Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan saham, Selasa (7/2/2023).
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksono menuturkan, IHSG ditutup melemah 0,5 persen ke posisi 6.873 dan disertai oleh munculnya volume penjualan.
Baca Juga
Ia mengingatkan untuk mewaspadai akan adanya awal dari fase downtrend pada IHSG apabila belum mampu break 6.951 sebagai resistance terdekatnya, hal tersebut berarti IHSG akan membentuk wave [ii] ke rentang area 6.708-6.801.
Advertisement
“Koreksi dari IHSG ini akan lebih terkonfirmasi apabila IHSG menembus area supportnya di 6.827,” ujar Herditya.
Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.827,6.767 dan level resistance 6.953,6.966.
Sementara itu, Analis Teknikal PT Samuel Sekuritas, William Mamudi menuturkan, IHSG menunjukkan konsolidasi di bawah resistance 6.950 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Di sisi lain, Analis PT RHB Sekuritas, Muhammad Wafi mengatakan, IHSG terlihat koreksi meski dengan volume renta untuk menguji support moving average (MA) 50 dan terlihat mulai masuk ke fase sideways di antara support garis MA50 dan resistance garis MA100.
“Jika mampu breakout resistance garis MA100 maka akan mengkonfirmasi fase bullish-nya. Namun jika tidak mampu breakout resistance garis MA10, maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA50,” ujar dia.
Wafi prediksi, IHSG berada di kisaran 6.753-6.959 pada Selasa pekan ini.
Untuk rekomendasi saham hari ini, William memilih saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan rating trading buy. Sedangkan saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dengan trading sell.
Sedangkan Herditya memilih saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal dari MNC Sekuritas
Berikut rekomendasi teknikal dari PT MNC Sekuritas:
1.PT Adaro Energy Tbk (ADRO) - Buy on Weakness
Saham ADRO ditutup menguat 0,7 persen ke 2.780 disertai dengan munculnya volume pembelian.
"Kami perkirakan, penguatan tersebut merupakan bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (A), sehingga ADRO masih rawan untuk terkoreksi dalam jangka pendek dan dapat dimanfaatkan untuk BoW," ujar dia.
Buy on Weakness: 2.640-2.700
Target Price: 3.020, 3.260
Stoploss: below 2.450
2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Buy on Weakness
Saham BBCA ditutup menguat 0,3 persen ke 8.725 disertai dengan peningkatan volume pembelian.
"Selama tidak terkoreksi ke bawah 8.400 sebagai stoplossnya, maka posisi BBCA saat ini diperkirakan sedang berada di awal dari wave (v) dari wave [i] dari wave C," ujar dia.
Buy on Weakness: 8.600-8.675
Target Price: 8.875, 9.100
Stoploss: below 8.400
3.PT Barito Pacific Tbk (BRPT) - Buy on Weakness
Saham BRPT ditutup terkoreksi 0,6 persen ke 825 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Posisi BRPT saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [x] dari wave X, sehingga BRPT masih rawan terkoreksi dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 790-805
Target Price: 870, 900
Stoploss: below 750
4.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Spec Buy
Saham INDF ditutup terkoreksi 0,4 persen ke 6.675 pada perdagangan, Senin, 6 Februari 2023 pergerakan INDF pun masih tertahan resistance 6.725 sekaligus MA60.
"Selama tidak terkoreksi ke bawah 6.575 sebagai stoplossnya, maka posisi INDF sedang berada di awal wave (iii) dari wave [v]," kata dia.
Spec Buy: 6.600-6.650
Target Price: 6.850, 7.000
Stoploss: below 6.575
Advertisement
Penutupan IHSG pada 6 Februari 2023
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Senin (6/2/2023). IHSG melemah terdorong mayoritas sektor saham yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,55 persen ke posisi 6.873,79. Indeks LQ45 terpangkas 0,46 persen ke posisi 948,45. Mayoritas indeks acuan tertekan. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.924,88 dan terendah 6.835,75. Sebanyak 302 saham tertekan sehingga bebani IHSG. 208 saham melemah dan 219 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.109.127 kali dengan volume perdagangan saham 16,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.014.
Mayoritas indeks sektor saham (IDX-IC) tertekan pada awal pekan ini. Sektor saham teknologi susut 1,62 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham energi melemah 0,86 persen, sektor saham basic terpangkas 0,70 persen, sektor saham industri turun 0,64 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal merosot 0,74 persen,sektor saham kesehatan susut 0,49 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,52 persen, sektor saham properti merosot 1,02 persen.
Sementara itu, sektor saham siklikal bertambah 0,28 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 0,06 persen dan sektor saham transportasi melonjak 0,42 persen.
Pada Senin, 6 Februari 2023, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 728,46 miliar. Sepanjang tahun berjalan 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 1,3 triliun.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 6 Februari 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Senin, 6 Februari 2023 seiring data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) lebih kuat dari yang diharapkan. Investor khawatir bank sentral AS atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan untuk meredam inflasi.
Indeks Hang Seng anjlok 2,2 persen didorong saham properti dan teknologi. Indeks Shenzhen susut 1,18 persen ke posisi 11.912,56. Indeks Shanghai melemah 0,76 persen ke posisi 3.238,7.
Di Korea Selatan, indeks Kospi terpangkas 1,7 persen ke posisi 2.438,19. Indeks Kosdaq tergelincir 0,71 persen ke posisi 761,33. Indeks ASX 200 melemah 0,25 persen ke posisi 7.539. Indeks Nikkei 25 bertambah 0,67 persen ke posisi 2.7693,65. Indeks Topix naik 0,45 persen ke posisi 1.979,22.
Indeks Nifty 50 di India merosot 0,62 persen dan indeks S&P Sensex terpangkas 0,67 persen seiring sebagian besar saham grup Adani jatuh. Koreksi saham Adani terjadi setelah ada tudingan manipulasi saham dan penipuan akuntansi yang diungkap Hindenburg meningkatkan kekhawatiran efek pada pasar India yang lebih luas dan pemberi pinjaman dari wall street.
Advertisement