BTPN Syariah Sebar Dividen 2022 Rp 92,5 per Saham

RUPST BTPN Syariah (BTPS) memutuskan membagikan dividen tunai 2022 sebesar 40 persen dari laba bersih 2022. Dividen tunai yang dibagikan Rp 712,5 miliar.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Apr 2023, 21:41 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2023, 21:41 WIB
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTPN Syariah (BTPS) memutuskan membagikan dividen tunai 2022 sebesar 40 persen dari laba bersih 2022. (Foto: BTPN Syariah)
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTPN Syariah (BTPS) memutuskan membagikan dividen tunai 2022 sebesar 40 persen dari laba bersih 2022. (Foto: BTPN Syariah)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTPN Syariah (BTPS) memutuskan membagikan dividen tunai Rp 92,5 per saham. Dividen yang dibagikan tersebut setara Rp 712,5 miliar, dan 40 persen dari laba bersih 2022.

Selain itu, RUPST juga menyetujui laba ditahan sebesar Rp 1,05 triliun untuk mendukung aspirasi besar perseroan mewujudkan Sharia Digital Ecosystem for Unbanked.

RUPST BTPN Syariah tidak hanya telah menyetujui Laporan Keuangan, Laporan Tahunan, Laporan Keberlanjutan tahun buku 2022, dan beberapa agenda lainnya, teta telah menyetujui juga penetapan Dewi Nuzulianti sebagai direktur menggantikan Gatot Adhi Prasetyo, serta Mulya E Siregar sebagai komisaris menggantikan Yenny Lim.

Baik Gatot Adhi Prasetyo maupun Yenny Lim masing-masing telah menyelesaikan masa tugasnya sebagai direksi dan komisaris perusahaan. Dengan demikian, susunan Direksi dan Komisaris BTPN Syariah setelah RUPST menjadi :

Dewan Direksi

  • Direktur Utama : Hadi Wibowo
  • Direktur Kepatuhan : Arief Ismail
  • Direktur : Fachmy Achmad
  • Direktur: Dwiyono Bayu Winantio
  • Direktur : Dewi Nuzulianti

Dewan Komisaris:

  • Komisaris Utama/Independen : Kemal Azis Stamboel
  • Komisaris Independen : Dewie Pelitawati
  • Komisaris : Ongki Wanadjati Dana
  • Komisaris independen : Mulya Effendi Siregar*

*berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari OJK

Sementara itu, tidak terdapat perubahan susunan Dewan Pengawas Syariah perseroan, yang komposisinya sebagai berikut :

  • Ketua Dewan Pengawas Syariah : H. Ikhwan Abidin MA
  • Anggota Dewan Pengawas Syariah :  H. Muhammad Faiz MA

Profil Manajemen

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada Selasa (8/5/2018).
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada Selasa (8/5/2018).

“Dengan bergabungnya Dewi Nuzulianti sebagai direktur dan Mulya E Siregar sebagai komisaris, dengan pengalaman yang kaya akan perbankan tentunya semakin memperkuat BTPN Syariah untuk terus memberikan pelayanan dan akses yang lebih luas bagi masyarakat inklusi di pelosok Indonesia yang belum tersentuh layanan perbankan” ungkap Arief Ismail, Direktur Kepatuhan merangkap Corporate Secretary Perusahaan.

Sebelum menjadi Direktur, Dewi Nuzulianti memegang jabatan sebagai Financing Business Planning and Support Head BTPN Syariah.

Dengan demikian ini menandakan bahwa BTPN Syariah memiliki talenta terbaik untuk membawa perseroan naik kelas. Dewi merupakan salah satu sosok perempuan penting dalam membentuk dan menumbuhkan bisnis pembiayaan bagi masyarakat inklusi di BTPN Syariah sedari awal.

Sedangkan Mulya E Siregar dikenal dengan kiprahnya yang mumpuni di dunia ekonomi. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun di lembaga regulator perbankan dan memiliki pengalaman yang komprehensif dalam pengembangan perbankan syariah dengan memegang berbagai jabatan kunci seperti Komisaris Utama di salah satu bank umum syariah pada 2021. 

 

Kinerja Keuangan

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Adapun, perseroan juga telah mempublikasikan hasil kinerja 2022 pada Februari lalu, di mana kinerja perseroan menunjukan kinerja yang prima. Hingga di tahun 2022, Bank telah mencapai Total Asset yaitu Rp 21,2 triliun dan pembiayaan mencapai Rp 11,5 triliun tumbuh 10 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 10,4 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator. Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 53 persen, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.

Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 12,0 triliun. Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) terbaik sepanjang sejarah Bank mencapai Rp 1,78 triliun.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya