IPO, Grahaprima Suksesmandiri Incar Dana Segar Rp 56,8 Miliar

IPO, PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk melepas 378,87 juta saham ke publik dengan nilai nomimal Rp 100 per saham. Dana IPO akan digunakan untuk belanja modal dan modal kerja perseroan.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Feb 2023, 19:48 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2023, 19:48 WIB
Grahaprima Suksesmandiri Lepas 20 Persen Saham ke Publik
Grahaprima Suksesmandiri melepas 20 persen saham ke publik atau penawaran umum perdana (IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang angkutan bermotor untuk barang umum bakal menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Mengutip laman e-ipo, Selasa (28/2/2023), Grahaprima Suksesmandiri bakal melepas sebanyak-banyaknya 378.875.000 atau 378,87 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO.

Adapun, harga penawaran sebesar Rp 100-Rp150 per saham yang ditetapkan berlaku untuk seluruh saham baru. Dengan demikian, Perseroan bakal meraup dana segar maksimal sebanyak Rp 56,83 miliar.

Calon emiten dengan kode ticker GTRA menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

"Penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitmen) terhadap penawaran umum perdana saham Perseroan," tulis Manajemen Grahaprima Suksesmandiri, dikutip Selasa (28/2/2023).

Kemudian, mulai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 dan seterusnya, Perseroan akan membagikan dividen tunai secara kas sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba hersih Perseroan dengan mengacu pada UUPT serta peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku dan kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen tersebut akan diputuskan oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun.

Dana IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh Perseroan sekitar 64,80 persen atau sekitar Rp 36,82 miliar akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure) Perseroan untuk pembelian 38 unit truk.

Sisanya sekitar 35,2 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas untuk biaya pengiriman, servis, membeli ban mobil, gaji karyawan, membeli GPS, pembayaran angsuran, dan lainnya.

Jadwal Sementara

  • Masa Penawaran Awal : 27 Februari – 6 Maret 2023
  • Tanggal Efektif : 16 Maret 2023
  • Masa Penawaran Umum : 20 – 28 Maret 2023
  • Tanggal Penjatahan : 28 Maret 2023
  • Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 29 Maret 2023
  • Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 30 Maret 2023

 

BEI Sebut Ada 50 Perusahaan dalam Proses IPO pada 2023

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 33 perusahaan yang masuk dalam antrean pencatatan saham dan 50 perusahaan yang siap tercatat di BEI hingga saat ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, awal tahun ini sudah ada 17 perusahaan yang tercatat di pasar modal Indonesia.

"Jarang di awal tahun ada 17 listing dan pipeline 33, ada 50 yang sudah ada di proses yang siap untuk tercatat hanya sampai dengan Februari, kita punya 10 bulan lagi, semoga stabil," kata Nyoman dalam acara Economic Outlook 2023, Selasa (14/2/2023).

Ia menyebutkan, pada 2023 lebih banyak target perusahaan yang akan tercatat dan masuk ke bursa. 

Di samping itu, tahun ini akan lebih menantang lagi, tetapi dari sisi pipeline sudah menunjukkan kondisi akan tercapai target yang lebih tinggi. 

Sebelumnya, hingga 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan baru yang mencatatkan saham di BEI. BEI menargetkan akan ada 57 perusahaan yang tercatat di bursa pada 2023.

"Sehingga total perusahaan yang sudah tercatat di BEI mencapai 835. Target kita di akhir tahun ini 57 perusahaan naik dari target tahun lalu 56 perusahaan. Adapun realisasi jumlah perusahaan tercatat pada akhir 2022 mencapai 59 perusahaan," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman, Kamis, 2 Februari 2023.

Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia paling besar diantara kawasan, yaitu sebesar 45,8 persen. Dari sisi jumlah di ASEAN, hanya kalah dari Malaysia.

"Per 31 Januari 2023, jumlah investor pasar modal sudah meningkat menjadi 10,4 juta SID, di mana investor sahamnya 4,5 juta. Akhir tahun lalu jumlahnya 10,3 juta dengan investor saham sebanyak 4,4 juta. Jadi ada peningkatan lebih dari 100 ribu investor baru dalam satu bulan," kata Iman.

Sementara itu, pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan meningkat 35 persen dari 10,3 juta atau naik sekitar 13 juta.

 

BEI Sebut Tahun Politik Tak Pengaruhi Transaksi Harian hingga IPO

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini tahun politik tidak memberikan pengaruh terhadap industri pasar modal, terutama jumlah transaksi dan perusahaan tercatat.

Direktur Penilaian Efek BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya melihat investor Indonesia bisa memilih dengan cerdas mana yang bersifat ekonomi dan politik. 

BEI melihat secara historikal atau tiga kali penyelenggaraan pemilu, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah transaksi maupun perusahaan tercatat di pasar modal Tanah Air.

"Kita sudah punya 11 perusahaan tercatat, ada 10 di e-ipo, ada 38 perusahaan di pipeline, window masih ada 11 bulan," kata Nyoman saat ditemui di Pacific Place, dikutip Minggu (5/2/2023).

Hingga saat ini, BEI mencatat ada 38 perusahaan yang masuk dalam proses pencatatan saham di antaranya bergerak di bidang teknologi hingga transportasi dan logistik.

"Hingga Januari ini, ada 11 perusahaan tercatat. Jadi, di pipeline ada 38 perusahaan," kata dia.

Dalam pipeline tersebut IPO, terdapat anak usaha BUMN, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

"Kebetulan sudah masuk e-ipo, kemarin ada pubex Pertamina Geothermal Energy, sudah resmi sudah dapat kita expose," ujar dia.

Dengan demikian, calon emiten berkode PGEO telah mendekati proses pencatatan saham di BEI. Berikut ini adalah 10 perusahaan yang akan melantai di BEI dalam waktu dekat ini.

  1. PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX)
  2. PT Haloni Jane Tbk (HALO)
  3. PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ)
  4. PT Hillcon Tbk (HILL)
  5. PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING)
  6. PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR)
  7. PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP)
  8. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
  9. PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK)
  10. PT Vastland Indonesia Tbk (VAST) 

Hingga 31 Januari 2023, 10 Perusahaan Sudah Tercatat di BEI

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di sisi lain, hingga 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI. Kemudian, BEI menargetkan akan ada 57 perusahaan yang tercatat di bursa pada tahun ini.

"Sehingga total perusahaan yang sudah tercatat di BEI mencapai 835. Target kita di akhir tahun ini 57 perusahaan naik dari target tahun lalu 56 perusahaan. Adapun realisasi jumlah perusahaan tercatat pada akhir 2022 mencapai 59 perusahaan," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman.

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia paling besar di antara kawasan, yaitu sebesar 45,8 persen. Dari sisi jumlah di ASEAN, hanya kalah dari Malaysia.

"Per 31 januari 2023, jumlah investor pasar modal sudah meningkat menjadi 10,4 juta SID, di mana investor sahamnya 4,5 juta. Akhir tahun lalu jumlahnya 10,3 juta dengan investor saham sebanyak 4,4 juta. Jadi ada peningkatan lebih dari 100 ribu investor baru dalam satu bulan," kata Iman.

Sementara itu, pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan meningkat 35 persen dari 10,3 juta atau naik sekitar 13 juta.

 

BEI Godok Peluang Perusahaan Asing IPO di Pasar Modal Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mencari cara untuk akomodasi perusahaan asing untuk dapat melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) atau  di Indonesia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, inisiatif itu berangkat dari banyaknya perusahaan asing yang menyatakan minat dapat tercatat di BEI.

"Saat ini kami sedang mengkaji skema foreign listing, khususnya bagi perusahaan dengan bentuk badan hukum asing (selain PT) yang memiliki operasional usaha di Indonesia," kata Nyoman kepada wartawan, Kumat (3/2/2023).

Menurut dia, kajian mengenai pencatatan saham perusahaan asing di BEI menjadi penting karena BEI memperoleh beberapa informasi dan permintaan dari pelaku usaha yang memiliki perusahaan berbentuk badan hukum asing dan memiliki operasional di Indonesia mengharapkan untuk dapat IPO di Indonesia dan menjadi perusahaan tercatat di BEI.

Melihat kinerja pasar modal tanah air yang cukup resilien dalam krisis beberapa tahun terakhir, tak ayal jika banyak perusahaan asing ingin mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Untuk itu, Nyoman berharap inisiatif mendapat sambutan positif dari berbagai pemangku kepentingan.

"Kami berharap dukungan dari seluruh stakeholder pasar modal untuk memberikan feedback dan support atas initiative ini,” imbuh dia.

Sepanjang tahun lalu, aktivitas perdagangan di BEI membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir 2021. Rata – Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp 14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir 2021 yakni Rp 13,4 triliun.

Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata–rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya