Saham Adhi Karya Menggeliat Usai Raih Kontrak Rp 8,9 Triliun pada Kuartal I 2023

Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) bergerak di zona hijau pada perdagangan Rabu, 12 April 2023 usai umumkan kontrak baru hingga Maret 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Apr 2023, 15:03 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2023, 15:03 WIB
Saham ADHI Menghijau pada Sesi I Hari Ini Rabu 12 April 2023
Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) bergerak di rentang Rp 386-Rp 402 pada sesi I, Rabu, 12 April 2023. (Foto: Adhi Karya)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mulai menggeliat pada perdagangan hari ini, Rabu 12 April 2023. Saham ADHI ditutup naik 3,09 persen ke posisi 400 pada sesi I.

Saham ADHI dibuka pada posisi 390 dan bergerak pada rentang 386-402. Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham ADHI tercatat sebanyak 1.572 kali. Volume saham yang diperdagangkan yakni 17,36 juta senilai Rp 6,92 miliar. Dalam sepekan, harga saham ADHI masih turun 3,85 persen.

Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham Adhi Karya terkoreksi 33,93 persen. Geliat harga saham ADHI pada hari ini terjadi usai perseroan mengumumkan capaikan kontrak pada kuartal I atau hingga Maret 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan kontrak baru sebesar Rp 8,9 triliun. Capaian tersebut meningkat 109 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni senilai Rp 4,2 triliun.

Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A, Proyek Tol Probowangi Paket 1, Pekerjaan Perkerasan Jalan Pertambangan Tanjung Enim, Proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir) dan SPAM Regional Wosusokas.

Lini bisnis Engineering dan Konstruksi mendominasi kontribusi kontrak baru sebesar 93 persen, lini bisnis Properti dan Hospitality sebesar 3 persen dan bisnis lainnya sebesar 4 persen.

Berdasarkan sumber dana kontrak baru berasal dari Pemerintah sebesar 28 persen, proyek investasi dan lainnya sebesar 53 persen, serta BUMN dan BUMD sebesar 19 persen. Perolehan kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan Jalan dan Jembatan berkontribusi sebesar 69 persen.

Berdasarkan tipe gedung sebesar 14 persen, tipe infrastruktur sumber daya air sebesar 9 persen dan lainnya sebesar 8 persen. Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari proyek infrastruktur Jalan dan Jembatan sebesar 59 persen, prasarana kereta api 15 persen, proyek gedung sebesar 12 persen, serta infrastruktur pengolahan sumber air sebesar 8 persen, dan 6 persen berasal dari pekerjaan lainnya.

Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 8,9 Triliun hingga Akhir Maret 2023

Progres Pembangunan LRT Rute Cawang-Dukuh Atas
Pekerja menyelesaikan pembangunan jalur kereta ringan atau LRT Jabodebek rute Cawang-Dukuh Atas di Cawang, Jakarta, Senin (29/4/2019). Menurut PT Adhi Karya selaku kontraktor pelaksana proyek LRT, pembangunan jalur LRT mencapai 47,95 persen (data per akhir Maret 2019). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru hingga Maret 2023 sebesar Rp 8,9 triliun. Capaian tersebut meningkat 109 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni senilai Rp 4,2 triliun.

Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A, Proyek Tol Probowangi Paket 1, Pekerjaan Perkerasan Jalan Pertambangan Tanjung Enim, Proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir) dan SPAM Regional Wosusokas.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto menyebutkan,lini bisnis Engineering dan Konstruksi mendominasi kontribusi kontrak baru sebesar 93 persen, lini bisnis Properti dan Hospitality sebesar 3 persen dan bisnis lainnya sebesar 4 persen.

"Berdasarkan sumber dana kontrak baru berasal dari Pemerintah sebesar 28 persen, proyek investasi dan lainnya sebesar 53 persen, serta BUMN dan BUMD sebesar 19 persen," kata Farid dalam keterangan resmi, Selasa (11/4/2023).

Perolehan kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan Jalan dan Jembatan berkontribusi sebesar 69 persen. Berdasarkan tipe gedung sebesar 14 persen, tipe infrastruktur sumber daya air sebesar 9 persen dan lainnya sebesar 8 persen.

"Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari proyek infrastruktur Jalan dan Jembatan sebesar 59 persen, prasarana kereta api 15 persen, proyek gedung sebesar 12 persen, serta infrastruktur pengolahan sumber air sebesar 8 persen, dan 6 persen berasal dari pekerjaan lainnya," imbuh Farid.

Proyek Adhi Karya

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)

Adapun 5 besar proyek yang dicapai ADHI, antara lain Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A, Proyek Prasarana LRT Malolos-Clark di Filipina, Proyek Tol Probowangi Paket 1, Proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir), serta Proyek Land Development Kalimantan Timur – IKN.

ADHI juga berfokus pada pengembangan bisnis konstruksi berbasis lingkungan, seperti Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu Medan, RDF (Refuse Derived Fuel) Bantargebang, TPST Kota Denpasar, SPAM Dumai, SPAM Karian, dan lainnya. Hal ini merupakan wujud komitmen ADHI dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam pembangunan Infrastruktur.

Adhi Karya Bidik Tambah Laba hingga 25 Persen pada 2023

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membidik pertumbuhan pendapatan 10-15 persen dan laba bersih 20-25 persen pada 2023.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menuturkan pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan, dan laba bersih pada tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.

"Naik dari tahun lalu 20-25 persen (laba bersih) seperti 2022 kemarin rencana naik 25 persen realisasi 47 persen," kata Entus saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Dia bilang, pendapatan tersebut akan ditopang oleh sejumlah proyek yang telah digarap Adhi Karya. "(Yang akan berkontrbusi besar terhadap pendapatan selain proyek LRT) ada beberapa proyek tol, ada penyelesaian tol Sigli-Banda Aceh, proyek-proyek IKN ada, tol Solo-Yogyakarta, tol Yogyakarta-Bawean dan proyek lainnya," katanya. 

Sementara itu, Adhi Karya tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam mencapai target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada tahun ini. Salah satunya adalah fokus dalam percepatan pembangunan terhadap kontrak yang sudah dikantongi.

"Kalau strategi pendapatan kita fokus dalam percepatan pembangunan terhadap kontrak-kontrak yang sudsh ditangan di mana saat ini, tahun lalu kita punya kontrak baru Rp 2,37 triliun. Kemudian, sampai awal Februari kita punya kontrak Rp 4,3 triliun, harapannya bisa terus meningkat," Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto.

 

Sasar Proyek dengan Sumber Pembiayaan yang Pasti

Adhi Karya
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Selanjutnya, perseroan juga menyasar proyek-proyek dengan sumber pembiayaan yang pasti.

"Kita upayakan bisa menyasar proyek-proyek yang sudah clear sumber pembiayaan sama sudah clear dari sisi lahan juga agar bisa dipastikan bisa digarap dan dikerjakan tahun ini," kata Farid.

Sementara itu, Adhi Karya juga menyiapkan strategi untuk mengerek laba bersih, salah satunya dengan melakukan efisiensi.

"Ada banyak faktor selain kita genjot produksi kita juga coba melakukan upaya-upaya efisiensi dari metode kerja dengan menggunaka teknologi buliding information modeling kita gunakan tenaga kerja yang handal agar proses kerja kita maksimal efisien dan tidak mandek dan sesuai spek yang diharap pemberi kerja," ujar dia.

Tak hanya itu, Farid mengaku, pihaknya melakukan efisiensi dengan menurunkan pinjaman agar tidak menambah beban bunga.

"Selain itu. kita coba efisiensi melalui menurunkan pinjaman. Harapannya enggak menambah beban bunga karena buga itu bisa menggerus bottom line," ujar dia.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya