Wall Street Bervariasi di Tengah Sentimen Negosiasi Plafon Utang AS

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Senin, 22 Mei 2023. Indeks Dow Jones alami koreksi sendirian di tengah sentimen diskusi plafon utang.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mei 2023, 07:15 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2023, 07:15 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Senin, 22 Mei 2023. Indeks S&P 500 menguat tipis seiring pelaku pasar di wall street menunggu pertemuan terkait diskusi plafon utang. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Senin, 22 Mei 2023. Indeks S&P 500 menguat tipis seiring pelaku pasar di wall street menunggu pertemuan terkait diskusi plafon utang.

Dikutip dari CNBC, Selasa (23/5/2023), indeks S&P 500 naik tipis 0,02 persen ke posisi 4.192,63. Indeks Dow Jones melemah 140,05 poin atau 0,42 persen ke posisi 33.286,58. Indeks Nasdaq bertambah 0,5 persen ke posisi 12.720,78.

Pergerakan saham pada awal pekan ini membuat indeks Nasdaq ke penutupan tertinggi dan level intraday tertinggi sejak Agustus. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy bertemu pada Senin pukul 17.30 waktu setempat.

Pertemuan itu untuk membicarakan plafon utang dengan hanya 10 hari tersisa sebelum tanggal paling awal yang dikatakan Menteri Keuangan AS Janet Yellen kalau AS secara realistis dapat gagal bayar.

Negosiator veteran di kedua belah pihak melanjutkan pembicaraan Senin pagi di Capitol, tetapi pemangkasan belanja wajib pemerintah tetap menjadi kendala utama. Partai Republik bersikeras untuk kurangi pengeluaran ke level awal 2022, tetapi Biden menuturkan, pemotongan apa pun tanpa kenaikan pajak tambahan tidak mungkin dilakukan.

“Investor mulai khawatir tentang apa yang terjadi dengan pembicaraan plafon utang, tetapi di sisi lain, ekonomi masih cukup kuat, pasar kerja sangat kuat,” ujar Chief Investment Officer Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli dikutip dari CNBC.

Rata-rata tiga indeks utama menguat. Dipimpin oleh saham teknologi, saham terus menguat meski ada ketidakpastian di Washington dan inflasi yang ketat dngan indeks S&P 500 melayang tepat di bawah level 4.200.

 

 

Menanti Rilis Data Ekonomi

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sementara perdagangan saham teknologi mungkin akan berjalan lebih jauh, beberapa di wall street mengatakan luasnya pasar yang lebih kuat diperlukan agar reli dapat berlanjut dalam jangka panjang.

“Jika pasar tidak berpartisipasi, maka ini akan berakhir. Luasnya pasar yang lebih kuat dapat terjadi setelah pertemuan the Federal Reserve pada Juni,” ujar CEO Defiance ETFs, Sylvia Jablonski.

Adapun sejumlah data ekonomi akan rilis pada pekan ini antara lain pembacaan kedua untuk produk domestik bruto (PDB) kuartal II 2023 yang dijadwalkan Kamis pekan ini, dan ukuran pengeluaran konsumsi pribadi, ukuran inflasi yang disukai the Federal Reserve (the Fed) akan dirilis Jumat pekan ini. Sementara itu, rilis risalah the Fed pada Rabu pekan ini. Risalah tersebut dapat menjelaskan bagaimana bank sentral terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Di sisi lain, musim laporan keuangan mereda pada kuartal I 2023, tetapi sejumlah laporan keuangannya yang lain masih rilis yakni Zoom Video, Lowe’s dan Dick’s Sporting Goods.

 

Penutupan Wall Street pada 19 Mei 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street jatuh pada perdagangan Jumat, 19 Mei 2023. Hal ini seiring negosiator menghentikan negosiasi pagu utang yang sedang berlangsung. Hal itu memicu keraguan kesepakatan akan segera tercapai.

Di tengah sentimen itu pada akhir pekan, indeks S&P 50 500 membukukan kinerja terbaik sejak Maret 2023. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones jatuh 109,28 poin atau 0,33 persen ke posisi 33.426,63. Indeks S&P 500 tergelincir 0,14 persen menjadi 4.191,98. Indeks Nasdaq terpangkas 0,24 persen ke posisi 12.657,90. Demikian dikutip dari laman CNBC, Sabtu (20/5/2023).

Rata-rata tiga indeks acuan tersebut pada pekan ini menguat. Indeks S&P 500 menguat 1,65 persen, indeks Nasdaq melompat 3,04 persen. Itu adalah kinerja mingguan terbaik sejak Maret untuk dua indeks acuan tersebut. Sementara itu, indeks Dow Jones bertambah 0,38 persen.

Sebagian dari kenaikan tersebut terjadi pada Kamis, 18 Mei 2023. Hal ini seiring pelaku pasar memasang taruhan kalau kesepakatan pagu utang Amerika Serikat dapat tercapai. Komentar dari Ketua DPR Kevin McCarthy pada Kamis pekan ini tampaknya menunjukkan kemungkinan kesepakatan bisa terjadi paling cepat pekan depan.

Namun, saham berbalik memerah pada Jumat, 19 Mei 2023 setelah negosiator GOP keluar dari pertemuan plafon utang. Anggota Partai Republik Garret Graves menuturkan, tim gedung putih tidak masuk akal. “Kami tidak akan duduk di sini dan berbicara sendiri,” ujar dia.

 

 

Pernyataan Ketua The Fed Beri Angin Segar

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Namun, koreksi perdagangan saham pada Jumat pekan ini tetap terkendali setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menuturkan, suku bunga mungkin tidak harus naik sebanyak yang diharapkan untuk meredam inflasi.

“Pasar mengalami minggu yang cukup konstruktif dan diperdagangkan lebih baik seperti pada perdagangan hari ini, sebagian besar karena sentimen yang lebih konstruktif atau positif seputar negosiasi batas utang,” ujar Art Hogan dari B.Riley Financial.

Ia menambahkan, hal itu mengalami sedikit hambat karena negosiasi telah terhenti.

“Saya tidak berpikir itu adalah akhirnya. Tapi saya yakin memasuki akhir pekan, dengan ketidakpastian tentang plafon utang, itu akan menyebabkan sedikit aksi jual,” tutur dia.

Mark Haefele dari UBS Global Wealth Management mencatat investor mungkin lebih baik bermain bertahan dalam portofolionya, mengingat kondisi itu.

“Pasar saham tetap tenang, tetapi beberapa pekan ke depan kami dapat menguji batas seberapa besar risiko yang dapat mereka serap,” ujar dia.

Ia melihat risiko  imbalan dalam portofolio obligasi berkualitas tinggi lebih baik dari pada indeks saham Amerika Serikat. “Dan memilih emas sebagai lindung nilai portofolio,” tulis Haefele.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya