Liputan6.com, Jakarta - PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) akan membagikan dividen sebesar Rp 78,84 miliar untuk tahun buku 2022. Dividen tersebut setara dengan Rp 10,3 per lembar saham.Â
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat (16/6/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 9 Juni 2023.
Baca Juga
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 395,30 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 3,42 triliun serta total ekuitas senilai Rp 4,75 triliun.
Advertisement
Jadwal
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 19 Juni 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 20 Juni 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 21 Juni 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 22 Juni 2023
- Recording date: 21 Juni 2023
- Pembayaran dividen: 13 Juli 2023
Sebelumnya, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 322,4 miliar pada kuartal I 2023. Anggka ini tumbuh sebesar 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year ( yoy) sebesar Rp 248,2 miliar.
Selain itu, laba bersih Metland mencapai Rp 68,6 miliar atau meningkat 11 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 61,3 miliar.
"Pendapatan MTLA dari dua segmen utama pendapatan yaitu penjualan residensial maupun pendapatan berulang mengalami peningkatan," kata Direktur Metropolitan Land, Olivia Surodjo dalam keterangan resminya, ditulis Rabu, 10 Mei 2023.
Penjualan residensial MTLA sebesar Rp 203,8 miliar naik 33 persen, sementara itu perolehan pendapatan berulang sebesar Rp 118,6 miliar atau naik 26 persen yoy.
Proyek Perseroan
Proyek berjalan seperti Metland Cyber Puri dan Metland Cibitung menjadi penyumbang terbesar pada pendapatan penjualan perseroan. Sementara untuk pendapatan berulang pertumbuhan positif dari unit usaha pusat perbelanjaan serta hotel yang dimiliki.
"Metland menggenjot penjualan sejak awal tahun mengejar momen sebelum lebaran mengantisipasi berbagai kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi penjualan di semester II," imbuhnya.
Selain itu, nilai aset perseroan pada kuartal I 2023 tercatat Rp 6,7 triliun angka ini turun dari Rp 6,74 triliun di 31 Desember 2022, penurunan ini disebabkan penurunan liabilitas jangka pendek dari Rp 1,43 triliun menjadi Rp1,27 triliun.
Sedangkan, jumlah ekuitas MTLA kuartal I 2023 sebesar Rp4,85 triliun meningkat dari Rp4,76 triliun pada akhir Desember 2022.
Di sisi lain, perseroan pun tengah menambah satu unit usaha baru yaitu Hotel Horison Ume Suites & Villas Ubud yang berlokasi di Bali.
Hotel Horison Ume Suites & Villas Ubud merupakan hotel bintang 5 pertama yang dimiliki dan dikelola MTLA, dan dilengkapi fasilitas Ume Coffee & Dining Resto dan Day Club yang akan mulai dioperasionalkan mulai kuartal II 2023.
MTLA juga meneruskan pengembangan proyek residensial berjalan seperti Metland Cyber Puri yang tengah kembali memasarkan cluster The Northbend tahap 3.
Metland Cibitung juga kembali memasarkan cluster Havana tahap 2 dan Metland Cileungsi yang mempersembahkan produk terbarunya tipe Senna yang berada di dalam cluster The Colony, begitu juga dengan Metland Transyogi yang akan meluncurkan produk terbarunya.
Selain itu, MTLA tengah mempersiapkan dua proyek residensial baru salah satunya Metland Cikarang yang direncanakan akan mulai penjualan pada semester II 2023.Pada 2023 MTLA menargetkan marketing sales atau pra penjualan yang terdiri dari pre sales dan recurring revenue sebesar Rp1,8 triliun.
Â
Â
Advertisement
Industri Properti Bangkit Kembali pada Kuartal I 2023, Pasar Apartemen Tak Lesu Lagi
Sebelumnya, industri properti di tanah air yang mengalami kebangkitan sepanjang 2022 dan terus berlanjut di kuartal I 2023. Pertumbuhan positif industri properti seimbang antara sisi penjual maupun konsumen.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023 yang baru saja dirilis terlihat bahwa pada kuartal I 2023 industri properti di tanah air mendapatkan sentimen positif khususnya pada indeks harga dan permintaan baik dari sisi penjual maupun pembeli.
"Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023 menunjukkan kenaikan indeks harga properti sebesar 1,7 persen secara kuartalan pada kuartal pertama 2023 dan kenaikan indeks harga sebesar 7,1 persen secara tahunan. Kenaikan secara kuartalan dan tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada kuartal sebelumnya," jelas Marine dalam keterangan tertulis, Minggu (28/5/2023).
Marine menjelaskan, dari sisi suplai, indeks suplai pada kuartal I 2023 masih stagnan pada angka yang sama dengan kuartal sebelumnya yaitu sebesar 0,3 persen. Namun secara tahunan, indeks suplai menunjukkan kenaikan sebesar 6,6 persen.
Sementara dari sisi permintaan, indeks permintaan naik sebesar 14,5 persen secara kuartalan.
Sebelumnya, pada kuartal IV 2022, indeks permintaan turun hingga 20 persen secara kuartalan. Namun demikian, indeks permintaan pada kuartal pertama 2023 ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2022 sehingga terjadi penurunan sebesar 19,7 persen secara tahunan.
Â
Â
Â
Pasar Apartemen Bangkit
Marine menambahkan, seiring kebangkitan sektor properti di tanah air, pasar apartemen atau hunian vertikal yang sempat mengalami kelesuan di masa pandemi, kini mulai berangsur bangkit.
Pasar apartemen diproyeksikan dapat bangkit kembali ke tingkat permintaan sebelum pandemi. Tren hunian vertikal mendapatkan momentum sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023 menunjukkan adanya momentum kenaikan minat terhadap apartemen terlihat yang terjadi di wilayah DKI Jakarta.
Indeks permintaan apartemen pada kuartal pertama 2023 mengalami kenaikan sebesar 13,4 persen sementara indeks harga apartemen naik tipis sebesar 0,9 persen sedangkan indeks suplai apartemen mengalami penurunan tipis sebesar 0,4 persen.
Menariknya, di saat permintaan terhadap hunian di Jabodetabek menurun secara tahunan, permintaan terhadap apartemen di DKI Jakarta justru meningkat. Permintaan terhadap apartemen naik sebesar 15 persen secara kuartalan dan 3 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2023 ini.
Kenaikan permintaan terhadap apartemen di DKI Jakarta justru lebih tinggi dibandingkan permintaan terhadap rumah tapak yaitu sebesar 13 persen secara kuartalan dan -14 persen secara tahunan.
Â
Advertisement
Payung Hukum Semakin Jelas
Marine mengatakan bahwa adanya kenaikan permintaan terhadap apartemen tersebut didorong oleh berbagai faktor pendukung. Salah satunya adalah payung hukum di Indonesia kini semakin baik melindungi hak-hak pembeli hunian vertikal.
Aturan hukum yang mengatur hunian vertikal diantaranya adalah Undang-undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun dan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Rumah Susun.
"Aturan hukum lainnya adalah skema di mana bentuknya tidak harus hak kepemilikan yaitu dengan Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG) Satuan Rumah Susun (Sarusun) sehingga masyarakat bisa tinggal di hunian tersebut dalam jangka waktu yang cukup panjang dan dengan biaya yang terjangkau," jelas Marine.