Liputan6.com, Jakarta - PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang bergerak di bidang batu bara menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 1,69 miliar saham.
Mengutip laman e-ipo, Jumat (17/2/2023), calon emiten dengan kode saham CUAN ini melepas 1,69 miliar saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham atau mewakili 15,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Baca Juga
Adapun, harga penawaran sebesar Rp 200 sampai dengan Rp 220 setiap saham. Dengan demikian, Petrindo Jaya Kreasi bakal meraup dana sebesar Rp 338 miliar dan maksimal Rp 371,8 miliar.
Advertisement
Petrindo Jaya Kreasi menunjuk PT Henan Putihrai Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian. Saat ini, saham perusahaan dimiliki oleh Prajogo Pangestu 99,9 persen dan Agus Salim Pangestu 0,01 persen.
Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari IPO saham, setelah dikurangi dengan biaya emisi yang terkait dengan IPO untuk digunakan oleh TP dalam rangka pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya seiring dengan meningkatnya produksi batu bara.Â
Penyaluran dana IPO akan dilakukan melalui penyetoran modal oleh Perseroan kepada TP, di mana TP akan menggunakan dana tersebut sekitar 39,95 persen akan digunakan untuk belanja modal perusahaan anak, yaitu TP, untuk pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya.
Â
Jadwal Sementara
Selain itu, sekitar 60,05 persen akan digunakan tambahan modal kerja TP untuk mendukung aktivitas yang termasuk namun tidak terbatas pada, pembayaran kontraktor tambang, pembayaran vendor dan supplier atas pembelian bahanÂ
bakar, pemeliharaan dan perbaikan jalan angkut batu bara (jalur hauling), dan aktivitas - aktivitas lainnya yang dapat mendukung kegiatan operasional pertambangan serta menunjang aktivitas produksi batubara.
Dana hasil IPO, Perseroan digunakan untuk keperluan TP, perusahaan anak, sebagaimana  disebutkan di atas dengan alasan dan pertimbangan sebagai berikut, berkontribusi secara signifikan ke pendapatan Grup dan meningkatkan kapasitas produksi TP.Â
Jadwal Sementara
- Masa penawaran awal : 17 Februari 2023 - 22 Februari 2023
- Perkiraan Efektif : 28 Februari 2023
- Perkiraan masa penawaran umum : 2 Maret 2023 - 6 Maret 2023
- Perkiraan tanggal penjatahan : 6 Maret 2023
- Perkiraan distribusi saham secara elektronik : 7 Maret 2023
- Perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan : 7 Maret 2023
- Perkiraan tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia : 8 Maret 2023
Â
Â
Â
Advertisement
BEI Sebut Ada 50 Perusahaan dalam Proses IPO pada 2023
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 33 perusahaan yang masuk dalam antrean pencatatan saham dan 50 perusahaan yang siap tercatat di BEI hingga saat ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, awal tahun ini sudah ada 17 perusahaan yang tercatat di pasar modal Indonesia.
"Jarang di awal tahun ada 17 listing dan pipeline 33, ada 50 yang sudah ada di proses yang siap untuk tercatat hanya sampai dengan Februari, kita punya 10 bulan lagi, semoga stabil," kata Nyoman dalam acara Economic Outlook 2023, Selasa (14/2/2023).
Ia menyebutkan, pada 2023 lebih banyak target perusahaan yang akan tercatat dan masuk ke bursa.Â
Di samping itu, tahun ini akan lebih menantang lagi, tetapi dari sisi pipeline sudah menunjukkan kondisi akan tercapai target yang lebih tinggi.Â
Sebelumnya, hingga 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan baru yang mencatatkan saham di BEI. BEI menargetkan akan ada 57 perusahaan yang tercatat di bursa pada 2023.
"Sehingga total perusahaan yang sudah tercatat di BEI mencapai 835. Target kita di akhir tahun ini 57 perusahaan naik dari target tahun lalu 56 perusahaan. Adapun realisasi jumlah perusahaan tercatat pada akhir 2022 mencapai 59 perusahaan," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman, Kamis, 2 Februari 2023.
Â
Pertumbuhan Perusahaan Tercatat di Indonesia Paling Besar
Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia paling besar di antara kawasan, yaitu sebesar 45,8 persen. Dari sisi jumlah di ASEAN, hanya kalah dari Malaysia.
"Per 31 Januari 2023, jumlah investor pasar modal sudah meningkat menjadi 10,4 juta SID, di mana investor sahamnya 4,5 juta. Akhir tahun lalu jumlahnya 10,3 juta dengan investor saham sebanyak 4,4 juta. Jadi ada peningkatan lebih dari 100 ribu investor baru dalam satu bulan," kata Iman.
Sementara itu, pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan meningkat 35 persen dari 10,3 juta atau naik sekitar 13 juta.
Â
Advertisement