Liputan6.com, New York - Saham Apple menguat 2,3 persen sehingga membawa kapitalisasi pasar mencapai USD 3 triliun pada Jumat, 30 Juni 2023.
Dengan kapitalisasi pasar itu, Apple menjadi satu-satunya perusahaan yang pernah mencapai tonggak sejarah itu. Kenaikan saham Apple dan saham teknologi lainnya juga mendorong indeks Nasdaq catat kinerja terbaik dalam 40 tahun.
Baca Juga
Dikutip dari CNN Money, Sabtu (1/7/2023), saham Apple naik lebih dari 2 persen ke posisi USD 193,97. Dengan 15,7 miliar saham yang beredar, harga saham itu mendorong kapitalisasi pasar cetak rekor tertinggi. Sebelumnya Apple pernah mencapai kapitalisasi pasar USD 3 triliun pada 3 Januari 2022 selama perdagangan intraday. Namun, Apple gagal pertahankan posisi tersebut.
Advertisement
Pada perdagangan Kamis, 29 Juni 2023, Apple sentuh rekor harga saham tertinggi dalam tiga hari berturut-turut tetapi hanya naik 0,2 persen. Apple dengan mudah melampaui level USD 190,73 yang dibutuhkan untuk menembus USD 3 triliun pada pembukaan perdagangan Jumat waktu setempat.
Valuasi saham Apple yang sentuh rekor tertinggi ini muncul setelah peluncuran Apple Vision Pro pada awal Juni, dan laporan laba kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan pada Mei 2023, meski penjualan dan laba merosot.
Vision Pro yang akan mulai dijual tahun depan membuat kagum jurnalis teknologi yang mendapatkan pratinjau awal perangkat augment reality. Namun, hal itu memasuki pasar yang baru lahir dengan sedikit adopsi konsumen arus utama. Apple berencana tawarkan harga USD 3.499 untuk head set yang saat ini memiliki aplikasi dan pengalaman terbatas, dan harus pengguna untuk tetap terhubung ke pakat baterai seukuran iPhone.
Lonjakan Indeks Nasdaq
Saham Apple telah naik 49 persen pada 2023 yang didorong lonjakan saham teknologi karena investor tertarik dengan kecerdasan buatan. Saham Nvidia (NVDA) memimpin S&P 500 dengan lonjakan 190 persen pada 2023 diikuti dengan saham Meta (META) sebesar 138 persen.
Indeks Nasdaq melonjak 31,7 persen pada paruh pertama 2023, membukukan kenaikan persentase paruh pertama terbesar sejak 1983.
Kesuksesan kapitalisasi pasar saham Apple pada 2023 sangat kontras dengan 2022. Pada awal 2023, kapitalisasi pasar Apple turun di bawah USD 2 triliun untuk pertama kali sejak awal 2021.
Wall street mengakhiri paruh pertama 2023 dengan catatan positif karena reli teknologi menyebabkan pasar ditutup lebih tinggi pada Juni dan kuartal II 2023.
Indeks S&P 500 naik 6,5 persen pada Juni 2023 dan catat kinerja bulanan terbaik sejak Januari 2023. Kenaikan indeks saham acuan tersebut alami pertumbuhan kuartal selama tiga kali berturut-turut, naik 8,3 persen pada kuartal II 2023. Indeks S&P 500 bertambah 15,9 persen, lebih tinggi sepanjan 2023.
Advertisement
Wall Street Kompak Menghijau
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menghijau pada perdagangan Jumat, 30 Juni 2023. Saham-saham teknologi yang melanjutkan penguatan angkat indeks acuan.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melesat 285,18 poin atau 0,84 persen ke posisi 34.407,60. Indeks S&P 500 menanjak 1,23 persen ke posisi 4.450,38. Indeks Nasdaq melesat 1,45 persen ke posisi 13.787,92.
Saham teknologi kapitalisasi besar menjadi faktor utama kenaikan indeks saham pada 2023 yang naik signifikan pada Jumat, 30 Juni 2023. Produsen chip kecerdasan buatan yang dominan dengan saham Nvidia melonjak 3,6 persen. Dengan demikian, saham Nvidia melesat 189 persen. Saham Netflix bertambah 2,9 persen. Saham Meta, Microsoft dan Amazon masing-masing naik 1,9 persen, 1,6 persen dan 1,9 persen.
Saham Apple melesat 2,3 persen sehingga membawa kapitalisasi pasar di atas USD 3 triliun. Di sisi lain, saham Nike melawan tren pasar. Saham Nike melemah 2,7 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang lebih lemah dari perkiraan.
Sementara itu, perdagangan Jumat, 30 Juni 2023 menandai hari penting bagi investor. Seiring akhir dari semester pertama 2023. Growth stock yang terpukul pada 2022 berbalik arah menguat seiring prospek kecerdasan buatan dan harapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mengakhiri pengetatan kebijakan moneternya. Hal itu menjadi katalis positif untuk saham teknologi.
Kinerja Indeks Acuan di Wall Street
Terlepas dari kenaikan yang kuat ini, sejumlah pihak di wall street prediksi volatilitas pada semester II 2023 dan kemungkinan aksi ambil untung dari investor yang diuntungkan dari reli tersebut. Analis Wells Fargo Securities, Anna Han menuturkan, hal ini ditambah dengan perubahan secara teknikal yang dapat menyebabkan indeks saham sideways.
“Secara teknikal memberi tahu reli yang dipimpin ubercap ini baru saja diperpanjang. Ini mencapai level jenuh beli. Kami yakin sudah saatnya perdagangan itu berhenti sejenak,” ujar dia.
Berikut kinerja indeks saham pada semester I 2023:
Juni 2023:
Indeks S&P 500 naik 6,5 persen, dan catat kinerja bulanan terbaiknya sejak Oktober 2022. Indeks Nasdaq melesat 6,6 persen. Dua indeks acuan tersebut membukukan bulan positif selama empat kali berturut-turut. Indeks Dow Jones bertambah 4,6 persen, dan catat bulan terbaik sejak November.
Kuartal II 2023:
Indeks S&P 500 bertambah 8,3 persen, dan catat kenaikan kuartal selama tiga kali berturut-turut, dan catat kenaikan kuartalan terbesar sejak kuartal IV 2021. Indeks Nasdaq melambung 12,8 persen. Indeks Dow Jones melesat 3,4 persen.
Semester I 2023:
Indeks S&P 500 melambung 15,9 persen pada paruh pertama terbaik sejak 2019. Indeks Nasdaq melesat 31,7 persen, dan membukukan kinerja terbaik selama semester I sejak 1983. Indeks Dow Jones melejit 3,8 persen.
Tiga indeks acuan tersebut membukukan kinerja mingguan dengan masing-masing melesat lebih dari 2 persen.
Advertisement