Bursa Saham Asia Tersungkur Setelah The Fed Dongkrak Suku Bunga

Bursa saham Asia Pasifik bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis, 23 Maret 2023. Koreksi bursa saham Asia Pasifik ikuti wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mar 2023, 08:50 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2023, 08:50 WIB
Bursa Saham Asia Pasifik Tergelincir pada Kamis 23 Maret 2023
Bursa saham Asia Pasifik tergelincir pada perdagangan saham Kamis, 23 Maret 2023 ikuti wall street. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik  merosot pada perdagangan saham Kamis, (23/3/2023) mengikuti wall street. Hal ini setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) kerek suku bunga 25 basis poin (bps).

Dikutip dari CNBC, bank sentral AS mempertahankan perkiraan tarif terminal 5,1 persen yang berarti hanya satu kenaikan suku bunga yang diharapkan pada 2023 sebelum suku bunga mencapai puncaknya.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,86 persen dengan sektor tambang memimpin kerugian. Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 0,86 persen dan indeks Topix susut 1,07 persen. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,67 persen dan indeks Kosdaq melemah 0,24 persen.

Namun, indeks Hang Seng diprediksi akan melawan tren seiring dibuka lebih tinggi. Indeks Hang Seng berjangka dibuka lebih tinggi di 19.762 dibandingkan penutupan terakhir indeks di 19.591,43.

Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan utama melemah. Indeks Dow Jones anjlok 1,63 persen, indeks S&P 500 merosot 1,63 persen dan indeks Nasdaq susut 1,6 persen.

The Fed Kerek Suku Bunga

The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin sejalan dengan prediksi wall street. Ini menandai kenaikan suku bunga sembilan kali oleh bank sentral sejak Maret 2022, serta pengumuman pertama menyusul kejatuhan baru-baru ini di sektor perbankan. Kenaikan tersebut membawa suku bunga acuan di kisaran target 4,75 persen-5 persen.

The Federal Open Market Committee mengatakan, dalam pernyataan, usai pertemuan akan memantau dengan cermat informasi yang masuk dan menilai implikasi kebijakan moneter. Proyeksi the Fed hanya membutuhkan kenaikan satu lagi suku bunga.


Penutupan Wall Street pada 22 Maret 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Rabu, 22 Maret 2023 setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) melanjutkan kenaikan suku bunga.

Sementara itu, pada saat yang sama mengakui gejolak di sektor perbankan dapat memperlambat ekonomi yang sudah rapuh. Saham bank regional memimpin penurunan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (23/3/2023), komentar dari Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen menambah beban di saham dan saham bank regional. Kepada sub komite Senat Amerika Serikat, ia menuturkan, AS saat ini tidak mengerjakan “blanket insurance” untuk deposito bank.

Indeks Dow Jones merosot 530,49 poin atau 1,63 persen ke posisi 32.030,11. Indeks S&P 500 tergelincir 1,65 persen ke posisi 3.936,97. Indeks Nasdaq terpangkas 1,6 persen ke posisi 11.669,96.

Pada satu titik, indeks Dow Jones menguat 201,29 poin sebelum berbalik arah melemah. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 0,9 persen dan 1,3 persen pada level tertinggi.

“Kondisi keuangan tampaknya semakin ketat. Kami akan melihat seberapa serius ini dan apakah sepertinya akan dipertahankan. Dan jika iya, itu dapat dengan mudah memiliki efek ekonomi makro yang signifikan dan kami akan memasukkan ke dalam keputusan kebijakan kami,” ujar Ketua the Fed Jerome Powell.

The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin seperti yang diharapkan secara luas. Dalam sebuah pernyataan, komite pembuat kebijakan the Fed mengatakan “akan memantau dengan cermat informasi yang masuk dan menilai implikasinya terhadap kebijakan moneter”. Selain itu bank sentral menghapus frasa “peningkatan berkelanjutan” dari pernyataannya.


Sentimen Positif the Fed

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Di sisi bullish, proyeksi the Fed terbaru hanya menyerukan satu kenaikan lagi suku bunga pada 2023. Namun, Powell menuturkan, pertarungan inflasi masih jauh dari selesai.

“Tindakan the Fed hari ini konsisten dengan pandangan lama kami the Fed akan menaikkan suku bunga menjadi 5,125 persen dan berhenti untuk waktu yang lama,” ujar Ekonom Jefferies Thomas Simons dalam sebuah catatan.

Ia menambahkan, kecuali peningkatan risiko penularan dalam sektor perbankan, pihaknya prediksi the Fed akan dihadapkan pada keputusan kebijakan yang sangat mirip pada Mei. “Dan mereka akan dipaksa untuk memberikan kenaikan lagi,” ujar dia.

Kenaikan suku bunga the Fed terjadi di tengah ketidakpastian atas kesehatan sektor perbankan global. Awal bulan ini, Silicon Valley Bank dan Signature Bank ambruk, sementara UBS akuisisi saingannya Credit Suisse, sebuah langkah yang dibantu regulator Swiss untuk menopang industri perbankan negara tersebut.

Saham bank regional turun pada Rabu menyusul pengumuman kenaikan suku bunga dan pernyataan Yellen, Departemen Keuangan tidak mempertimbangkan peningkatan luas dalam asuransi simpanan. The S&P Regional Bank ETF (KRE) akhiri sesi perdagangan pada Rabu pekan ini lebih rendah 5 persen.

Sementara itu, Powell mencatat aliran simpanan bank telah stabil selama sepekan terakhir setelah bank sentral dan regulator bergerak untuk mendukung deposan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya