Sempat Batal IPO, Bos Hillcon Buka Suara

Manajemen PT Hillcon Tbk memberikan penjelasan mengenai penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) yang sempat tertunda.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Jan 2023, 19:31 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2023, 19:13 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Calon emiten kontraktor tambang PT Hillcon Tbk akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah tertunda pada 2022. 

Direktur Hillcon, Jaya Angdika mengungkapkan, alasan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tertunda bukan karena adanya penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Akan tetapi, tertunda karena time table yang tidak masuk untuk efektif.

"(Status PKPU) itu sudah dicabut, alasan IPO tertunda bukan karena PKPU tapi karena timetable yang tidak keburu, time tablenya tidak tepat," kata Jaya kepada awak media, Jumat (13/1/2023).

Alhasil, Hillcon begitu antusias untuk melakukan IPO. Menurut Presiden Direktur Hillcon Hersan Qiu, Hillcon menjadi kontraktor nikel pertama yang melakukan IPO di pasar modal dan menilai sektor tambang nikel ke depannya prospektif. 

Sementara itu, harga penawaran saham tersebut di kisaran Rp 1.250 - Rp 2.000 per saham. Dengan demikian, Hillcon akan mendapatkan dana segar maksimal Rp 884,6 miliar. 

Adapun, seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha Perseroan, yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan rincian sekitar 55 persen untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi, pengembangan, termasuk diantaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.

Selain itu, sisanya sekitar 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli, yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.

Calon emiten berkode HILL menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Tak hanya itu, Hillcon juga menunjuk PT Macquarie Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek dan penjamin emisi efek lain (jika ada) akan ditentukan kemudian.

Indikasi Jadwal:

Masa Penawaran Awal: 12 Januari - 26 Januari 2023

Perkiraan Tanggal Efektif: 7 Februari 2023

Perkiraan Masa Penarawan Umum: 9 - 13 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan: 13 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham: 14 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham: 15 Februari 2023.

 

IPO, Hillcon Bidik Dana Segar Rp 884,6 Miliar

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Hillcon Tbk akan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Calon emiten berkode HILL akan menawarkan maksimal 442,3 juta saham baru.

Mengutip laman e-ipo, Kamis (12/1/2022), Hillcon melepas saham sebanyak-banyaknya 442,3 juta saham biasa atas nama, atau sebanyak-banyaknya 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Adapun, harga penawaran tersebut Rp 1.250 - Rp 2.000 setiap saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup calon emiten ini sebanyak Rp 884,6 miliar.

 Sementara itu, seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha Perseroan, yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan rincian sekitar 55 persen untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi, pengembangan, termasuk diantaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.

Selain itu, sisanya sekitar 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli, yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.

Calon emiten berkode HILL menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Tak hanya itu, HILL juga menunjuk PT Macquarie Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek dan penjamin emisi efek lain (jika ada) akan ditentukan kemudian.

 Indikasi Jadwal:

Masa Penawaran Awal: 12 Januari - 26 Januari 2023

Perkiraan Tanggal Efektif: 7 Februari 2023

Perkiraan Masa Penarawan Umum: 9 - 13 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan: 13 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham: 14 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham: 15 Februari 2023.

 

Sempat Ajukan IPO pada 2022

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Hillcon Tbk telah mengajukan IPO pada pertengahan 2022. Namun, rencana IPO tersebut batal.

PT Hillcon Tbk, perusahaan bergerak di aktivitas perusahaan holding, konsultasi manajemen dan jasa pertambangan akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak-banyaknya 2,21 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20.

Mengutip laman e-ipo.co.id, Rabu (15/6/2022), jumlah saham Hillcon yang ditawarkan tersebut setara 15 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Perseroan menawarkan harga IPO Rp 250-Rp 400 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana sebanyak-banyaknya Rp 884,60 miliar.

Dana hasil IPO akan digunakan oleh PT Hillconjaya Sakti antara lain sekitar 55 persen untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi penambangan termasuk di antaranya biaya terkait bahan bakar, gaji, biaya overhead dan pemeliharaan alat-alat berat.

Selain itu sekitar 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat mendukung kegiatan operasional HS.

Dalam melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas.

Setelah IPO, pemegang saham Hillcon antara lain PT Hillcon Equity Management sebesar 68,85 persen, PT Bukit Persada Indonesia sebesar 16,15 persen dan masyarakat sebesar 15 persen.

Mengutip keterangan tertulis, Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu menuturkan, rencana IPO Hillcon ini bagian dari upaya mengembangkan bisnis, menciptakan nilai yang optimal bagi perusahaan dan stakeholder serta demi mewujudkan ekosistem industri nikel Indonesia dan global.

 

OJK: 64 Perusahaan Antre Himpun Dana di Pasar Modal, Ada IPO Jumbo pada 2023

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) bernilai lebih dari Rp1 triliun di bursa pada 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan, IPO di atas Rp1 triliun masih dalam proses dan ada di pipeline OJK. Kemungkinan, IPO tersebut masuknya tahun depan.

"Tidak hanya satu, masih dalam proses dan pipeline. Kapan akan masuknya, Insya Allah masuk pada tahun depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, ditulis Jumat (30/12/2022).

Inarno menuturkan, rencana tersebut masih bergantung dengan calon emiten, kondisi pasar dan lainnya.

"Tentunya tergantung daripada emitennya juga, pasarnya juga dan tentunya masih banyak kemungkinan yang terjadi," kata dia.

Dia menyebutkan, terdapat 64 calon emiten yang berada di pipeline OJK pada 2023.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, penggalangan dana di pasar modal sudah mencapai Rp 226,49 triliun hingga 30 November 2022. Saat ini juga masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai Rp 96,2 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, untuk penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 226 triliun hingga akhir November 2022.

"Untuk yang fundrise, saat ini kita sudah mencapai Rp 226 triliun sampai dengan 30 November 2022 dan saat ini pun itu masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai sampai saat ini Rp 96,2 triliun,” kata Inarno dalam RDK OJK, Selasa, 6 Desember 2022.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya