Liputan6.com, Jakarta - PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land membukukan marketing revenue atau prapenjualan sebesar Rp 800 miliar hingga November 2022.
Hasil prapenjualan tersebut naik sekitar 250 persen dari penjualan 2021. Tiga proyek baru menjadi proyek andalan Triniti Land untuk memperoleh prapenjualan antara lain Proyek Sequoia Hills yang merupakan proyek rumah tapak di Sentul. Proyek ini mendukung konsep hijau.
Baca Juga
Perseroan juga terus meluncurkan proyek terbaru yang akan menjadi andalan di antaranya Holdwell Business Park yang berlokasi di Lampung.
Advertisement
Proyek 13,5 hektare ini akan menjadi Modern Business Park hijau pertama di Lampung, yang menghubungkan antara Pulau Jawa dan Sumatera. Selain itu, Perseroan juga terus mengembangkan proyek TanaMori, Proyek 246 hektare yang berlokasi di Labuan Bajo untuk menjadi Kawasan pariwisata yang mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Sementara itu, untuk kinerja keuangan hingga September 2022, perseroan meraup penjualan dan pendapatan Rp 129,92 miliar. Penjualan dan pendapatan perseroan naik 5.386 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,36 miliar.
Perseroan dapat mencatatkan pendapatan yang diperoleh dari proyek setelah memulai melakukan serah terima partial unit proyek Collins Boulevard yang dimulai dari Agustus 2022.
Dalam 2 tahun terakhir ini, Perseroan tak bisa mencatatkan pendapatan yang telah diterima sebelum serah terima unit dilakukan karena dampak dari aturan PSAK 72. Diharapkan Perseroan sudah bisa mencatatkan pendapatan lagi mulai kuartal III-2022. Diproyeksi, pendapatan Perseroan akan mulai terkerek sejak akhir tahun 2022.
Kinerja Keuangan Kuartal III 2022
Presiden Direktur dan CEO PT Perintis Triniti Properti Tbk, Ishak Chandra mengatakan,sesuai janji, Perusahaan diharapkan dapat mulai membukukan penjualan karena salah satu proyek Triniti Land yaitu Collins Boulevard sudah mulai diserah terimakan ke pelanggan sejak Agustus 2022.
“Diharapkan proses serah terima bisa dijalankan dalam jangka waktu 12 bulan kedepan. Sebagai informasi, ada sekitar Rp 1,4 triliun penjualan yang belum bisa diserah terimakan karena belum dilakukan BAST / Serah terima unit,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Minggu (4/12/2022).
Adapun Perseroan mencatat laba bersih periode atau tahun berjalan Rp 1,59 miliar hingga September 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 34,75 miliar. Namun, perseroan masih mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 11,01 miliar. Rugi ini menyusut dari periode akhir September 2021 sebesar Rp 20,47 miliar.
Advertisement
Aset Perseroan
Perserpan membukukan lonjakan laba bruto dari Rp 698,28 juta hingga September 2021 menjadi Rp 73,09 miliar. Perseroan meraup laba operasional Rp 3,28 miliar hingga akhir kuartal III 2022. Kondisi ini berbeda dari tahun sebelumnya rugia Rp 43,39 miliar.
Melihat kondisi itu, perseroan mencatat rugi per saham dilusi sebesar Rp 2,75 hingga September 2022. Rugi tersebut menyusut dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 3,38.
Perseroan membukukan ekuitas Rp 615,27 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 657,03 miliar. Total liabilitas naik menjadi Rp 1,49 triliun hingga September 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 1,2 triliiun.
Perseroan membukukan aset Rp 2,1 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,87 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 77,2 miliar hingga akhir kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 34,27 miliar.
Rights Issue
Sebelumnya, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN), perusahaan yang bergerak dalam bidang real estat akan melakukan penambahan modal melalui penawaran umum dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam rangka rights issue tersebut, PT Perintis Triniti Properti Tbk atau Triniti Land akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 147.795.558 saham biasa atas nama atau 3,09 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD I, dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 900.
Mengutip prospektus, ditulis Selasa (24/10/2022), dana yang diperoleh dari PMHMETD I dalam rangka penerbitan HMETD seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp 133,01 miliar.
Dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, hak atas pecahan saham dalam PMTHMETD I akan dijual oleh perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening perseroan.
Perseroan juga akan menerbitkan maksimal 147.795.558 waran seri II yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama hasil pelaksanaan HMETD. Pada setiap 1 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 waran seri II yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang HMETD yang melaksanakan haknya.
Kemudian, waran seri II adalah efek yang memberikan kepada pemegangnya hak untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 100 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan Rp 1,100 per saham yang dapat dilaksanakan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu mulai 24 Mei 2023 sampai dengan 21 November 2025 di mana setiap 1 waran seri II berhak membeli 1 saham baru Perseroan.
Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD I, setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi efek yang terkait dengan PMHMETD I akan digunakan untuk beberapa hal.
Advertisement