Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Pemungutan Suara Terkait Kesepakatan Plafon Utang AS

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Selasa, (30/5/2023). Pasar menanti Kongres AS yang akan berikan suara terkait ketentuan plafon utang AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Mei 2023, 08:02 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2023, 08:02 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Selasa, (30/5/2023) . Pergerakan bursa saham Asia Pasifik itu di tengah sentimen pemungutan suara jelang kesepakatan plafon utang tentatif Amerika Serikat yang dicapai (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Selasa, (30/5/2023). Pergerakan bursa saham Asia Pasifik itu di tengah sentimen pemungutan suara jelang kesepakatan plafon utang tentatif Amerika Serikat yang dicapai antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy pada akhir pekan lalu untuk hindari gagal bayar utang.

Dikutip dari CNBC, Kongres AS memberikan suara pada undang-undang pada Rabu, 31 Mei 2023. Anggota parlemen belum memberi isyarat kalau mereka bermaksud untuk kembali ke Capitol Hill lebih awal untuk mengerjakan kesepakatan itu.

Baik dukungan Partai Republik maupun Demokrat diperlukan agar kesepakatan RUU itu dapat disahkan. Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,36 persen. Namun, indeks Topix melemah 0,18 persen seiring tingkat pengangguran turun tipis menjadi 2,6 persen pada April dari 2,8 persen pada Maret.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,92 persen. Indeks Kosdaq bertambah 0,65 persen. Di Australia, indeks ASX 200 dibuka dekati garis mendatar.

Sementara itu, bursa saham Hong Kong akan sentuh posisi terendah baru. Indeks Hang Seng berjangka di posisi 18.522. Pada penutupan perdagangan Senin, 29 Mei 2023, indeks Hang Seng ditutup ke posisi 18.551,11.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street libur untuk peringati Memorial Day. Namun,bursa saham berjangka naik seiring investor mencerna lebih lanjut kesepakatan yang dibuat secara tenatif selama akhir pekan, dan beberapa menganggapnya sebagai peluang pasar.

Indeks Dow Jones naik 0,2 persen. Indeks S&P 500 berjangka bertambah 0,3 persen. Indeks Nasdaq berjangka menguat 0,5 persen.

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 29 Mei 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Senin, 29 Mei 2023. Pergerakan bursa saham Asia Pasifik ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat dan pimpinan kongres meraih kesepakatan sementara untuk menaikkan pagu utang. Hal tersebut diputuskan pada pekan ini.

Dikutip dari CNBC, di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 1,03 persen ke posisi 31.233,54. Pada awal sesi perdagangan, indeks Nikkei melompat 2,04 persen. Indeks  Topix melompat 0,69 persen usai alami koreksi dalam empat hari. Indeks Topix ditutup ke posisi 2.160,65.

Di Australia, indeks ASX 200 bertambah 0,87 persen ke posisi 7.217,4 dan melanjutkan reli. Sementara itu, bursa saham Korea Selatan libur. Indeks Hang Seng berlanjut melemah ke posisi terendah, dan merosot 0,92 persen.

Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,2 persen ke posisi 3.221,45. Indeks Shenzhen merosot 0,8 persen ke posisi 10.822,09, dan merupakan level terendah sejak 1 November 2022.

Bursa saham berjangka Amerika Serikat menguat usai wall street reli pada Jumat pekan lalu. Indeks Nasdaq menguat 0,4 persen. Indeks Dow Jones futures bertambah 0,14 persen. Indeks S&P 500 naik 0,22 persen.

 

 

Penutupan Wall Street pada Jumat 26 Mei 2023

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat 26 Mei 2023. Wall street melonjak seiring pelaku pasar berharap anggota parlemen akan mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat, hindari gagal bayar yang berpotensi menimbulkan bencana.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (27/5/2023), indeks Dow Jones melambung 328,69 poin atau 1 persen ke posisi 33.093,34. Indeks S&P 500 bertambah 1,3 persen ke posisi 4.205,45. Indeks Nasdaq menanjak 2,2 persen ke posisi 12.975,69.

Saham Intel dan American Express masing-masing naik 5,8 persen dan 4,1 persen sehingga mendorong kenaikan indeks Dow Jones. Sektor teknologi S&P 500 dan sektor konsumsi masing-masing melesat lebih dari 2 persen.

Indeks Nasdaq membukukan kenaikan selama lima minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq naik 2,5 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,3 persen dan indeks Dow Jones melemah 1 persen.

Negosiator administrasi Kongres dan Presiden AS Joe Biden memusatkan perhatian pada kesepakatan yang akan meningkatkan batas utang AS selama dua tahun. Ketua DPR Kevin McCarthty mengatakan, pembicaraan pada Kamis malam, 25 Mei 2023 hasilkan kemajuan,. “Kita harus membuat lebih banyak kemajuan sekarang,” ujar dia dikutip dari CNBC.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperingatkan AS dapat gagal bayar paling cepat 1 Juni 2023 jika plafon utang tidak dinaikkan. Ekonom dan pemimpin perusahaan di wall street juga telah suarakan keprihatinan atas kemungkinan dampak buruk dari gagal bayar utang AS.

“Begitu kesepakatan utang selesai, pasar harus hadapi kenyataan pahit the Fed akan menekan ekonomi ini,”ujar Analis Oanda, Ed Moya.

Ia menambahkan, akhir dari pengetatan mungkin tidak terjadi sampai akhir musim panas. “Dan itu berarti kita mungkin akan mendapatkan penurunan suku bunga yang lebih besar tahun depan,” ujar dia.

Data Ekonomi AS

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Di sisi lain, data baru keluar Jumat pagi menunjukkan inflasi naik lebih dari yang diharapkan pada April 2023. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi, data ekonomi yang disukai the Federal Reserve meningkat 0,4 persen bulan lalu dan 4,7 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Citi meningkatkan saham AS menjadi netral dari underweight, karena jeda kenaikan suku bunga the Federal Reserve menjadi lebih mungkin dan ekonomi AS berjalan lebih baik dari yang diharapkan.

“Dengan resesi belum dekat dan the Fed di babak terakhir dari siklus kenaikannya, kami berpikir bahwa saham AS mungkin akan lebih baik setelah the Fed benar-benar menahan, sejalan dengan pola 30 tahun terakhir,” ujar Analis Dirk Willer.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya