Masih Proses Due Dilligence, Bagaimana Perkembangan Akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu oleh Bukit Asam?

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengatakan, due diligence saat ini masih dalam proses.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Des 2022, 15:17 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 15:17 WIB
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PLN melakukan due diligence terkait pelepasan aset PLN yaitu PLTU Pelabuhan Ratu kepada perseroan.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengatakan, due diligence saat ini masih dalam proses. Menurut dia, ada beberapa pertimbangan yang masih dikaji termasuk dari sisi regulasi dan keekonomiannya.

"Sekarang masih berproses. Karena di samping due diligence yang untuk keekonomian, kita juga liat regulasinya itu ada yang harus berhubungan dengan pihak-pihak terkait. Kami harapkan paling enggak di kuartal pertama tahun depan sudah ada gambaran secara jelas," kata dia kepada awak media di Jakarta, Jumat (16/12/2022).

Pada 18 Oktober 2022 di Bali, PT Bukit Asam Tbk dan PLN telah menandatangani principle framework agreement yang merupakan perjanjian awal kerja sama dalam rangka pelepasan aset PLN tersebut. Aksi ekspansi yang disiapkan Bukit Asam ini sempat menarik perhatian pengamat lantaran dikhawatirkan dapat membebani keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.

Sebagai gambaran, nilai akuisisi tersebut diperkirakan bakal mencapai USD 800 juta. Namun Arsal memastikan, rencana akuisisi PLTU tidak akan membebani kas perusahaan. Saat ini, perseroan masih membahas lebih lanjut kerangka kerja sama ke depannya. Bukit Asam juga akan melakukan analisa dari sisi teknis, keekonomian, lingkungan hingga analisa kelayakannya.

"Termasuk nanti di dalamnya, kami juga akan melihat blended financing yang akan difasilitasi oleh Kementerian BUMN. Ini semuanya masih dalam proses,” kata Arsal sebelumnya.

Aksi ini diharapkan dapat memberi manfaat optimal bagi PTBA dan PLN serta tidak mengganggu komposisi keuangan PTBA. Malahan, lanjut Arsal, lewat aksi ini harusnya memberikan dampak positif pada keuangan PTBA.

Lantaran, di samping mendukung program pemerintah, lewat aksi ini nantinya PLN juga tetap akan menjadi off taker dalam rantai pasok batu bara domestik oleh perseroan. Sehingga ada kepastian penjualan batu bara PTBA ke PLN.

 

 

Bukit Asam Pastikan Akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu Tak Ganggu Keuangan Perusahaan

Bukit Asam
Bukit Asam

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PLN akan melakukan due diligence setelah menandatangani perjanjian awal terkait pelepasan aset PLN yaitu PLTU Pelabuhan Ratu kepada perseroan.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail memastikan, rencana akuisisi PLTU tidak akan membebani kas perusahaan. Saat ini, perseroan masih membahas lebih lanjut kerangka kerja sama ke depannya. Bukit Asam juga akan melakukan analisa dari sisi teknis, keekonomian, lingkungan hingga analisa kelayakannya.

"Termasuk nanti di dalamnya, kami juga akan melihat blended financing yang akan difasilitasi oleh Kementerian BUMN. Ini semuanya masih dalam proses,” kata Arsal dalam paparan kinerja perseroan, Kamis (27/10/2022).

Harapannya, aksi ini dapat memberikan manfaat optimal bagi PTBA dan PLN serta tidak mengganggu komposisi keuangan PTBA. Malahan, lanjut Arsal, lewat aksi ini harusnya memberikan dampak positif pada keuangan PTBA.

Lantaran, di samping kita mendukung program pemerintah, lewat aksi ini nantinya PLN juga tetap akan menjadi off taker dalam rantai pasok batu bara domestik oleh perseroan. Sehingga ada kepastian penjualan batu bara PTBA ke PLN.

"Kalau dikaitkan dengan kondisi keuangan PTBA, kami sangat hari-hati dan prudence. Ini baru principal framework, nantinya akan kami tindak lanjuti mengikuti aturan aturan baik kami sebagai perusahaan terbuka dan aturan-aturan yang ada di (internal) kami,” imbuh Arsal.

 

Bukit Asam Kantongi Laba Rp 10 Triliun hingga Kuartal III 2022

Kendaraan tambang PT Bukit Asam (PTBA) yang memiliki daya penggerak berupa listrik
Kendaraan tambang PT Bukit Asam (PTBA) yang memiliki daya penggerak berupa listrik

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sukses melanjutkan kinerja positif hingga kuartal III 2022. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 10 triliun, naik 110 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp 4,8 triliun.

Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail menjelaskan, capaian laba bersih itu didukung dengan pendapatan sebesar Rp 31,1 triliun, meningkat 60 persen dibanding periode sama tahun lalu.

"Kenaikan kinerja ini didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang meningkatkan permintaan batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan," imbuh Arsal dalam konferensi pers kinerja Bukit Asam Kuartal III, Kamis (27/10/2022).

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harga Batu Bara Acuan (HBA) meningkat sekitar 101 persen persen dari USD 158,50 per ton pada Januari 2022 menjadi USD 319,22 per ton pada September 2022.

"Kinerja gemilang ini juga didukung kinerja operasional perseroan yang solid di sepanjang Kuartal III 2022. Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, perseroan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal,” kata Arsal.

Produksi dan Penjualan Kuartal III 2022

FOTO: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara Setelah Indonesia Longgarkan Larangan Ekspor
Gambar udara menunjukkan seorang pekerja berdiri di atas truk bermuatan batu bara di Pelabuhan Karya Citra Nusantara (KCN) Marunda, Jakarta, 17 Januari 2022. Indonesia melonggarkan larangan ekspor batu bara. (ADEK BERRY/AFP)

Total produksi batu bara Bukit Asam hingga kuartal III 2022 mencapai 27,7 juta ton, meningkat 21 persen dibanding kuartal III 2021 yang sebesar 22,9 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA sampai dengan kuartal III 2022 sebanyak 23,5 juta ton, tumbuh 12 persen secara tahunan.

"Porsi penjualan ekspor PTBA terus meningkat dari 33 persen pada kuartal I 2022, 38 persen pada kuartal II 2022, dan mencapai 44 persen pada kuartal III 2022. Peningkatan porsi ekspor pada kuartal II dan III tersebut menyebabkan porsi ekspor sampai dengan kuartal III 2022 tercatat sebesar 38 persen dari seluruh penjualan," ujar Arsal.

Sementara, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) hingga kuartal III 2022 tercatat sebesar 14,4 juta ton atau 159 persen dari target tahunan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya