GMF Luncurkan 3 Kendaraan Listrik dengan Gandeng Lembaga Pendidikan

Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) menyatakan program Kedaireka Matching Fund menjadi milestone GMF dalam dunia riset.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Mar 2023, 09:17 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2023, 09:17 WIB
Proyek Garuda Maintenance Facility Aero Asia
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) merilis tiga proyek inovasi berbasis kendaraan listrik yang dikembangkan bersama dua universitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) meluncurkan tiga proyek inovasi berbasis kendaraan listrik yang dikembangkan bersama dengan dua universitas, yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Universitas Bandar Lampung (UBL). Kendaraan tersebut di antaranya Automated Guided Vehicle yang diberi nama ALTO.

Kendaraan ini dapat diimplementasikan untuk pemindahan komponen pesawat secara otomatis dari shop satu ke shop lainnya. Peroduk kedua, Electric Vehicle Remote Control Pushback Tug dengan nama ARTEMITS yang dapat digunakan untuk menarik dan mendorong pesawat pada saat ground handling, baik di apron maupun di hanggar.

Kendaraan ini menjadi satu-satunya di dunia yang dapat menggantikan pushback konvensional berbahan bakar fosil. Produk terakhir, yakni Electric Vehicle Material Handling yang dapat mendukung efisiensi pengangkutan komponen material pesawat di hanggar.

Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk, Andi Fahrurrozi menyampaikan, proyek-proyek inovasi ini dapat terwujud berkat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi melalui program Kedaireka Matching Fund yang menjembatani akselerasi terwujudnya proyek-proyek riset dan inovasi yang tepat sasaran antara insan perguruan tinggi dan dunia industri.

Keterlibatan GMF dalam program Kedaireka Matching Fund ini menjadi milestone GMF dalam dunia riset bersama Perguruan Tinggi.  Menurut dia, inovasi seperti ini diperlukan untuk meningkatkan daya saing di tengah persaingan global.

"Transformasi sistem menuju sistem baru yang mampu menghadirkan efisiensi dan efektivitas pada roda bisnis mutlak diperlukan agar kita mampu mengikuti dunia yang berkembang dengan pesatnya,” ungkap Andi dalam keterangan resmi, Kamis (2/3/2023).

 

Kontribusi GMF

Garuda Maintenance Facility.
Garuda Maintenance Facility. (Foto: GMF)

Pada proses pengembangan kendaraan listrik ini, GMF memberikan dukungan berupa dedicated team yang terlibat sedari tahapan detailed engineering design, fabrikasi produk, dan juga proses pengujian.

GMF pun berkontribusi dalam bentuk dana padanan secara in-cash dan in-kind. Selain itu perusahaan berkontribusi dalam melakukan sharing terhadap mahasiswa dan dosen pada program Praktisi Mengajar secara luring dan daring sesuai dengan masing-masing project. Sehingga harapannya dapat membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmunya di dunia industri.

Tak hanya itu, GMF juga memberikan dukungan dalam menyediakan tenaga ahli, penggunaan sarana dan pra-sarana termasuk workshop dan tools untuk pengujian produk, serta terlibat dalam proses manufaktur pembuatan produk inovasi. Produk hasil program Matching Fund Kedaireka yang GMF garap bersama ITS dan UBL saat ini masih dalam tahapan purwarupa (prototype) dasar dan akan dilanjutkan risetnya untuk pembuatan purwarupa dasar tahap II hingga purwarupa final.

"Kami berharap setelah purwarupa final akan lahir produk yang acceptable untuk industri dan komersialisasi. Untuk mendukung itu semua, kami juga akan mengembangkan kapabilitas dari tim riset dan inovasi di GMF sehingga budaya dan proses riset dan inovasi yang terstruktur dan sistematis sebagaimana diharapkan dari Program Kedaireka ini dapat teruwujud di internal GMF," ujar Andi.

GMF Gandeng Pelaku Industri Lokal demi Perkuat Ekosistem Aviasi Nasional

20150928-Begini Bentuk Hanngar Terbesar di Dunia yang Senilai Ratusan Miliar-Tangerang
Pesawat terparkir di depan bengkel pesawat atau hanggar terbesar di dunia milik PT Garuda Maintenance Facility di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Pembangunan hanggar ini menelan biaya puluhan juta dolar AS.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) turut serta dalam ajang pameran pertahanan terbesar di Asia Tenggara, Indo Defence Expo & Forum 2022 di JiExpo Kemayoran yang berlangsung pekan lalu.

Pameran yang diikuti oleh 905 perusahaan dari 59 negara ini menjadi kesempatan bagi GMF untuk memperluas penetrasi pada pasar pertahanan yang menjadi salah satu strategi diversifikasi bisnis yang dikedepankan untuk mewujudkan pemulihan berkelanjutan.

Pada hari pertama penyelenggaraan, GMF berhasil mengantongi beberapa kerja sama dengan pelaku industri tanah air yang datang dari beberapa sektor. Antara lain PT Ateja Multi Industri (Ateja) yang merupakan perusahaan manufaktur kain standar internasional, PT Indonesia Polyurethane Industry (IPI) yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang polymer-based component.

Selain itu, PT PUDAK Scientific (PUDAK) yang bergerak di bidang manufaktur part dan komponen, dan PT MuladaTU (MuladaTU) yakni stasiun perbaikan yang disertifikasi oleh Federal Aviation Administration (FAA), Amerika Serikat, untuk spare part pesawat, wheel, brake, dan landing gear.

Langkah GMF menggandeng pelaku industri tanah air dari berbagai bidang ini menjadi sebuah bentuk kontribusi GMF untuk mewujudkan ekosistem aviasi nasional yang memanfaatkan secara maksimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi menuturkan, GMF ingin  untuk dapat menjadi tulang punggung dari peningkatan kualitas yang menyeluruh dari ekosistem industri aviasi Indonesia.

"Ekosistem industri aviasi tak hanya terdiri dari airlines, MRO, regulator, otoritas, tetapi banyak industri lintas sektor yang dapat menopang pengembangannya, GMF percaya elemen- elemen pendukung tersebut dapat menjadi akselerator pengembangan ekosistem aviasi ke depannya,” ucap Andi dalam keterangan resmi, Senin (7/11/2022).

 

Kolaborasi GMF

20150928-Begini Bentuk Hanggar Terbesar di Dunia yang Senilai Ratusan Miliar-Tangerang
Teknisi melakukan perawatan pesawat di hanggar terbesar di dunia milik PT Garuda Maintenance Facility di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Pembangunan hanggar ini menelan biaya puluhan juta dolar AS.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan tetap mengedepankan standar kualitas, GMF berharap berbagai komponen dan part yang selama ini mengandalkan pasokan dari luar negeri dapat secara bertahap diproduksi dan disediakan oleh perusahaan manufaktur lokal.

Dalam gelaran Indo Defence, GMF dan IPI menyepakati kerja sama dalam produksi Part Manufacturer Approval (PMA) plastic dan rubber part. Selanjutnya dengan Ateja, GMF menyepakati kerja sama dalam hal modifikasi, desain, dan produksi bahan kain yang dipergunakan sebagai seat cover pada pesawat terbang serta curtain.

Adapun kerja sama dengan PUDAK Scientific akan meliputi pembuatan PMA parts, contraworks electroplating & anodizing, pemanfaatan laboratorium kalibrasi GMF, dan pembuatan tools & IMTE.

Sedangkan dengan MuladaTU, GMF akan berkolaborasi untuk operasional MRO dan peningkatan in-house shop, pengembangan produk dan kemampuan untuk pemeliharaan komponen dan landing gear, dan berbagi sumber daya untuk komponen, technical publications, dan pemeliharaan landing gear hingga layanan overhaul item terkait lainnya.

 

Infografis Ketimpangan Ekonomi Global
Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya