabtu (3/12/2022), pengurangan bonus terjadi karena bank yang berbasis di New York ini menghadapi perlambatan di sebagian besar bisnis lainnya, terutama perbankan investasi dan manajemen aset, area yang terkena dampak lonjakan suku bunga dan penurunan valuasi tahun ini.
Baca Juga
Goldman juga mulai memberi tahu para eksekutif di divisi pasarnya minggu ini untuk mengharapkan kumpulan bonus yang lebih kecil pada 2022, menurut orang-orang, yang menolak disebutkan namanya berbicara tentang masalah kompensasi.Â
Advertisement
Menurut laporan Bloomberg, angka tersebut akan dipotong oleh "persentase dua digit yang rendah," meskipun diskusi pembayaran akan berlangsung hingga awal tahun depan dan dapat berubah.
Wall Street telah bergulat dengan penurunan tajam dalam pendapatan perbankan investasi setelah beberapa bagian industri yang terlibat dalam membawa perusahaan publik, mengumpulkan dana dan menerbitkan saham dan obligasi disita tahun ini.Â
Goldman pertama kali mengumumkan PHK di seluruh perusahaan pada September, dan sejak itu Citigroup Barclays dan lainnya telah memberhentikan staf yang dianggap berkinerja buruk.Â
JPMorgan Chase juga akan menggunakan pemotongan akhir tahun yang selektif, gesekan dan bonus yang lebih kecil, dan minggu ini CEO Morgan Stanley James Gorman mengatakan kepada Reuters dia berencana untuk melakukan pemotongan "sederhana" dalam operasi di seluruh dunia.
Pendapatan Divisi Pasar Goldman Naik
Terlepas dari lingkungan yang sulit, perdagangan telah menjadi titik terang bagi Goldman. Gejolak geopolitik dan langkah bank sentral untuk melawan inflasi menyebabkan aktivitas yang lebih tinggi dalam mata uang, obligasi negara dan komoditas, dan personel pendapatan tetap bank memanfaatkan peluang tersebut.
Pendapatan di divisi pasar naik 14 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021, sementara pendapatan keseluruhan perusahaan turun 21 persen, berkat penurunan besar dalam hasil perbankan investasi dan manajemen aset.Â
Dengan demikian, jumlah uang yang disisihkan bank untuk kompensasi dan tunjangan juga turun 21 persen, menjadi USD 11,48 miliar (Rp 117,1 triliun) hingga 30 September 2022.