Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) angkat bicara mengenai kabar akan divestasi kepemilikan saham di Finnet Indonesia, unit bisnis fintech Telkom di bawah Telkom Metra.
VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko menuturkan, Telkom melalui anak perusahaan Metra, sebagai pemegang saham Finnet tengah mengkaji opsi terbaik untuk mengembangkan Finnet sebagai perusahaan jasa pembayaran digital yang terdepan. Salah satunya mendapatkan digital strategic partner yang dapat mendorong upaya yang tengah gencar dilakukkan Finnet baik sisi teknologi, kapabilitas dan expertise.
Baca Juga
"Untuk saat ini secara proses masih dalam tahap diskusi internal sehingga menjual kepemilikan pun masih belum diputuskan, masih sebagai opsi,” ujar Andri dalam keterangan resmi kepada Liputan6.com Jumat, (14/7/2023).
Advertisement
Ia menambahkan, semua kajian, langkah dan aksi korporasi yang dilakukan grup Telkom bertujuan untuk keberlangsungan perusahaan sehingga dapat memberikan value yang optimal bagi perusahaan, pelanggan dan seluruh stakeholder.
“Sebagai perusahaan yang dual listing, grup Telkom memastikan setiap aktivitas bisnis yang dijalankan telah mematuhi aturan perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG),” kata dia.
Sebelumnya dikabarkan Telkom Indonesia akan divestasi Finnet Indonesia (Finnet). Telkom Indonesia memiliki 60 persen saham Finnet melalui Telkom Metra, sedangkan sisanya dimiliki oleh Mekar Prana Indah, anak perusahaan dari Yayasan kesejahteraan pegawai Bank Indonesia.
Finnet Indonesia didirikan pada 31 Desember 2005, dan memiliki tiga portofolio produk antara lain aggregator pembayaran tagihanm, solusi pembayaran online, dan pembayaran tagihan. Finnet memiliki berbagai lisensi dari Bank Indonesia antara lain transfer dana, payment gateway, e-money, debit dan QRIS.
Telkom Indonesia Bidik 1 Juta Pelanggan Lewat FMC Telkomsel-IndiHome
Sebelumnya, emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom membidik 1 juta pelanggan baru dari fixed mobile convergence (FMC) Telkomsel-IndiHome.
SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan, pihaknya menargetkan penambahan jumlah pelanggan melalui FMC.
"Sampai saat ini pelanggan IndiHome itu ada 9,2 juta pelanggan. Dengan adanya FMC tentunya kami berharap tahun ini bisa lebih dari 1 juta pelanggan IndiHome bertambah lagi," kata Reza saat ditemui di Jakarta, Kamis (6/7/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia Andri Herawan Sasoko mengatakan, perseroan optimistis dapat meningkatkan kinerja usai IndiHome dikelola Telkomsel.
"Diharapkan begitu karena IndiHome ke Telkomsel diharapkan revenuenya naik kemudian Telkom fokus B2B diharapkan membuat peluang-peluang baru capexnya bisa ditekan karena Indihome ke Telkomsel," kata Andri.
Sebagai informasi, paket gabungan terbaru dari Telkomsel IndiHome yang akan diluncurkan pada 21 Juli 2023.
Advertisement
Spin Off IndiHome ke Telkomsel Rampung 1 Juli 2023, Telkom Indonesia Gelar Buyback Saham
Sebelumnya, emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) akan melakukan buyback saham (pembelian kembali) dalam rangka pemisahan tidak murni (spin-off) segmen usaha IndiHome kepada PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dengan harga Rp 3.921 per saham. Telkom Indonesia bakal merogoh kocek sekitar Rp 5 miliar.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia Heri Supriadi menuturkan, perseroan telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2022 (RUPST) di mana salah satu agenda terkait dengan persetujuan atas rencana pemisahan segmen usaha IndiHome kepada PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Akan tetapi, pada agenda tersebut terdapat pemegang saham yang tidak setuju atas rencana pemisahan segmen usaha IndiHome.
Para pemegang saham publik perseroan yang berhak untuk meminta agar sahamnya dibeli oleh perseroan adalah mereka yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 5 Mei 2023 serta hadir dalam RUPST.
Selain itu, pemegang saham telah memberikan suara tidak setuju tentang rencana pemisahan segmen usaha IndiHome, dan telah meminta sahamnya untuk dibeli kembali dan menyampaikan formulir pernyataan kehendak untuk menjual saham sesuai dengan tata cara yang disampaikan.
"Apabila terdapat pemegang saham perseroan yang meminta sahamnya dibeli oleh Perseroan, namun tidak memenuhi syarat sebagaimana disebut sebelumnya, maka pemegang saham tersebut tidak berhak untuk meminta sahamnya dibeli oleh perseroan. Pemegang saham yang mengajukan pembelian kembali saham oleh perseroan diminta untuk menunjukkan bukti kepemilikannya yang sah atas saham perseroan," kata Heri dalam keterbukaan informasi, ditulis Selasa (6/6/2023).
Meski demikian, Telkom Indonesia belum dapat merinci setiap nama pemegang saham yang menyatakan ingin sahamnya dibeli oleh perseroan. Adapun, dalam ringkasan risalah RUPST sebanyak 1,29 juta atau 0,0014 persen tidak setuju atas rencana pemisahan segmen usaha IndiHome kepada Telkomsel.
Buyback dengan Harga Rp 3.921 per Saham
Dengan jumlah saham tersebut dan harga yang telah ditentukan sesuai rata-rata dari harga penutupan perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 90 hari kalender sebelum pengumuman rancangan pemisahan dan keterbukaan informasi kepada masyarakat terkait pemisahan segmen usaha IndiHome perusahaan perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar Rp 3.921 per saham. Alhasil, Telkom akan melakukan buyback saham sebanyak-banyaknya Rp 5,09 miliar.
Sementara itu, Telkom Indonesia menyebut estimasi pemisahan IndiHome ke Telkomsel bakal rampung pada 1 Juli 2023.
"Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha perseroan,” ujar dia.
Advertisement