Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau disebut BTN ekspansi bisnis di jasa kustodian. BTN menargetkan dana kelolaan dari nasabah institusi yang memakai jasa kustodian sekitar Rp 12 triliun pada tahun pertama.
Ekspansi bisnis ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai pemegang rekening kustodian KSEI. Dengan demikian, BTN resmi menjadi bank ke-24 yang menyediakan dan melayani bisnis jasa kustodian di industri pasar modal Indonesia.
Baca Juga
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan oleh Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dan Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo pada Selasa, 27 Desember 2022. Nixon mengapresiasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan KSEI yang mendukung BTN untuk mengembangkan pasar modal Indonesia.
Advertisement
Nixon mengatakan, setelah terdaftar sebagai pemegang rekening KSEI, BTN dapat memberi layanan dan menjalin kerja sama dengan nasabah dan investor yang investasi melalui pasar modal. Layanan ini berupa jasa administrasi efek, penyelesaian transaksi dan mengurus hak-hak nasabah sehubungan dengan efek yang dimiliki dan diadministrasikan di kustodian BTN.
Pada tahun pertama, BTN targetkan dana kelolaan dari nasabah institusi yang memakai jasa kustodian sekitar Rp 12 triliun. Dengan menyandang status sebagai kustodian akan melengkapi layanan BTN bagi nasabah yang berinvestasi di pasar modal. Selain itu menunjukkan komitmen perseroan mengembangkan pasar modal Indonesia.
Perluas Jaringan
“Bergabungnya BTN ini merupakan salah satu upaya kita bersama dalam memperluas jaringan pasar modal kepada seluruh masyarakat Indonesia,” tutur Uriep dalam keterangan tertulis, Selasa, 27 Desember 2022.
Dengan kehadiran BTN dalam jasa kustodian diharapkan menjadi pilihan terbaru dan semakin mempermudah proses administrasi dan penyimpanan efek. Menurut Uriep, upaya tersebut seiring dengan pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang terus berjalan hingga kini.
Total jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 10,24 juta investor hingga 16 Desember 2022. Jumlah investor pasar modal tumbuh 36,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Investor pasar modal tersebut didominasi investor individu lebih dari 99 persen.
Nilai aset yang tersimpan juga meningkat 15,8 persen menjadi Rp 6.531 triliun per 16 Desember 2022 dibandingkan akhir 2021. Lebih dari 61 persen aset tersebut tersimpan di bank kustodian, terutama didominasi investor institusi. Dengan demikian menunjukkan peran penting bank kustodian di pasar modal Indonesia.
Advertisement
BTN Siapkan Uang Tunai Rp 19 Triliun Sambut Liburan Nataru
Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menyiapkan dana tunai sekitar Rp 19 triliun untuk memenuhi kebutuhan nasabah di momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Total dana itu disiapkan selama periode 19 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023.
Corporate Secretary Bank BTN Achmad Chaerul menyebut jumlah tersebut meningkat dibandingkan alokasi dana tunai libur Nataru tahun lalu yang sebesar Rp18,029 triliun.
“Untuk menjamin tercukupinya kebutuhan dana tunai bagi nasabah menjelang dan sesudah Hari Raya Natal 2022 serta Tahun Baru 2023 selama periode 19 Desember 2022 sampai dengan 1 Januari 2023 atau 14 hari, total likuiditas yang disiapkan BTN sekitar Rp19 triliun,” jelas Achmad dalam keterangannya, Kamis (22/12/2022).
Chaerul mengungkapkan, dari jumlah sekitar Rp19 triliun tersebut, sekitar 25 persen atau Rp 4,74 triliun untuk pengisian mesin ATM BTN yang tersebar di seluruh Indonesia. Kemudian sebesar Rp 14,23 triliun atau 75 persen dari total dana tunai dianggarkan untuk outlet Bank BTN di berbagai daerah.
Menurut Chaerul, tahun ini alokasi dana tunai mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan mobilitas masyarakat yang kembali meningkat seiring meredanya pandemi Covid-19.
“Pengalokasian dana tunai tahun ini sudah memperhitungkan peningkatan transaksi melalui digital channel delivery Bank BTN, serta jumlah hari libur Natal dan Tahun Baru 2023,” pungkas Chaerul.
Rights Issue BTN
Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau disebut BTN menambah modal dengan memberikan hak memesan terlebih dahulu (PMHMETD II) atau rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/12/2022), BTN menawarkan sebanyak-banyaknya 3.444.444.413 saham dengan nilai nominal Rp 500 dalam rangka rights issue. Saham yang ditawarkan itu setara 24,54 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. BTN menetapkan harga pelaksanaan rights issue Rp 1.200 per saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup dari rights issue sebesar Rp 4,13 triliun.
Adapun pemegang 100 juta saham biasa atas nama yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) Perseroan pada tanggal terakhir pencatatan (recording date) pada pukul 16.00 WIB berhak atas 32.525.443 HMETD.
Adapun pemegang saham utama perseroan yaitu Negara Republik Indonesia memiliki satu saham seri A Dwiwarna 6.353.999.999 dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Pemerintah Indonesia akan melaksanakan PMHMETD II ini sebesar 2.066.666.648 saham baru melalui penambahkan penyertaan modal negara sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2022 tanggal 8 Desember 2022 tentang penambahan penyertaan modal negara Republik Indonesia ke dalam modal saham BTN. Pemerintah Indonesia menambah penyertaan modal ke dalam modal saham perseroan maksimal Rp 2,48 triliun.
Dalam aksi korporasi ini, PT CIMB Niaga Sekuritas bertindak sebagai pembelian siaga atas sebagian sisa saham baru yang tidak diambil bagian tersebut. Harga pelaksanaan rights issue oleh pembeli siaga Rp 1.200 per saham.
“Sebagai pembeli siaga, CIMB Niaga Sekuritas membeli sebanyak-banyaknya 83.333.333 sisa saham baru yang setara Rp 99,99 miliar,” demikian mengutip dalam prospektus perseroan.
Advertisement