Liputan6.com, Jakarta - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) merupakan perusahaan penghasil pakan ternak, Day Old Chicks (DOC) dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan di Indonesia dengan nama PT Charoen Pokphand Indonesia Animal Feedmill Co. Limited pada 7 Januari 1972.
CPIN merupakan anak usaha Charoen Pokphand Indonesia Group, entitas yang dimiliki Crown Pacific Investments Private Limited, yang dikendalikan oleh taipan asal Thailand, Jiaravanon Family.
Baca Juga
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Maret 1991. Dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), perseroan menerbitkan 2,5 juta saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 5.100, sehingga perseroan memperoleh Rp 12,75 miliar dari IPO.
Advertisement
Saat ini, mayoritas saham CPIN digenggam oleh Charoen Pokphand Indonesia Group dengan porsi 55,53 persen, Sedangkan sisanya 44,47 persen merupakan kepemilikan publik.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 7 Februari 2023, saham CPIN naik 0,86 persen ke posisi Rp 5.850 per saham. Saham CPIN dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 5.825.
Harga saham CPIN berada di level tertinggi Rp 5.850 dan terendah Rp 5.775 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.339 kali dengan volume perdagangan 53.746 saham. Nilai transaksi Rp 31,3 miliar. Harga saham CPIN telah terkoreksi 4,94 persen dalam satu tahun terakhir. Kapitalisasi pasar saat ini tercatat sebesar Rp 95,93 triliun pada 7 Februari 2023, berdasarkan data RTI.
Produk Charoen Pokphand Indonesia
Produk utama Perseroan adalah pakan ternak, yang diproduksi oleh 7 fasilitas produksi Perseroan dan anak perusahaan yang berada di Medan, Bandar Lampung, Tangerang, Semarang, Sidoarjo (2 unit) dan Makassar.
Bentuk dari pakan ternak yang diproduksi oleh Perseroan dapat berupa concentrate (konsentrat), mash (tepung), pellet (butiran) atau crumble (butiran halus). Sedangkan merek produk yang dipakai oleh Perseroan antara lain HI-PRO, HI-PRO-VITE, BINTANG, BONAVITE, ROYAL FEED, TURBO FEED dan TIJI.
Produk perseroan yang memberikan kontribusi terbesar kedua kepada penjualan adalah Day Old Chicks (DOC) atau anak ayam usia sehari komersial. Perusahaan menyediakan beberapa tipe DOC yang terdiri dari boiler DOC, Petelur DOC, dan DOC lainnya.
DOC perseroan diproduksi oleh beberapa fasilitas pembibitan milik anak perusahaan Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia. Fasilitas pembibitan tersebut terletak di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Produk Perseroan yang memberikan kontribusi terbesar ketiga kepada penjualan adalah makanan olahan. Produk makanan olahan Perseroan diproduksi oleh beberapa fasilitas pengolahan daging ayam milik Perseroan yang terletak di Cikande (Banten), Salatiga (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Sidoarjo (Jawa Timur) dan Mojokerto (Jawa Timur). Perseroan menjual makanan olahan tersebut dengan menggunakan empat merek yaitu Golden Fiesta, Fiesta, Champ dan Okey.
Advertisement
Kinerja Charoen Pokphand Indonesia
Penjualan Charoen Pokphand per September 2022 mencapai Rp 43,43 triliun, naik 15,54 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp37,59 triliun. Kenaikan penjualan CPIN juga diikuti dengan meningkatnya beban pokok penjualan, dari Rp 31,62 triliun menjadi Rp 36,51 triliun.
Alhasil, laba kotor CPIN naik 16,01 persen yoy dari Rp 5,96 triliun per September 2021 menjadi Rp 6,92 triliun. Dari raihan itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 19,05 persen menjadi Rp 3,18 triliun dari Rp 2,67 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Aset Charoen Pokphand tercatat meningkat 11,69 persen menjadi Rp 39,59 triliun per September 2022, dari Rp 35,44 triliun pada 31 Desember 2021.
Liabilitas Charoen Pokphand juga meningkat sebesar Rp 2,73 triliun menjadi Rp 13,03 triliun dari sebelumnya Rp 10,29 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp 26,56 triliun dari Rp 25,15 triliun pada Desember 2021.