Waskita Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 1,38 Triliun pada Januari 2023

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatat nilai kontrak baru Rp 1,38 triliun hingga Januari 2023. Kontrak terbesar memenangkan tender proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi seksi 3.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Feb 2023, 09:42 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2023, 09:42 WIB
Nilai Kontrak Baru Waskita Karya pada Januari 2023
Waskita Karya mencatat nilai kontrak baru mencapai Rp 1,38 triliun pada Januari 2023. (Persero) Tbk (dok: WSKT)

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membukukan nilai kontrak baru (NKB) Rp 1,38 triliun pada Januari 2023. Raihan itu atau meningkat 139,29 persen YoY. Sebagian besar kontrak baru bersumber dari proyek Pemerintah sebesar 71,93 persen.

Berdasarkan segmentasi tipe proyek, SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita mengatakan total nilai kontrak baru tersebut didominasi dari konektivitas infrastruktur sebesar 71,93 persen.

"Yang terbesar, Perseroan berhasil memenangkan tender proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi seksi 3 sebesar Rp 996,82 miliar. Ini merupakan perpanjangan Trans Tol Java," ujar Ermy dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (28/2/2023).

Selain konektivitas infrastruktur, perseroan juga memenangkan beberapa tender proyek. Di antaranya seperti, pembangunan kampus UIN Gunung Djati, Bandung senilai Rp 131,71 miliar dan juga kontrak baru dari anak usaha sebesar Rp 249,66 miliar.

"Perseroan juga masih terus mengejar proyek baru IKN hingga 20 persen dari total nilai kontrak sebesar Rp 20,3 triliun yang akan dilelang kementerian PUPR. Permintaan konstruksi dalam IKN ini menjadi prioritas utama Perseroan pada tahun ini," imbuh Ermy.

Target Kontrak Baru 2023

Perseroan juga meningkatkan kapabilitas dengan fokus terhadap sumber daya manusia, value engineering, serta pengembangan teknologi dan digitalisasi melalui BIM & green construction.

Di sisi lain, Waskita berkomitmen dalam peningkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) & manajemen risiko yang hati-hati di setiap lini perusahaan, sehingga fundamental Perseroan dapat semakin menguat. Untuk tahun ini, Waskita menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 20 triliun. Key sectors dengan kompetensi inti Waskita seperti air, gedung, dan jalan diharapkan menjadi kontributor utama NKB 2023.

"Kami berharap tahun ini menjadi awal yang baik untuk Waskita pulih, lebih sehat, serta lebih banyak memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas," ujar Ermy.

Target Kontrak Baru 2023

Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk (dok: WSKT)

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk membidik nilai kontrak baru (NKB) Rp 26 triliun pada 2023, seiring dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan pendapatannya. Selain itu, Waskita Karya menargetkan pendapatan hingga Rp 21 triliun atau naik sekitar 42,60 persen dari 2022.

Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono mengatakan, Perseroan akan terus mengincar proyek secara selektif di mana pendanaan akan terus dilakukan pada 2023.

"Alhamdulillah, kami pada 2022 mendapatkan banyak proyek-proyek yang prestisius, sebut saja proyek untuk mendukung kelancaran KTT G20 kemudian juga pembangunan Dermaga Patimban yang system pembayarannya tidak lagi turnkey. Tentunya secara cash flow lebih terjamin dan lebih feasible,” kata Destiawan dalam keterangan resminya, Jumat (10/2/2022).

Destiawan menuturkan, pada tahun ini, Waskita Karya mempunyai tantangan yang besar, seperti menargetkan NKB senilai Rp20-25 triliun ditambah sisa nilai kontrak tahun lalu.  Sementara untuk pendapatan usaha, Perseroan menargetkan Rp 20 triliun hingga Rp 21 triliun. Pendapatan itu naik sekitar 42,60 persen dari 2022.

"Kami berharap memasuki tahun 2023 ini, Perseroan bisa mendapatkan proyek-proyek yang tidak hanya prestisius namun juga menguntungkan dan tentunya sustainable untuk kinerja keuangan Perseroan ke depannya. Target kinerja 2023, Perseroan juga terbilang cukup realistis dan tidak muluk sehingga diharapkan dapat dicapai sesuai rencana. Yang paling penting telah sesuai dengan GCG dan Risk,” ujar dia. 

Selain itu, Waskita Karya juga berharap mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp 3 triliun. 

"Kami juga berharap sekali di tahun ini, Perseroan mendapat tambahan PMN sebesar Rp3 triliun, melalui proses right issue yang tertunda kemarin dengan tambahan partisipasi publik. Untuk itu, kita butuh dukungan semua pihak khususnya pemerintah agar harapan-harapan Perseroan bisa tercapai pada tahun ini,” ujar dia.

Proyek Tol di IKN

Titik 0 IKN
Titik Nol IKN Nusantara yang kini disulap menjadi lebih cantik. (foto: Abdul Jalil)

Asal tahu saja, tahun lalu Waskita Karya memenangkan proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang dan pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN di Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4.

Lalu, Perseroan juga memenangkan pembangunan Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara. Kemudian, Perseroan juga memenangkan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di KIPP IKN.

Tak hanya itu saja, tahun lalu, Perseroan mendapatkan proyek pekerjaan di Pelabuhan Patimban yang terletak di Kabupaten Subang, Jawa Barat, lalu Perseroan telah melakukan strategic partnership Jalan Tol pada ruas Tol Cimanggis-Cibitung (CCT), Kanci-Pejagan (SMR) dan Pejagan-Pemalang (PPTR).

Dengan demikian, hingga Desember 2022, Perseroan berhasil membukukan NKB sebesar Rp 20,23 triliun. 

“Itu semua berkat dukungan dari pemerintah dan tentunya berkat kemampuan dan kerja keras tim Waskita Karya,” kata dia.

Waskita Karya Bangun Sentra Perikanan Terpadu Morotai Rp 111 Miliar

Waskita Karya
(Foto:BUMN)

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dipercaya untuk menggarap proyek Pembangunan Prasarana dan Sarana Pelabuhan Perikanan Daeo Majiko Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Morotai senilai Rp111 miliar. Hal ini setelah dinyatakan menang dalam tender proyek tersebut.

Lokasi pembangunannya berada di Desa Daeo Majiko, Kecamatan Morotai Selatan, Maluku. SKPT Morotai adalah salah satu pemasok terbesar ekspor ikan di Indonesia.

Pembangunan ini akan dibangun ice flake machine, processing, instalasi pengolahan, tempat pendaratan ikan, pemberhentian kapal nelayan dan cold storage yang memiliki kapasitas ratusan ton. SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menjelaskan, pembangunan SKPT Morotai  di Maluku Utara ini akan akan menjadi pemasok ikan dari Indonesia yang sangat strategis.

"Lokasinya berada di Pulau Morotai, bagian utara Maluku, terletak di tiga wilayah pengelolaan perikanan Indonesia. Tentunya akan mempermudah pengiriman ikan yang targetnya ke negara-negara Asia Tenggara hingga Jepang,” kata Ermy dalam keterangan resminya, Senin (30/1/2023).

Dongkrak Produktivitas Nelayan

Pulau Morotai
Pelabuhan speedboat di Desa Daruba, Pulau Morotai, Maluku Utara. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Ermy berharap, pembangunan ini dapat mendongkrak produktivitas ribuan nelayan Morotai yang sebagian besar nelayan tradisional.

"Keberadaan fasilitas perikanan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir ini diharapkan dapat menjaga ketahanan pangan, meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat, mendorong pendapatan devisa melalui ekspor ikan, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mengelola tata niaga sektor kelautan dan perikanan," kata Ermy.

Proyek ini akan dikerjakan selama 450 hari di mana lingkup pekerjaan meliputi persiapan, pembangunan ice flake machine, gudang, integrated cold storage, barak nelayan, kantor SKPT, lods Ikan, gedung kuliner, mess pegawai, seawall & sewatering, rumah pompa, pekerjaan sarana dan prasarana kawasan, pekerjaan elekterikal kawasan, pekerjaan plumbing & fire fighting kawasan, rehabilitasi tempat pelelangan ikan (TPI).

Tanda tangan kontrak pekerjaan dilakukan antara Pejabat Penandatanganan Kontrak Kementerian Kelautan dan Perikanan, Tri Aris Wibowo dengan SVP Infrastructure III Division Waksita Karya, Dhetik Ariyanto dan disaksikan beberapa saksi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Perwakilan Japan International Coorporation Agency (JICA).

 

Infografis Infrastruktur
Infografis infrastruktur 72 tahun Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya