Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak dalam konsolidasi wajar dengan peluang tekanan cukup terbatas pada perdagangan saham Selasa (31/1/2023). Nilai tukar rupiah bayangi IHSG pada Selasa pekan ini.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG terlihat kembali dalam rentang konsolidasi wajar dengan peluang tekanan cukup terbatas. Ia mengatakan, gejolak terhadap nilai tukar rupiah akan turut memberikan sentimen terhada pola gerak IHSG ke depan.
Baca Juga
“Sedangkan capital inflow yang mulai kembali masuk ke dalam pasar modal Indonesia kembali menunjukkan minat investasi para investor asing belum surut. Hal ini salah satu faktor yang mendorong penguatan IHSG dalam jangka pendek,” kata dia.
Advertisement
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membeli saham Rp 276,57 miliar pada Senin, 30 Januari 2023. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,54 triliun sepanjang 2023.
William prediksi, IHSG akan bergerak di kisaran 6.754-6.921 pada Selasa, 31 Januari 2023.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup terkoreksi 0,4 persen ke 6.872 disertai dengan munculnya tekanan jual, koreksi dari IHSG pun telah menembus MA60.
“Seperti yang kami sampaikan kemarin, bahwa IHSG sudah berada di akhir fase uptrendnya dan saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave [ii] dari wave C. Hal tersebut berarti, IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji 6.701-6.789 terlebih dahulu dan akan lebih terkonfirmasi bila IHSG menembus 6.815,” ujar dia.
Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.815,6.760 dan resistance 6.953,7.053.
Untuk rekomendasi saham hari ini, William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCa), PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Selain itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Selain itu, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Merdeka Copper and Gold Tbk (MDKA), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal dari MNC Sekuritas
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) - Buy on Weakness
Saham BRMS ditutup terkoreksi 1,6 persen ke 181 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Posisi BRMS saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave Y, sehingga BRMS masih rawan koreksi dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 169-176
Target Price: 198, 218
Stoploss: below 162
2.PT Indosat Tbk (ISAT) - Buy on Weakness
Saham ISAT ditutup terkoreksi 0,4 persen ke 5.975 pada perdagangan 30 Januari 2023. Posisi saham ISAT diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave 2 dari wave (3), sehingga ISAT masih rawan koreksi dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 5.700-5.850
Target Price: 6.150, 6.425
Stoploss: below 5.500
3.PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) - Buy on Weakness
Saham MDKA ditutup terkoreksi 1,7 persen ke 4,670 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan.
"Kami perkirakan, posisi MDKA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C. Hal tersebut berarti, koreksi MDKA dapat dimanfaatkan untuk BoW," tutur dia.
Buy on Weakness: 4.430-4.550
Target Price: 4.970, 5.150
Stoploss: below 4.320
4.PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) - Buy on Weakness
Saham TKIM ditutup menguat 2,8 persen ke 7.375 dan disertai peningkatan volume pembelian.
"Posisi TKIM saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (v) dari wave [i]. Hal tersebut berarti, TKIM masih berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar dia.
Buy on Weakness: 7.250-7.350
Target Price: 7.475, 7.600
Stoploss: below 7.100
Advertisement
Penutupan IHSG pada Senin 30 Januari 2023
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham, Senin (30/1/2023). Namun, koreksi IHSG menjadi terbatas dan sektor saham kesehatan masih memimpin penguatan.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,38 persen ke posisi 6.872,48. Indeks LQ45 susut 0,45 persen ke posisi 945,43. Mayoritas indeks acuan kompak tertekan. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.925,46 dan terendah 6.834,08. Sebanyak 315 saham melemah sehingga menekan IHSG. 202 saham menguat dan 206 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.115.466 kali dengan volume perdagangan 17,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.931.
Mayoritas indeks sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham nonsiklikal naik 0,25 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,03 persen dan sektor saham kesehatan naik 2,18 persen.
Sementara itu, sektor saham energi melemah 0,82 persen, sektor saham basic tergelincir 0,40 persen, sektor saham industri merosot 0,60 persen, sektor saham keuangan turun 0,82 persen.
Sektor saham properti terpangkas 0,71 persen, sektor saham teknologi melemah 1,37 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,87 persen dan sektor saham transportasi turun 0,99 persen.
Bursa Saham Asia pada 30 Januari 2023
Bursa saham Asia Pasifik ditransaksikan bervariasi pada perdagangan Senin, 30 Januari 2023 menjelang bursa saham China daratan melanjutkan perdagangan setelah libur Tahun Baru selama sepekan. Bursa saham China siap memasuki pasar bullish-CSI 300 naik lebih dari 19 persen dari posisi terendah baru-baru ini yang terlihat pada akhir Oktober 2022.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,2 persen dan indeks Topix bertambah 0,03 persen. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,24 persen. Sementara itu, indeks Kosdaq naik 0,28 persen. Indeks ASX 200 di Australia melemah 0,12 persen. Investor juga mencerna data ekonomi Selandia Baru.
Sementara itu, saham Adani Enterprises naik 10 persen setelah penurunan tajam sebelumnya karena Direktur Keuangan menyuarakan keyakinan dalam penawaran umum lanjutan yang dijadwalkan ditutup pada 31 Januari 2023. Saham Adani masih turun lebih dari 20 persen pada awal 2023.
Advertisement