BEI Beri Sanksi Royal Investium Sekuritas, Ada Apa?

BEI tidak perkenankan PT Royal Investium Sekuritas melakukan aktivitas perdagangan sejak 17 Januari 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Jan 2023, 22:12 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2023, 22:12 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia memberikan sanksi suspensi terhadap PT Royal Investium Sekuritas (LH) pada 17 Januari 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Kamis (19/1/2023), sanksi tersebut dilayangkan BEI akibat nilai Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) Royal Investium Sekuritas tidak memenuhi ketentuan nilai minimum yang dipersyaratkan.

Direktur BEI, Kristian S. Manullang menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan Bursa terhadap sistem pusat pelaporan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) nilai MKBD PT Royal Investium Sekuritas per 16 Januari 2023 tidak memenuhi ketentuan nilai minimum yang dipersyaratkan. 

BEI pun menindaklanjuti hal tersebut, terhitung sejak sesi I perdagangan efek pada 17 Januari 2023, PT Royal Investium Sekuritas tidak diperkenankan melakukan aktivitas perdagangan di Bursa.

"Menindaklanjuti hal tersebut, dengan ini diumumkan bahwa terhitung sejak sesi I perdagangan efek tanggal 17 Januari 2023, PT Royal Investium Sekuritas tidak diperkenankan melakukan aktivitas perdagangan di Bursa sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut," kata Kristian, ditulis Kamis, 19 Januari 2023. 

Dengan demikian, suspensi dari BEI terhadap PT Royal Investium Sekuritas akan dibuka usai MKBD LH memenuhi persyaratan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indeks Saham Syariah Bertumbuh, BEI Ajak Anggota Bursa Terapkan SOTS

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong anggota bursa sebagai anggota bursa system online trading syariah (AB SOTS) untuk optimalkan pasar saham syariah.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, saat ini hanya ada 17 anggota bursa yang menjadi AB SOTS. BEI pun berupaya optimalkan potensi pertumbuhan pasar saham syariah dengan mengajak lebih banyak anggota bursa sebagai AB SOTS dan meluncurkan indeks saham baru.

“Kami harap pada 2-3 AB SOTS baru. Untuk indeks harapannya tahun ini bisa diluncurkan,” ujar dia kepada wartawan dikutip Selasa, (3/1/2023).

Selain itu, ia mengatakan, BEI juga akan berkoordinasi dengan para stakeholder pasar modal syariah agar proses pembukaan rekening efek syariah akan lebih mudah dengan dukungan teknologi.

Sebelumnya, Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) mencatat kinerja positif sepanjang 2022. Indeks saham syariah tersebut tumbuh 15,19 persen ke posisi 217,73.

Kinerja ISSI ini bahkan mengalahkan pertumbuhan indeks saham lainnya seperti Jakarta Islamic Index (JII) yang tumbuh 4,63 persen dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 4,09 persen


Bertemu Jokowi, BEI Bahas Kinerja Pasar Modal hingga Bursa Karbon

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asosiasi di sektor keuangan dan direksi Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Utama BEI Iman Rachman memaparkan sejumlah kinerja pasar modal  pada 2022 dan bursa karbon.

Iman telah melaporkan terkait kinerja BEI pada 2022 antara lain pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 4 persen dan rata-rata transaksi harian Rp 15 triliun.  Selain itu, jumlah investor yang mencapai lebih 10,3 juta investor.

“Kami juga sampaikan kepada bapak Presiden, penambahan emiten, berjumlah 833 emiten. Kami berharap mungkin perlu dukungan terkait banyak perusahaan-perusahaan dan emiten tercatat di pasar modal Indonesia sehingga tercipta pemerataan bagi para pemegang saham khususnya bagi investor domestik baik ritel dan institusi,” ia menambahkan, Senin (16/1/2023).

Selain itu terkait Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) dalam hal ini berhubungan dengan BEI yaitu bursa karbon. Iman apresiasi P2SK sebagai bentuk pendalaman pasar ke depan dan perluasan perdagangan BEI. Hal ini seiring tidak hanya perdagangan saham tetapi juga karbon ke depan.

Hal senada disampaikan Ketua DK OJK Mahendra Siregar, ia menuturkan, pada 2022 terjadi pertumbuhan tinggi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), salah satu tertinggi di Asia dan ASEAN.

Namun, dalam pembukaan 2023, ia mengaku ada hal yang harus dicermati sehingga dilakukan langkah penguatan untuk meningkatkan kepercayaan investor. “Termasuk juga meningkatkan lebih baik lagi governance dan integritas seluruh aktivitas selain tadi dalam rangka siapkan diri diterapkan (bursa-red) karbon dalam waktu kami harapkan tidak lama lagi,”

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya