Silvergate Bank Hentikan Jaringan Pembayaran Kripto saat Saham Sentuh Rekor Terendah

Silvergate Bank memutuskan menghentikan jaringan pembayaran uang kriptonya, Silvergate Exchange Network. Sebelumnya saham Silvergarte Bank anjlok hingga sentuh rekor terendah.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 05 Mar 2023, 11:18 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2023, 11:18 WIB
Saham Silvergate Tertekan
Saham Silvergate Bank telah tertekan dan sentuh rekor terendah pada Kamis, 2 Maret 2023. llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Silvergate Bank telah menghentikan jaringan pembayaran mata uang kriptonya. Keputusan untuk menutup Silvergate Exchange Network mengikuti penarikan hubungan perbankan oleh beberapa perusahaan cryptocurrency besar, termasuk Coinbase, Gemini, Paxos, dan Circle.

Melansir Bitcoin, Silvergate Bank mengumumkan pada Jumat jaringan pembayaran mata uang kriptonya, Silvergate Exchange Network (SEN), telah dihentikan.  

"Efektif segera Silvergate Bank telah membuat keputusan berbasis risiko untuk menghentikan Silvergate Exchange Network (SEN). Semua layanan terkait simpanan lainnya tetap beroperasi," tulis Manajemen Silvergate Bank dalam situs resminya, dikutip Minggu (5/3/2023).

SEN adalah jaringan milik Silvergate yang memungkinkan investor institusi bank dan klien mata uang digital untuk mentransfer dolar AS (USD) antara akun Silvergate mereka dan akun klien Silvergate lainnya dalam 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.

Kekhawatiran meningkat atas stabilitas keuangan Silvergate dan prospek masa depan setelah runtuhnya crypto exchange atau pertukaran kripto FTX. Bank mengklaim pada 20 September 2022, FTX mewakili kurang dari 10 persen dari total simpanan USD 11,9 miliar atau Rp 182,05 triliun (asumsi kurs Rp 15.299 per dolar AS) dari semua pelanggan aset digital.  

Meskipun demikian, bank dilaporkan sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ) atas akun yang terkait dengan salah satu pendiri FTX, Sam Bankman-Fried (SBF).

Pada Rabu, Silvergate memberi tahu SEC bahwa mereka tidak dapat mengajukan laporan tahunannya kepada regulator untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember "dalam periode waktu yang ditentukan tanpa usaha atau biaya yang tidak masuk akal karena alasan yang dijelaskan di bawah."  

 

 

Saham Silvergate Anjlok

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Bank yang berfokus pada kripto juga mengungkapkan bahwa mereka telah menjual sekuritas hutang tambahan dengan kerugian tahun ini, yang menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan.   Pengajuan lebih lanjut menyatakan bahwa kerugian bank yang berkelanjutan dapat mengakibatkan kapitalisasi kurang baik.

"Perusahaan saat ini sedang dalam proses mengevaluasi kembali bisnis dan strateginya sehubungan dengan tantangan bisnis dan peraturan yang dihadapi saat ini," tulisnya.

Setelah Silvergate mengemukakan kekhawatiran tentang bisnisnya, perusahaan yang berfokus pada crypto termasuk Coinbase Global, Galaxy Digital, Paxos, Circle, pertukaran aset digital Cboe, Bitstamp, dan Gemini menangguhkan kemitraan perbankan mereka dengan Silvergate.

Saham Silvergate (NYSE: SI) mencapai level terendah baru sepanjang masa pada Kamis, anjlok lebih dari 97 persen dari puncaknya pada November 2021. 

Bulan lalu, Silvergate menjadi saham dengan posisi short sell di AS. Bank tersebut mengalami kerugian USD 1 miliar pada kuartal IV tahun lalu.

Kapitalisasi Pasar Kripto Tertekan Imbas Krisis Silvergate Bank

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, total kapitalisasi pasar crypto turun di bawah USD 1,025 triliun menyusul kekhawatiran atas solvabilitas Silvergate Bank. Memicu aksi jual tajam di BTC, ETH, dan altcoin.

Berdasarkan data Coinmarketcap, Bitcoin (BTC), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar terpantau berada pada posisi USD 22.359 atau sekitar Rp 341,6 juta (kurs Rp 15.278 per USD) pada Sabtu pagi.

Harga BCT naik 0,01 persen dalam 24 jam terakhir namun terkoreksi 3,30 persen dalam sepekan. Sedangkan Ethereum (ETH) terpantau pada level USD 1.571 atau setara Rp 24 juta. Naik 0,4 persen dalam 24 jam terakhir, dan terkoreksi 1,87 persen dalam sepekan.

Pasar Cryptocurrency mengalami bulan yang relatif tenang sepanjang Februari 2023 karena total kapitalisasi pasar naik 4 persen pada periode tersebut. Namun, ketakutan akan tekanan regulasi tampaknya berdampak pada volatilitas di bulan ini.

Melansir Cointelegraph, Sabtu (4/3/2023), bulls kemungkinan besar akan kehilangan pola teknis yang telah memandu total kapitalisasi pasar crypto ke atas selama 48 hari terakhir. Pada pertengahan Januari lalu, terlihat kapitalisasi pasar sebesar USD 1,025 triliun, namun pecah setelah saham Silvergate Bank anjlok sebesar 57,7 persen di New York Stock Exchange pada 2 Maret.

Silvergate menyediakan layanan infrastruktur keuangan untuk beberapa bursa cryptocurrency terbesar di dunia, investor institusional, dan perusahaan pertambangan.

“Secara menyeluruh belum ada tanda maupun sentimen yang kuat untuk terjadinya bull run di bulan Maret ini. Kemungkinan besar pasar masih akan tetap sideways di rentang harga USD 21.500-USD 25.000,” mengutip laporan Tim Riset Tokocrypto.

 

Bukan Bulan Baik

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Berkaca dari historis Bitcoin Monthly Return, Maret bukan bulan yang baik untuk BTC dan kripto lainnya. Indikasi penurunan pasar kripto banyak terjadi di bulan Maret dalam periode tahun 2014-2018. Di samping itu, bulan Maret juga berisiko tinggi untuk penurunan indeks saham berikutnya, merujuk ke data historis yang menunjukan pasar bearish sering berhenti di antara musim pendapatan triwulanan.

“Kecenderungan investor sulit untuk masuk ke pasar karena menunggu hasil laporan keuangan kuartal dari beberapa perusahan besar, terutama di bidang teknologi. Korelasi pasar saham dan kripto masih berkaitan erat dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap laporan tersebut.

Pasar kripto telah diperdagangkan sejalan dengan saham teknologi pertumbuhan tinggi sejak akhir tahun 2020, melonjak ke level tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kemudian, perlahan mengalami kehancuran, ketika The Fed mulai menaikkan suku bunga dan menyedot likuiditas keluar dari pasar.

Adapun kalender ekonomi AS yang harus diwaspadai investor adalah tanggal 10 maret akan ada data Non Farm Payrolls (NFP), Consumer Price Index (CPI) pada 14 Maret, dan pertemuan FOMC The Fed untuk menentukan kenaikan suku bunga pada 21-22 Maret. Data makroekonomi yang menguat akan mengganggu sikap hawkish The Fed, sehingga kemungkinan besar juga berpengaruh pada pasar kripto bulan ini.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya