Laba Bersih BNI Tembus Rp 10,3 Triliun hingga Semester I 2023

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mencatatkan laba bersih tumbuh 17 persen hingga semester I 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Jul 2023, 18:36 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2023, 18:36 WIB
Laba Bersih BNI Tembus Rp 10,3 Triliun hingga Semester I 2023
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI membukukan penyaluran kredit tumbuh 4,9 persen hingga semester I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mencatatkan laba bersih Rp 10,3 triliun hingga semester I 2023. Laba tersebut naik 17 persen secara tahunan (year on year/yoy). 

"Laba bersih tumbuh 17 persen yoy mencapai Rp 10,3 triliun," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).

Sejalan dengan itu, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 5,1 persen yoy menjadi Rp20,6 triliun pada semester I 2023. 

Dalam periode tersebut, penyaluran kredit BNI meningkat 4,9 persen yoy menjadi Rp 650,8 triliun hingga semester I 2023 dari Rp 620,42 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun penurunan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross menjadi 2,5 persen pada semester I 2023.

Dana pihak ketiga (DPK) menyentuh angka Rp 765 triliun pada semester I 2023 atau naik 10,6 persen yoy. Lalu, dana murah (current accounts savings accounts/CASA) turut meningkat 11,1 persen yoy menjadi Rp 532,34 triliun hingga Juni 2023. Dengan demikian, aset perseroan meningkat 8,3 persen yoy, yakni sebesar Rp 1.025,09 triliun hingga akhir Juni 2023.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 25 Juli 2023, saham BBNI stagnan di posisi Rp 9.025 per saham. Saham BBNI dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 9.050 per saham. Saham BBNI berada di level tertinggi Rp 9.125 dan terendah Rp 9.025 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.899 kali dengan volume perdagangan 255.619 lot saham. Nilai transaksi Rp 231,9 miliar.

 

 

Jurus BNI Tangkap Devisa Hasil Ekspor Masuk ke Indonesia

Gedung BNI
Gedung BNI (Dok: BNI)

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI akan memanfaatkan momentum penempatan devisa hasil ekspor dalam negeri untuk penguatan dana valuta asing.

Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang mewajibkan devisa hasil ekspor (DHE) minimal 30 persen ditempatkan ke dalam sistem keuangan Indonesia selama minimal tiga bulan.

Aturan devisa hasil ekspor ini akan berlaku mulai 1 Agustus 2023, dan diperuntukkan bagi barang ekspor, salah satunya dari sektor perikanan.

Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 tentang DHE Dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam (SDA).

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menuturkan, BNI siap mendukung implementasi PP terbaru terkait DHE SDA ini. Perseroan yakin PP ini akan memberikan dampak positif kepada sistem keuangan Indonesia dan kepada BNI, karena keharusan penempatan dana di dalam negeri dapat menambah likuiditas valas di perbankan.

"Adanya aturan bahwa eksportir akan menyimpan dana DHE SDA sebanyak 30 persen pada rekening di Dalam Negeri dengan minimal penempatan selama 3 bulan, harapannya adalah dana tersebut dapat tetap berada di bank dan dapat menambah likuiditas valas bank," kata dia dalam keterangan resminya, Rabu (19/7/2023).

Dia bilang, perseroan saat ini telah memperkuat sistem digital treasury sehingga dapat mengakomodir kebutuhan transaksi yang cepat dari para eksportir. Di samping itu, perseroan juga tengah menyiapkan program untuk dapat menarik lebih banyak penempatan dana DHE dari para eksportir.

"Tentunya, kombinasi sistem dan program akan kami jalankan untuk dapat mensukseskan program pemerintah ini. Pada awal Agustus, kami juga akan mulai melakukan banyak pertemuan dengan para eksportir agar implementasi program pemerintah ini menjadi lebih optimal," kata dia.

 

 

Program BNI Xpora

ATM BNI di Hong Kong
ATM BNI di Hong Kong

Okki menyampaikan bahwa BNI adalah bank milik negara yang proaktif dalam mendorong ekspor melalui program BNI Xpora. BNI membangun basis produksi yang kuat bagi pelaku UMKM agar mereka dapat naik kelas dan Go Export.

Dengan proses yang cepat, persyaratan yang mudah, dan biaya yang kompetitif, BNI mampu memenuhi kebutuhan transaksi dan pembiayaan bagi para eksportir dalam negeri.

Melalui jaringan kantor luar negeri di 7 negara, BNI juga berhasil membentuk komunitas diaspora yang menjadi penghubung antara produk UMKM dan pembeli di seluruh dunia.

"Tentunya, semua hal ini dapat terwujud berkat dukungan yang konsisten dari Kementerian BUMN yang terus mendorong BNI untuk membantu UMKM naik kelas dan Go Ekspor, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan kinerja ekonomi Indonesia," ujar dia.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya