Wall Street Lesu, Investor Bersiap Hadapi Rilis Data Inflasi Amerika Serikat

Wall street kompak merosot pada perdagangan Selasa, 9 Mei 2023. Investor menanti laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis akhir pekan ini. Indeks Nasdaq catat koreksi terbesar.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mei 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 06:30 WIB
Wall Street Lesu, Investor Bersiap Hadapi Rilis Data Inflasi AS
Wall street melemah pada perdagangan Selasa, 9 Mei 2023 seiring investor bersiap hadapi laporan data inflasi AS. (Foto: Angelo Giardano/Pixabay)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 9 Mei 2023 seiring investor bersiap untuk laporan inflasi utama yang dirilis akhir pekan ini.

Sentimen wall street juga dibayangi kemajuan mengenai diskusi batas utang Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,46 persen ke posisi 4.119,17. Indeks Nasdaq tergelincir 0,6 persen ke posisi 12.179,55. Indeks Dow Jones turun tipis 0,17 persen ke posisi 33.561,81. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu (10/5/2023).

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengadakan pertemuan dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada Selasa sore, 9 Mei 2023.

Kedua belah pihak telah memperingatkan pertemuan tersebut hanyalah sebuah kesempatan untuk melakukan percakapan, dengan kemajuan definitif untuk menaikkan batas utang tidak mungkin terjadi. Biden dan McCarthy tetap berselisih atas permintaan Ketua DPR agr kesepakatan menaikkan plafon utang dikaitkan dengan pemotongan belanja. Biden berpendapat menaikkan plafon utang tidak dapat dinegosiasikan.

Sebelumnya pada Senin, 8 Mei 2023, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menuturkan, gagal menaikkan plafon utang  akan menjadi “malapetaka ekonomi” dan regulator tidak dekat dengan kebijakan apa pun yang akan membatasi short-selling saham bank regional.

“Wall street ragu-ragu untuk mengambil posisi utama apapun sampai kami mengetahui hasil dari pembicaraan plafon utang di Gedung Putih dan apakah inflasi terbukti sangat “lengket” atau tidak,” ujar Analis Senior Oanda Ed Moya, dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, tidak ada yang meragukan tekanan bank tidak akan hilang karena kondisi pinjaman terus diperketat. “Persyaratan cadangan akan naik yang akan menyebabkan berkurangnya pinjaman dan ekonomi yang lebih lemah,” ujar dia.

Kinerja Saham di Wall Street

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Saham PacWest melonjak 2,4 persen setelah sesi perdagangan yang bergejolak. The SPDR S&O Regional Banking ETF (KRE) melemah kurang dari 1 persen di tengah kekhawatiran yang sedang berlangsung di sektor perbankan.

Saham Lucid, PayPal, dan Skyworks ditutup setelah laporan kuartalan dirilis. Sementara itu, Palantir melonjak 23 persen karena laporan laba yang kuat dan panduan optimistis.

Pelaku pasar juga menantikan laporan indeks harga konsumen pada April yang dijadwalkan rilis Rabu pekan ini dan indeks harga produsen pada perdagangan Kamis pekan ini untuk data terbaru mengenai jalur inflasi.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi meningkat 0,4 persen bulan ke bulan pada April 2023 dan 5 persen year over year (YoY). Inflasi inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi diprediksi naik 0,4 persen.

Volume perdagangan yang rendah kembali terjadi di wall street. SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY) yang melacak indeks S&P 500 yang luas, sejauh ini diperdagangkan kurang dari sepertiga dari rata-rata volume 30 hari. SPY sejauh ini telah memperdagangkan 24,18 juta saham. Itu jauh di bawah rata-rata volume 30 hari sebesar 76,1 juta.

Pada perdagangan Senin, 8 Mei 2023, volume perdagangan juga rendah dengan perdagangan SPY hanya 50,04 juta saham. Itu adalah hari dengan volume perdagangan terendah sejak 25 November, ketika diperdagangkan hanya 30.545.430 saham.

 

Penutupan Wall Street 8 Mei 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, wall street bergerak beragam. Di mana indeks S&P 500 ditutup di dekat garis datar karena investor menanti laporan inflasi, termasuk laporan indeks harga konsumen bulan April.

Indeks S&P 500 sedikit berubah dengan naik hanya 0,05 persen mengakhiri sesi di 4.138,12. Komposit Nasdaq bertambah 0,18 persen ditutup pada posisi 12.256,92. Sementara indeks saham Dow Jones Industrial Average tergelincir 55,69 poin, atau 0,17 persen menjadi 33.618,69.

"Pada pandangan pertama, pasar tampaknya mengambil pendekatan yang lebih hangat karena mereka mencerna semua yang kami pelajari minggu lalu, mempertimbangkan risiko yang muncul, dan mempersiapkan lebih banyak data akhir pekan ini," menurut meja perdagangan Goldman Sachs.

"Melihat di bawah permukaan mengungkapkan sedikit lebih banyak kegelisahan daripada yang mungkin diungkapkan oleh pandangan pertama," jelas dia melansir CNBC, Selasa (9/5/2023).

Pedagang sedang menunggu data penting yang akan menginformasikan langkah ke depan Federal Reserve. Yakni laporan CPI bulan April akan dirilis pada hari Rabu, diikuti oleh indeks harga produsen.

Secara terpisah, saham bank tertentu berdetak lebih tinggi untuk memulai minggu ini. Saham PacWest memperoleh kenaikan 3,6 persen. Usai bank mengumumkan akan memotong dividennya menjadi hanya 1 sen per saham dari 25 sen per saham pada kuartal sebelumnya.

Saham Western Alliance mengakhiri hari dengan naik sekitar 0,6 persen. Bank besar Wells Fargo dan JPMorgan Chase juga bangkit.

 

 

Krisis Perbankan AS Pengaruhi Wall Street

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

nvestor memperdebatkan apakah krisis perbankan akhirnya mereda, menurut analis pasar senior Oanda Edward Moya.

"Sepertinya Wall Street akan mencoba mencari tahu apakah tekanan bank sudah mendekati akhir," kata Moya. “Minggu ini tidak akan sesibuk sebelumnya, tetapi itu akan tetap penting,” jelas dia.

Sementara itu, saham Disney naik lebih dari 2 persen. Perusahaan diatur untuk melaporkan hasil kuartalan pada hari Rabu.

Saham kelas A Berkshire Hathaway naik 1 persen. Pada hari Sabtu, konglomerat Warren Buffett melaporkan hasil kuartal pertamanya. Konglomerat itu menunjukkan pendapatan operasional meningkat 12 persen pada kuartal pertama, sementara simpanan kasnya mencapai USD 130 miliar.

Buffet secara pribadi membahas topik termasuk krisis perbankan terbaru yang mengguncang Wall Street, pada pertemuan tahunan Berkshire Hathaway di Omaha, Nebraska.

Saham yang menguap pada pekan yang bergejolak mendorong Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencapai rekor mingguan terburuk sejak Maret. Kerugian terjadi meskipun reli akhir pekan yang melihat saham bank regional yang bergejolak melonjak dari posisi terendahnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya