Gelar IPO, Intip Kinerja Keuangan Bank Sumut pada Akhir 2022

Aset Bank Sumut juga meningkat menjadi Rp 40,6 triliun hingga Desember 2022, dibandingkan dengan Desember 2021 sebesar Rp 38,01 triliun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Jan 2023, 19:22 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2023, 19:22 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (Bank Sumut) mencatatkan kinerja positif pada 2022. Hal ini dengan menunjukkan pertumbuhan bisnis dan tren peningkatan kinerja keuangan yang signifikan.

Calon emiten dengan kode saham BSMT membukukan laba bersih sebesar Rp 706 miliar (unaudited) pada Desember 2022, tumbuh 15,15 persen (year on year atau yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp614 miliar.

Selain itu, aset Bank Sumut juga meningkat menjadi Rp 40,6 triliun hingga Desember 2022, dibandingkan dengan Desember 2021 sebesar Rp 38,01 triliun.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto menjelaskan, pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang ditandai dengan peningkatan pertumbuhan kredit yang dua digit dan membaiknya kolektibilitas kredit yang ditandai dengan penurunan non performing loan (NPL) net dari level 1,80 persen ke ke level 1,21 persen.

“Semua indikator kinerja keuangan menunjukkan hasil positif,” kata Hadi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (12/1/2023).

Pada Desember 2022, Bank Sumut menggenjot penyaluran kredit hingga Rp27,8 triliun, naik 10,58 persen (yoy) dari Rp 25,1 triliun pada Desember 2021.

Sementara itu, Bank Sumut juga tercatat berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp31,9 triliun atau meningkat 3,01 persen yoy dari capaian Desember 2021 sebesar Rp30,9 triliun.

Dia menambahkan, fungsi intermediasi Bank Sumut serta peran perseroan dalam menggerakkan perekonomian juga menunjukkan hasil yang memuaskan ditandai dengan porsi kredit produktif yang mencapai 43,90 persen dan realisasi kredit usaha rakyat atau KUR pada 2022 yang mencapai Rp1,35 triliun, 35 persen melampaui target semula Rp1 triliun.

“Peningkatan realisasi kredit produktif termasuk KUR yang diraih Bank Sumut ini menunjukkan komitmen kuat Bank Sumut untuk membantu menggerakkan perekonomian Provinsi Sumatera Utara dan mensejahterakan masyarakat, terutama pasca meredanya pandemi COVID-19,” kata Hadi.

 

 


IPO Perseroan

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hadi menambahkan, saat ini kepercayaan masyarakat untuk menabung dan bertransaksi di PT Bank Sumut juga menunjukkan tren positif yang ditandai dengan peningkatan DPK dan rasio blended cost of fund yang juga relatif rendah sekitar 2,22 persen.

Melihat pencapaian kinerja tersebut, Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Arieta Aryanti optimistis terhadap rencana aksi korporasi pada awal 2023. 

Kinerja keuangan Bank Sumut yang meyakinkan tentu dapat menambah kepercayaan stakeholder terhadap Perseroan sehingga Bank Sumut dapat lebih leluasa untuk berekspansi demi meraih target laba Rp 800 miliar pada 2023 ini.

“Saat ini Bank Sumut telah memperoleh izin pernyataan praefektif dari OJK per tanggal 3 Januari 2023 dan siap untuk segera melantai di bursa pada awal 2023. Untuk itu, Bank Sumut berencana menggelar public expose pada hari Senin 9 Januari 2023," kata Arieta.


IPO, Bank Sumut Bidik Dana Segar Rp 1,49 Triliun

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk atau Bank Sumut akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Bank Sumut membidik dana segar Rp 1,49 triliun dari IPO.

Mengutip laman e-IPO, Kamis (5/1/2023), Bank Sumut akan melepas sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham atas nama seri B yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan, dengan nilai nominal Rp250 per saham dalam rangka IPO.

Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 23 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO. Harga penawaran kepada masyarakat Rp150-Rp350 per saham. Dengan demikian, Bank Sumut akan meraih dana maksimal Rp 1,49 triliun.

Selain itu, Perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 2 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO saham untuk program alokasi saham kepada karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) atau sebanyak-banyaknya 58.695.900 saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan Harga penawaran.

 

 


Program ESA

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun, sebanyak-banyaknya sebesar 2,64 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai penambahan modal untuk program alokasi saham kepada manajemen dan karyawan perseroan (Management and Employee Stock Option Program atau MESOP) atau sebanyak-banyaknya sebesar 2 persen dari total modal ditempatkan dan disetor Perseroan  setelah pelaksanaan.

Dalam implementasinya, program ESA dan program MESOP atau sebanyak-banyaknya 259.798.300 saham. 

Sementara itu, seluruh dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 80 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan guna mendukung ekspansi bisnis Perseroan termasuk kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi.

Sekitar 20 persen akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan  teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan termasuk layanan digital, antara lain sekitar 10 persen belanja modal (capital expenditure/capex) termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya