Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) bakal membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 Rp 712,53 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 92,5 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Senin (17/4/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 12 April 2023.
Baca Juga
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 1,77 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 4,85 triliun serta total ekuitas senilai Rp 8,40 triliun.
Advertisement
Jadwal:
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 20 April 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 21 April 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 24 April 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 25 April 2023
- Recording date: 24 April 2023
- Pembayaran dividen: 13 Mei 2023
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTPN Syariah (BTPS) memutuskan membagikan dividen tunai Rp 92,5 per saham. Dividen yang dibagikan tersebut setara Rp 712,5 miliar, dan 40 persen dari laba bersih 2022.
Selain itu, RUPST juga menyetujui laba ditahan sebesar Rp 1,05 triliun untuk mendukung aspirasi besar perseroan mewujudkan Sharia Digital Ecosystem for Unbanked.
RUPST BTPN Syariah tidak hanya telah menyetujui Laporan Keuangan, Laporan Tahunan, Laporan Keberlanjutan tahun buku 2022, dan beberapa agenda lainnya, teta telah menyetujui juga penetapan Dewi Nuzulianti sebagai direktur menggantikan Gatot Adhi Prasetyo, serta Mulya E Siregar sebagai komisaris menggantikan Yenny Lim.
Pergantian Komisaris dan Direksi BTPN Syariah
"Dengan bergabungnya Dewi Nuzulianti sebagai direktur dan Mulya E Siregar sebagai komisaris, dengan pengalaman yang kaya akan perbankan tentunya semakin memperkuat BTPN Syariah untuk terus memberikan pelayanan dan akses yang lebih luas bagi masyarakat inklusi di pelosok Indonesia yang belum tersentuh layanan perbankan" ungkap Arief Ismail, Direktur Kepatuhan merangkap Corporate Secretary Perusahaan.
Sebelum menjadi Direktur, Dewi Nuzulianti memegang jabatan sebagai Financing Business Planning and Support Head BTPN Syariah.
Dengan demikian ini menandakan bahwa BTPN Syariah memiliki talenta terbaik untuk membawa perseroan naik kelas. Dewi merupakan salah satu sosok perempuan penting dalam membentuk dan menumbuhkan bisnis pembiayaan bagi masyarakat inklusi di BTPN Syariah sedari awal.
Sedangkan Mulya E Siregar dikenal dengan kiprahnya yang mumpuni di dunia ekonomi. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun di lembaga regulator perbankan dan memiliki pengalaman yang komprehensif dalam pengembangan perbankan syariah dengan memegang berbagai jabatan kunci seperti Komisaris Utama di salah satu bank umum syariah pada 2021.
Adapun, perseroan juga telah mempublikasikan hasil kinerja 2022 pada Februari lalu, di mana kinerja perseroan menunjukan kinerja yang prima. Hingga di tahun 2022, Bank telah mencapai Total Asset yaitu Rp 21,2 triliun dan pembiayaan mencapai Rp 11,5 triliun tumbuh 10 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 10,4 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator. Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 53 persen, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.
Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 12,0 triliun. Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) terbaik sepanjang sejarah Bank mencapai Rp 1,78 triliun.
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Bank BTPN Syariah Tbk dengan kode saham BTPS membukukan memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 1,78 triliun. Ini merupakan terbaik sepanjang sejarah bank tersebut.
Adapun total asetnya sebesar Rp 21,2 triliun dan pembiayaan mencapai Rp 11,5 triliun tumbuh 10% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 10,4 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator.
Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 53%, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.
Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 12,0 triliun. Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini
Fachmy Achmad, Direktur Keuangan BTPN Syariah mengatakan jika pencatatan kinerja yang positif ini tidak lepas dari dukungan semua pemangku kepentingan.
Mulai dari #bankirpemberdaya yang menjadi karyawan, nasabah pembiayaan yang tangguh, nasabah pendanaan yang mendukung penuh, pemerintah dengan program yang seimbang, regulator dengan berbagai kebijakan yang mendukung perbankan, hingga masyarakat yang percaya dengan keberadaan program yang dijalankan BTPN Syariah.
Inovasi Perseroan
“Kami memaknai bahwa perjalanan kami dalam menyiapkan berbagai inovasi untuk mewujudkan aspirasi eksosistem digital diperlukan passion dan tekad yang kuat untuk terus memberikan pelayanan terbaik sepenuh hati. Insya Allah, di 2023 kita akan bersama-sama terus bergandengan dalam mengembangkan serta menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk mewujudkan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti bagi berjuta rakyat Indonesia,” ujar dia.
Konsistensi dalam mendampingi masyarakat inklusi lebih dari satu dekade telah mendorong kinerja Bank yang positif dan tumbuh berkelanjutan, termasuk di tengah kondisi yang cukup menantang.
Selama 2022, bank ini juga dikatakan telah mencatatkan serangkaian inovasi untuk mewujudkan aspirasi bank membangun ekositem digital syariah khusus untuk segmen pra dan cukup sejahtera.
Inovasi dilakukan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan Nasabah untuk terus tumbuh serta memiliki kehidupan yang lebih berarti.
Akses tersebut diantaranya, pertama, akses keuangan untuk modal kerja produktif (access to finance) bagi Nasabah yang terus bertumbuh atau Mitra Tepat yang merupakan perpanjangan tangan Bank.
Advertisement