Simak Pemakaian Belanja Modal Solusi Bangun Indonesia pada 2023

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) paling besar untuk proyek fasilitas dermaga dan sarana produksi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Mei 2023, 20:41 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 20:41 WIB
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) (Foto: Laman Solusi Bangun Indonesia)
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) (Foto: Laman Solusi Bangun Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) paling besar untuk proyek fasilitas dermaga dan sarana produksi di Tuban, Jawa Timur. Meski demikian, perseroan tidak menyebutkan berapa besaran dana yang dianggarkan untuk belanja modal pada 2023.

"Sekarang yang terbesar capex 2023 untuk kelanjutan pengembangan fasilitas dermaga dan sarana produksi di Tuban untuk keperluan ekspor ke Amerika Serikat (AS), kita harapkan ekspor volume hingga 1 juta ton per tahun. Sisanya capex untuk keperluan lainnya," kata Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo dalam paparan publik, Jumat (12/5/2023).

Dia bilang, proyek pengembangan fasilitas tersebut ditargetkan selesai pada awal 2024. Fasilitas ini merupakan peluang untuk menyasar potensi pasar ekspor hingga 1 juta ton semen di Amerika Serikat melalui kerja sama strategis dengan TCC. 

Proyeksi kebutuhan semen di Amerika Serikat mencapai sekitar 112 juta ton pada tahun 2025, dimana lebih dari 20 persen pasokannya diperoleh dari impor.

Saat ini, selain beberapa negara yang sudah menjadi tujuan ekspor diantaranya seperti Bangladesh dan Australia, perseroan juga sudah mengekspor klinker ke Filipina dan Australia yang termasuk dalam jejaring pasar TCC, yang merupakan pasar yang cukup stabil dengan harga jual yang bagus.

Selain ekspor, sinergi antara SBI, SIG dan TCC juga mendorong pengenalan dan pemanfaatan solusi-solusi inovatif seperti solusi stabilisasi tanah untuk memperbaiki kondisi tanah lunak. 

 

 

 

Solusi Bangun Indonesia Perluas Penjualan

Fasilitas pabrik semen terintegrasi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) di Cilacap, Jawa Tengah (Foto: PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
Fasilitas pabrik semen terintegrasi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) di Cilacap, Jawa Tengah (Foto: PT Solusi Bangun Indonesia Tbk

Dengan demikian, SBI berpeluang memperluas penjualan semen dengan memanfaatkan potensi pasar baru ini. Bersama TCC, SBI mulai memperkenalkan solusi stabilisasi tanah kepada sektor pertambangan, untuk mengatasi berbagai masalah terkait tanah di area tambang secara efektif, efisien, aman dan menurunkan risiko kecelakaan. 

Tak hanya sektor pertambangan, namun potensi besar ini terdapat di berbagai wilayah di Indonesia seperti di lokasi IKN di Kalimantan, jalan-jalan umum dan proyek-proyek kereta api di Sumatra. Hal ini merupakan realisasi lainnya dari kerjasama strategis yang berfokus pada peningkatan penelitian dan pengembangan solusi-solusi berkelanjutan. 

Potensi profitabilitas juga dikelola SBI melalui operasional yang efisien, bunga yang lebih rendah dari konversi utang konvensional ke sustainability linked loan, serta inovasi yang menghadirkan solusi-solusi inovatif untuk berbagai kebutuhan pembangunan pelanggan. 

Solusi Bangun Indonesia Ramal Bisnis Semen Bakal Cerah, Ini Alasannya

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI (Foto: Solusi Bangun Indonesia)
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI (Foto: Solusi Bangun Indonesia)

Sebelumnya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI menyatakan prospek bisnis semen dalam lima tahun ke depan masih menjanjikan. Ini mengingat, diperkirakan pasar domestik bisa tumbuh 2-4 persen. 

Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo menuturkan, pihaknya melihat bisnis semen akan tumbuh dalam lima tahun ke depan.

"Lima tahun ke depan kalau kondisinya masih seperti ini, pasar domestik tumbuh walaupun kita proyeksikan growth antara 2-4 persen, pasti kita harus mencari pasar-pasar untuk ekspor kita akan menambahkan ekspor ke Amerika Serikat dan channel lainnya seperti Australia, Filipina, itu akan meningkatkan volume penjualan disamping program ramah lingkungan," kata Lilik dalam paparan publik, Jumat (12/5/2023).

Meski ada potensi peningkatan, bisnis semen juga memiliki sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya, kondisi oversupply yang terlihat dari kondisi pasar yang terkontraksi berdampak pada penurunan volume penjualan semen dan terak perseroan sebesar -2,3 persen menjadi 13,14 juta ton pada 2022.

"Jadi kondisi sekarang market Indonesia masih oversupply dari 119 juta kapasitas yang ada yang terserap 2022 hanya 63 juta atau baru 52 persen," kata dia. 

Dalam menghadapi kondisi oversupply, SBI terus melakukan sejumlah efisiensi. Sehingga, biaya produksi bisa turun.

"Pastinya dari sisi supply chain sehingga diharapkan cost sistemnya lebih kompetitif. Kedua dari sisi cost operasionalnya yang kita lakukan banyak efisiensi," imbuhnya.

Sebelumnya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang kuartal I 2023. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan tetapi laba merosot selama tiga bulan pertama 2022.

 

Kinerja Kuartal I 2023

Proses pengerjaan Beton Rapid Setting SpeedCrete di Tol Bakauheni-Terbanggi, Lampung, Sumatera Selatan. (Foto: PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)
Proses pengerjaan Beton Rapid Setting SpeedCrete di Tol Bakauheni-Terbanggi, Lampung, Sumatera Selatan. (Foto: PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (6/5/2023), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mencatat pendapatan Rp 2,92 triliun hingga kuartal I 2023. Pendapatan perseroan naik tipis 0,84 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,90 triliun.

Sementara itu, laba periode berjalan merosot 15,15 persen menjadi Rp 149,19 miliar hingga kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 177,91 miliar.

Beban pokok pendapatan naik 0,98 persen menjadi Rp 2,31 triliun hingga kuartal I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,29 triliun.

Dengan demikian, laba kotor bertambah 0,33 persen dari Rp 614,43 miliar hingga kuartal I 2022 menjadi Rp 616,51 miliar pada kuartal I 2023. Melihat kondisi tersebut, laba per saham dasar dan dilusi susut menjadi Rp 17 hingga kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20.

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk mencatat ekuitas Rp 12 triliun pada Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 11,86 triliun. Total liabilitas susut menjadi Rp 9,16 triliun hingga 31 Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 9,51 triliun.

Aset perseroan susut menjadi Rp 21,16 triliun hingga Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 21,37 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 294,58 miliar hingga Maret 2023.

Di sisi lain, perseroan mencatat volume penjualan semen dan terak termasuk ekspor sebesar 3,1 juta ton pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 3,3 juta ton.

Perseroan menyatakan tingginya inflasi yang turut disebabkan oleh resesi global dan mengakibatkan kenaikan harga komoditas, mempengaruhi penurunan permintaan pasar semen domestik yang terkontraksi 6,5 persen jika dibandingkan kuartal I 2022.

 

Tebar Dividen 2022

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI menetapkan penggunaan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp 839 miliar dan pembagian dividen sebesar 30 persen dari laba bersih senilai Rp 251,78 miliar atau naik 14 persen dari 2021.

“Perseroan berhasil menutup tahun 2022 dengan berbagai pencapaian, baik dari sisi kinerja keuangan maupun keberlanjutan yang berfokus pada inovasi di berbagai lini. Hal ini tentu tidak lepas dari berbagai upaya efisiensi, inovasi dan penguatan sinergi dengan SIG selaku induk usaha, serta Taiheiyo Cement Corporation (TCC) yang menjadi mitra strategis kami,” kata Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo, Jumat (12/5/2023).

Selain itu, RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan dengan mengukuhkan berakhirnya masa jabatan, Aulia Mulki Oemar, dari jabatan komisaris utama. Alhasil, RUPST mengangkat Prijo Sambodo sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen. 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya